Badai Belum Berlalu, Krisis Perbankan Masih Hantui Pasar Keuangan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Dampak kebangkrutan dari sejumlah perbankan di Amerika Serikat dan Eropa masih akan menjadi sentiment yang menakutkan bagi pasar keuangan selama sepekan kedepan. Pasalnya Bank Sentral AS nantinya akan menentukan besaran bunga acuan, yang menjadi tonggak baru kebijakan The FED setelah terjadi prahara pada perbankan AS.

“Kebijakan tersebut sangat penting, mengingat dampak dari kenaikan suku bunga acuan selama ini telah membuat industri perbankan AS mengalami masalah. Dan sangat berpeluang menjalar dan memicu terjadinya krisis perbankan global. Ada ancaman besar dimana krisis perbankan yang sudah terjadi, namun disisi lain target pengendalian inflasi di AS belum mencapai sasarannya di 2%,” kata Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Minggu (19/3/2023).

Benjamin menabahkan sehingga The FED akan berada dalam posisi sulit untuk menentukan pilihan yang sama memberikan dampak buruk bagi perekonomian. Tidak menaikkan bunga acuan berarti membiarkan inflasi tetap tinggi, dan menaikkan bunga acuan justru bisa berdampak serius pada kemungkinan rentetan masalah krisis perbankan yang baru. Walaupun sejauh ini saya memperkirakan The FED masih akan menaikkan bunga acuan sebesar 25 basis poin.

“Dan jika di pekan ini The FED masih menyuarakan kemungkinan kenaikan bunga acuan, dengan mengabaikan krisis perbankan yang sudah terjadi. Maka bukan tidak mungkin tekanan yang lebih besar akan terjadi paada pasar keuangan global. Dan di titik ini saya juga turut meragukan apakah BI akan tetap pada komitmen diawal untuk tidak menaikkan bunga acuan, atau justru berubah haluan,” kata dia.

Benjamin mengungkapkan pasar keuangan khususnya pasar saham (IHSG) masih berpeluang mengalami tekanan sepekan kedepan. Saya menilai level psikologis 6.500 sangat berpeluang untuk kembali diuji nantinya. Sementara itu mata uang rupiah masih akan berpeluang bergerak dalam rentang 15.350 hingga 15.450 per US Dolarnya. Dan harga emas diproyeksikan akan bergerak dalam rentang $1.870 hingga $1.950 per ons troy nya.

“Saat ini kita tengah diuji untuk melihat bagaimana rasionalitas hubungan antara krisis perbankan di Negara lain, terhadap kinerja pasar keuangan di tanah air. Sekalipun kita sejauh ini masih masih terhindar dari gejolak yang sama. Akan tetapi, bukan berarti dampak buruk dari krisis perbankan tersebut sudah selesai. Karena kebijakan menaikkan bunga acuan, sejatinya akan mendorong pada kemungkinan masalah fundamental ekonomi lain, yang memang menjadi korban dari kenaikan bunga acuan itu sendiri,” kata Benjamin. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini