Indri Didor Polisi, Imel: Aku Mau Bunuh Diri di Kantor Polisi Ini

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Dhabit Barkah Siragar

MUDANews.com, Medan(Sumut) – “Aku mau bunuh diri di kantor polisi ini,” seperti itulah ungkapan Imelda Silitonga alias Imel (35) saat mengetahui adiknya, Indri Silitonga (32), warga Jalan Pahlawan No 57, Kelurahan Brayan Kota, Medan ditembak petugas di bagian kaki kanannya.

Imel menjerit histeris sembari meneteskan air matanya, saat adiknya dikeluarkan petugas dari ruang tahanan Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Medan Barat, Jalan Budi Pembangunan II, Kecamatan Medan Barat guna keperluan ekspos kasus kepada awak media, Selasa (21/2) sore.

“Aku mau bunuh diri di kantor polisi ini. Aku mau bunuh diri karena kalian fitnah adik ku. Tolonglah adik ku. Kejam fitnah itu. Kakinya ditembak, pelakunya udah lari,” teriak Imel saat ditarik oleh keluarganya.

Imel menjelaskan, saat kejadian penganiayaan itu berlangsung di Jalan Mayor, Medan, Jum’at (10/2) sekitar pukul 03.30 WIB lalu, Indri hanya melerai pertikaian antara Bustami (22) dan Ikhwan Arifuddin (40), warga Dusun II, Jalan Sei Balai, Batu Bara. Dari pertikaian itu, Imel mengatakan, jika Bustami menikam Ikhwan menggunakan ekor Ikan Pari. Akibatnya, Ikhwan mengalami kondisi luka tusuk yang cukup parah, sehingga harus dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Martha Friska. Kemudian, Ikhwan dirawat di kampung asalnya, Batu Bara. Esoknya, Sabtu (11/2) karena luka yang diderita cukup parah, korban pun akhirnya mengehmbuskan nafas terakhirnya.

“Sebenarnya bukan adik ku yang melakukannya. Ada yang nampak, si Bustami nikam korban pake ekor ikan Pari,” sebutanya sembari mengukur panjang ekor Pari menggunakan kedua tangannya.

Tidak hanya itu, ibu dari Imel, Nurlela Tanjung atau yang akrab disapa Mami (62), juga membenarkan peristiwa penikaman itu bukan dilakukan oleh anaknya. Melainkan, tersangka Bustami.

“Bustami yang menikam ini. Ada tiga kali dia nikam. Jadi udah ditikamnya dibaloknya lagi. Anak saya cuma melerai aja,” kata Mami.

Lalu, sambung pemilik Kafe di seputaran Pasar Brayan itu, mengatakan, jika pertikaian tersebut bermula karena masalah parkir. Belum lagi ditambah dengan permasalahan asmara. Sehingga, Bustami nekad melakukan penganiayaan itu.

Mami mengakui, jika Bustami sudah lima bulan tinggal di Kafe yang dia kelola. Dalam orientasinya, Mami menceritakan, Bustami sering terlibat masalah dengan Ikhwan.

“Ini masalah parkir. Mau dicuri kereta. Masalah perempuan juga ada. Cemburu, tiap hari mereka berantam gara-gara cemburu. Cuma si Bustami ini aja yang punya gendak. Dia sering bawa gendaknya di kamarnya. Sudah itu di kamarnya ada banyak bong. Jadi Mami usir karena Mami takut,” akunya.

Secara terpisah, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Medan Barat, Kompol Victor Ziliwu dalam siaran persnya membenarkan, jika penganiayaan itu dilakukan oleh Indri. Sementara itu, petugas kepolisian yang di bawah naungan Victor, masih memburu tersangka Bustami.

“Pada hari Selasa tanggal 21 Februari 2017, sekitar pukul 04.00 WIB. Telah ditangkap seorang laki-laki  sesuai dengan SPKAP yang bernama Indri Silitonga, di Jalan Bambu, Gang Bunga Raya, Pasar lV, Helvetia Labuhan Deli. Setelah pelaku bernama Indri Silitonga tidak dapat melarikan diri selanjutnya Unit Reskrim memboyong pelaku ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan, untuk di lakukan perawatan,” kata Victor.

Atas perbuatannya, tersangka terancam dikenakan Pasal 351 jo 170 ayat (3).

Dari tersangka, didapatkan barang bukti sebilah balok ukuran 1 meter lebih, juga sepasang sepatu. [jo]

- Advertisement -

Berita Terkini