Jamalida Begum, Kesaksiannya Atas Pemerkosaan Dipelintir Penerjemah

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANews.com, Myanmar – Jamalida Begum, korban pemerkosaan yang dilakukan oleh Serdadu Myanmar mendapat sanggahan dari pemimpin Myanmar, yang juga salah seorang pembela Hak Azasi Manusia, Aung San Suu Kyi.

Aung San Suu Kyi membantah tudingan yang dilontarkan terkait adanya pemerkosaan yang dilakukan oleh Serdadunya yang dikirim  ke Utara Negara Bagian Rakhine dengan tujuan ‘operasi pembersihan’ setelah polisi Myanmar mendapat serangan dari para milisi kaum Rohingya pada 9 Oktober 2016 lalu, yang menewaskan sembilan orang polisi dan melucuti persenjataan mereka.

Suu Kyi pun membentuk sebuah tim untuk melakukan investigasi atas kejadian tersebut. Dan tim tersebut pun tiba di Pyaung Pyaik pada 11Desember 2016.

Ketika tim tersebut menjumpai Jamalida, ia merasa ragu untuk menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Namun salah seorang anggota tim, Dr Thet Thet Zin, ketua Federasi Urusan Perempuan Myanmar, dan merupakan satu-satunya perempuan dalam tim tersebut, berhasil membujuk Jamalida.

“Kami tidak akan mencelakai Anda, bawa ke mari para perempuan yang diperkosa dan disiksa. Jadi saya pergi ke sana dan menceritakan segalanya dan mereka merekamnya,” ungkap Dr Thet Thet Zin, seperti dikisahkan oleh Jonah Fisher, seorang wartawan BBC yang melakukan pantauan di Myanmar, Sabtu (11/3).

Dikisahkan bahwa komunikasi yang dilakukan oleh Jamalida dan tim investigasi tersebut telah direkam dan kemudian rekaman video tersebut ditayangkan dalam stasiun televisi Pemerintah Myanmar. Ada hal yang tidak wajar dalam penayangan tersebut, di mana Jamalida mendapat intimidasi oleh penerjemah dan stasiun televisi pemerintah Myanmar tidak menerjemahkan perkataan jamalida dalam bahasa Rohingya kepada tim investigasi.

Seperti dikisahkan, bahwa sangat jelas Jamalida telah menceritakan secara rinci semua bukti terkait peristiwa pemerkosaan tersebut. Jamalida menceritakan ada tiga orang perempuan dibawa ke dalam semak-semak oleh beberapa orang serdadu.

“Apakah Anda melihat para perempuan itu diperkosa atau tidak?,” tanya penerjemah itu.

“Saya tidak melihatnya,” jawabnya.

“Artinya mereka tidak benar telah diperkosa,” penerjemah membalas dengan intimidasi.

“Antara ya dan tidak. Tapi saya melihat darah mereka mengalir dari sini,” tunjuk Jamalida ke arah paha.

“Jangan katakan itu, jangan katakan itu, jangan katakan mereka berdarah, katakan saja apakah kamu melihat mereka diperkosa atau tidak,” penerjemah itu mendikte apa yang harus dikatakan Jamalida.

Lalu penerjemah tersebut mengatakan kepada tim penyelidik bahwa Jamalida tidak melihat ketiga perempuan itu diperkosa.

Jamalida juga menceritakan bahwa para serdadu telah membawa, melucuti pakaian, dan melakukan pelecehan terhadap dirinya. Dia mengatakan “hanya tangan” tapi tidak menyebut pemerkosaan.

Dan penerjemah pun megatakan kepada tim tersebut bahwa Jamalida tidak mengalami pemerkosaan. Dan kemudian permasalahan menjadi rumit.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini