Rupiah, IHSG dan Harga Emas Masih Dibayangi Tekanan Selama Sepekan Kedepan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Pasar keuangan lagi-lagi menghadapi spekulasi kemana arah kebijakan bank Sentral AS nantinya. FOMC minutes yang menjadi gambaran terkait dengan situasi ekonomi AS, dan spekulasi kebijakan besaran suku bunga acuan AS turut menjadi sorotan nantinya.

“FOMC minutes yang akan di gelar pada hari Kamis belum bisa digambarkan, apakah akan menjadi kabar baik bagi pasar keuangan di tanah air atau justru sebaliknya,” kata Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan Sumatera Utara, Minggu (21/5/2023).

Benjamin menjelaskan karena sejauh ini kita masih menebak diantara banyak data atau angka yang bisa menjelaskan bahwa suku bunga acuan global bisa bergerak di dua arah. Yakni dengan menyisahkan kenaikan lanjutan, atau berhenti disini dan turun di waktu yang akan datang. Masih ada ketidakpastian, sehingga pelaku pasar nantinya lagi lagi akan kembali dihadapkan dengan potensi kinerja pasar keuangan yang bergerak volatile tanpa arah yang bisa diprediksi secara akurat.

“Mata uang rupiah dan harga emas di pekan kemarin sudah membuktikan bahwa spekulasi kenaikan bunga acuan The Fed lebih mendominasi saat ini. Jadi selama sepekan kedepan, mata uang rupiah dan harga emas berpeluang tetap berada dalam tekanan. Meskipun tekanan itu nantinya akan dibatasi oleh beberapa sentiment teknikal yang akan menahan rupiah dan harga emas tidak turun terlalu dalam,” kata Benjamin.

Untuk harga emas yang saat ini, jelas Benjamin, bertengger di level $1.977 pe rons troy, selama sepekan kedepan berpeluang ditransaksikan dikisaran $1.930 hingga $2.000 per ons troynya. Untuk mata uang rupiah. Sementara mata uang Rupiah berpeluang untuk melemah hingga ke level 15.000 per US Dolar. Dan posisi terkuat rupiah akan ada berada di kisaran 14.800 hingga 14.850 selama sepekan kedepan.

“Untuk kinerja bursa saham, secara teknikal sangat berpeluang untuk terkoreksi. Sejauh ini IHSG berhenti di level psikologis 6.700. Dan berpeluang untuk turun jika tidak mampu menembus level resisten tersebut. Saya melihat IHSG akan bergerak dalam rentang 6.600 hingga 6.730 di pekan ini. Dan sejumlah kinerja emiten khususnya dari sektor komoditas energy seperti batubara harganya melanjutkan penurunan,” imbuhnya.

Untuk sektor lainnya, tambahnya, seperti transportasi maupun sawit juga berpeluang untuk terkoreksi. Sementara saham emiten keuangan berpeluang bergerak sebaliknya. Terlebih jika ada perubahan terkait dengan spekulasi kebijakan suku bunga acuan. Di sisi lain, kinerja pasar saham global turut menjadi barometer pergerakan bursa saham di tanah air selama sepekan kedepan. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini