Pengamat : Dirut Bank Sumut Fokus Kinerja Keuangan dan IPO Tunggu Waktu Tepat

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Setelah Dirut baru Bank Sumut Babay Parid Wazdi resmi dilantik, tentunya wajar saja kalau masyarakat mempertanyakan terkait dengan rencana Initial Public Offering (IPO) Bank Sumut, setelah sebelumnya IPO Bank Sumut dibatalkan.

“Saya menilai IPO Bank Sumut jika dilakukan di tahun ini, tentunya bukan waktu yang tepat. Terlebih banyak perusahaan yang IPO di tahun ini harga sahamnya justru terpuruk,” kata Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin di Medan, Rabu (5/7/2023).

Benjamin mengatakan ada sekitar 50% dari total saham IPO yang kinerjanya anjlok cukup dalam, sementara sisanya hanya naik tipis, dan ada yang stagnan. Berkaca dari IPO saham di tahun 2023 tersebut, tentunya IPO bank Sumut jika dipaksakan di tahun ini menghadapi banyak tantangan.

Kalau IPO tetap dipaksakan juga, Benjamin kuatir peminatnya menurun. IPO bisa tidak mencapai target penyerapan dana seperti yang diharapkan. Jadi kalau masih berniat untuk melakukan IPO di tahun ini saya menilai lebih baik lupakan saja dulu.

“Fokus saja pada perbaikan kinerja keuangan Bank Sumut. Saya menilai ada dua faktor utama yang membuat IPO kurang tepat jika dilakukan di tahun ini,” kata Benjamin.

Usaha Gadai Swasta
Gunawan Benjamin (Foto: Istimewa)

Dijelaskannya, pertama, karena pasarnya belum begitu mendukung. Dinamika pasar keuangan global sedang tidak baik baik saja. IHSG sendiri juga brgerak terbatas di kisaran 6.630 hingga 6.730 belakangan ini.

“Fundamental ekonomi di banyak Negara khususnya Negara besar maupun maju tengah terancam resesi dan sebagian melambat serius,” kata Benjamin.

Padahal, ujarnya, kinerja pasar saham tidak bisa dilepaskan dengan kinerja ekonomi di suatu Negara. Karena kinerja emiten di pasar saham merefleksikan fundamental ekonomi di suatu Negara.

“Ditambah lagi kinerja harga komoditas unggulan tanah air melemah harganya belakangan ini. Belum lagi berbicara kinerja saham sektoral, yang lebih banyak dipengaruhi belanja masyarakat,” kata Benjamin.

Di sisi lainnya, sambung Benjamin, belanja masyarakat terbebani inflasi seiring dengan kenaikan bunga acuan yang diperburuk dengan kenaikan biaya input produksi.

Dikatakan Benjamin, kedua, Bank Sumut juga belum membutuhkan modal besar untuk operasionalnya. Dengan kondisi ekonomi Sumut yang mengalami perlambatan belakangan ini.

“Saya menilai jika Bank Sumut berekspansi dengan memanfaatkan modal dari IPO, ini bisa berdampak buruk bagi Bank Sumut,” kata Benjamin.

Kang Farid Dirut Bank Sumut
Direktur Utama Bank Sumut, Babay Parid Wazdi (Foto: Istimewa)

Lebih jauh Benjamin menjelaskan, kalau ekspansinya adalah dengan menggenjot penyaluran pembiayaan. Ini bisa memperburuk kinerja Bank Sumut, mengingat aktifitas ekonomi belakangan ini justru berupaya mengurangi ketergantungan modal atau pinjaman seiring melambatnya pertumbuhan ekonomi.

“Kalau ekspansinya adalah pembiayaan konsumer (captive market), maka target indikatif IPO Rp.1 Triliun itu juga belum tentu dibutuhkan,” jelas Benjamin.

Benjamin juga menambahkan jika ekspansinya adalah pengembangan layanan digital. Maka investasinya besar, dan capaian laba Bank Sumut berpeluang tidak optimal.

“Jadi sebaiknya lupakan saja dulu IPO, waktu yang tepat untuk IPO dengan sendirinya nanti juga akan kelihatan. Ditengah situasi ekonomi global yang terguncang saat ini, utamakan Bank Sumut bertahan dari guncangan,” tandasnya. (Arda)

- Advertisement -

Berita Terkini