Sejumlah Saham Emiten Perkebunan Sawit Membaik, Rupiah dan IHSG hingga Harga Emas Menguat

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Ketidakpastian masih membayangi kinerja pasar keuangan. Sejumlah sentimen eksternal masih belum mampu mengkonfirmasi arah kebijakan suku bunga acuan global. Data ketenagakerjaan di AS yang baru dirilis menunjukan bahwa sektor ketenagakerjaan masih akan tetap mendorong kemungkinan Bank Sentral AS menaikkan bunga acuannya. Dan pelaku pasar masih menanti rilis data inflasi yang akan menjadi katalis pasar selanjutnya.

“Data inflasi tersebut telah memicu terjadinya penurunan pada mayoritas bursa saham di Asia. Namun berbeda dengan IHSG yang ditutup di zona positif selama dua hari perdagangan terakhir, dan pada hari ini IHSG ditutup naik 0.47% di level 6.811,90. Dan IHSG sendiri selama sesi perdagangan hari Rabu ini mampu diperdagangkan di teritori positif sejak sesi pembukaan,” jelas Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Rabu (10/5/2023).

Sementara itu, kata Benjamin, penurunan harga sawit (CPO) yang terjadi belakangan ini telah memicu penurunan kinerja sejumlah emiten perkebunan (sawit) di bursa saham. Jika membandingkan harga dalam satu bulan terakhir perdagangan, sejumlah saham seperti AALI, LSIP, SGRO, MGRO dan sejumlah emiten berbasis perkebunan sawit lainnya masih membukukan kinerja negatif.

“Meskipun di beberapa hari perdagangan terakhir mengalami pemulihan. Dan harga CPO sendiri dalam satu bulan terakhir sempat diperdagangkan di level terendah di kisaran 3.300 ringgit per ton. Dan saat ini harga CPO ditransaksikan di kisaran level 3.734 ringgit per tonnya. Jadi fluktuasi pada harga saham sawit belakangan ini bergerak beriringan dengan harga komoditass CPO itu sendiri,” jelasnya.

Di sisi lainnya, kata Benjamin, kinerja mata uang rupiah juga masih mampu bergerak stabil di kisaran 14.719 per US Dolar. Rupiah mampu menguat tipis terhadap US Dolar. Mata uang US Dolar sendiri masih diselimuti oleh banyak kabar negatif yang menempatkan pemerintah AS dalam posisi sulit. Dimana AS akan dihadapkan kepada dilema, apakah akan menaikkan bunga acuan lagi atau justru berhadapan dengan resesi.

“Dan seiring dengan masih berlanjutnya krisis perbankan di AS, harga emas dunia bergerak cukup stabil selama perdagangan di pekan ini. Harga emas masih mampu bertahan di atas $2.000 per ons troy, dan sejauh ini masih mampu bertahan di kisaran $2.030 per ons troy, atau di kisaran 963 ribu per gramnya,” pungkasnya. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini