Anggota Fraksi PAN DPRD Tapsel Temukan Program PT AR yang Gagal Total

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Tapanuli Selatan –  Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Tapanuli Selatan (Tapsel), H Mahmud Lubis kembali menemukan program PT Agincourt Resouces (AR), yang gagal total.

“Kali ini program PT AR yang gagal itu adalah berkenaan dengan pembinaan terhadap Kelompok Tani Makmur Jaya di Desa Bandar Hapinis, Kecamatan Muara Batang Toru,” ungkap Mahmud, Minggu (22/1/2023).

Menurut Mahmud, program yang mengalami kegagalan itu, keinginan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan melakukan pembudidayaan (penanaman kunyit) dan pembuatan jamu kunyit.

“Dari pengakuan sejumlah warga dan tokoh masyarakat yang saya temui di Desa Bandar Hapinis, semuanya menyatakan, program PT AR ini mengalami kegagalan alias tidak mampu meningkatkan perekonomian masyarakat,” sebut Mahmud.

Seperti disampaikan tokoh masyarakat Desa Bandar Hapinis, Kecamatan Muara Batangtoru, Syafri Siregar yang juga mantan pengurus Lembaga Konsultasi Masyarakat Martabe (LKMM) yang dibentuk PT AR sebagai penyambung aspirasi masyarakat 15 desa lingkar tambang.

Menurut Syafri, program pembudidayaan kunyit pada awal-awalnya disambut antusias dan anggotanya pun lumayan banyak, berjumlah 62 orang. Namun, saat ini anggotanya hanya 4 orang.

“Jadi, pada prinsipnya proyek PT AR ini sudah terbukti gagal dan sama sekali belum berperan dalam membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat,” ujarnya.

Seharusnya, kata Syafri, kalau PT AR serius untuk menyukseskan program penanaman kunyit ini, diturunkan tim dari PT AR untuk melakukan pembinaan secara intensif dan berkesinambungan.

Dalam hal ini, dia menilai, dalam memberikan bantuan kepada masyarakat, pihak PT AR tidak full dan serius untuk melaksanakannya. Padahal, pembudidayaan itu merupakan program unggulan PT AR.

Namun, praktik di lapangan, cara-cara yang ditempuh PT AR, tidak profesional. “Seharusnya kelompok tani yang berjumlah 62 orang itu dibina dengan baik,” tegasnya.

Sedangkan, tokoh agama Desa Bandar Hapinis, Ayub Ansori Nasution, yang rumahnya berdekatan dengan lokasi penanaman kunyit menyebutkan, kebun kunyit tersebut saat ini, terbengkalai.

Program PT AR ini layak disebut kurang perawatan dan telantar. “Pihak tambang (PT AR) terkesan tidak melakukan upaya serius untuk menjaga dan merawat tanaman kunyit itu,” ungkapnya.

Hal senada dikemukakan mantan Kepala Desa Bandar Hapinis 2007-2016, Mantaruddin Nasution. “Program PT AR yang membina Kelompok Tani Makmur Jaya, gagal total,” tegasnya.

“Kalaupun ada pihak PT AR yang datang memantau kebun kunyit ini, hanya sekadar melihat-lihat. Sedangkan, hasilnya tidak dirasakan masyarakat,” ungkapnya.

Anehnya, walaupun sudah terbukti gagal, pihak PT AR tetap hadir berkunjung ke lahan itu, dan memberi kesan seolah proyek itu berhasil. “Ini kan sama saja dengan pemborosan dan upaya melakukan pembohongan publik,” kata Mantaruddin.

Begitu juga dengan keberadaan Lopo Sehat yang dibangun pihak tambang, sama sekali tak berfungsi. “Sebab, saya perhatikan tidak ada yang singgah, minum di lopo (kedai) itu,” ungkapnya.

Pada bahagian lain, Mantaruddin mengungkapkan, dirinya terpilih sebagai kepala desa pada 2007, tapi baru 2010 hingga 2013 pihak PT AR berkecimpung di Desa Bandar Hapinis dan meminta bantuan kepala desa meyakinkan masyarakat terkait sosialisasi pembuangan limbah ke Sungai Batang Toru.

Namun, program pembuangan limbah ini juga mengalami kegagalan. “Karenanya masyarakat Kecamatan Batang Toru dan Muara Batang Toru berbondong-bondong ke perusahaan untuk menolak pembuangan limbah tersebut,” ujarnya. (tim)

 

- Advertisement -

Berita Terkini