3 Hari Setelah Tahun Baru, Rupiah dan IHSG Melemah, Harga Emas Menguat

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Kinerja bursa saham di pekan ini masih lebih buruk dibandingkan dengan penutupan akhir tahun.

“Di pekan ini, IHSG pada dasarnya sempat ditutup menguat selama dua hari perdagangan di awal pekan. Namun penutupan IHSG pada perdagangan hari ini yang terkoreksi 1.1% di level 6.813,24, menghapus penguatan selama dua hari sebelumnya,” jelas Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan Sumatera Utara, Rabu (4/1/2022).

Bahkan, jelas Benjamin, kinerja IHSG pada hari ini lebih rendah dibandingkan dengan realisasi IHSG pada penutupan akhir tahun di level 6.850. Pelemahan IHSG tersebut menunjukan bahwa tidak ada January effect yang kerap membuat IHSG mengalami kenaikan di awal tahun.

“Pelaku pasar masih terus mengamati perkembangan situasi terkini, seiring dengan gambaran ekonomi di tahun 2023 yang tidak sebaik tahun sebelumnya,” kata Benjamin.

Sementara itu, lanjutnya, kinerja mata uang rupiah juga terpantau sedikit mengalami pelemahan dibandingkan dengan kinerja pada akhir tahun kemarin. Bahkan selama perdagangan di pekan ini, rupiah sempat melemah mendekati level 15.650 per US Dolarnya.

“Dan pada perdagangan sore ini ditransaksikan di kisaran 15.585 per US Dolar. Lebih buruk dibandingkan dengan kinerja di akhir tahun yang sempat di kisaran 15.560 per US Dolar,” sambung Benjamin.

Nah, lebih jauh Benjamin juga mengatakan kondisi berbeda justru ditunjukan oleh harga emas. Selama pekan ini emas secara meyakinkan bergerak menguat.

“Sejauh ini emas di transaksikan di kisaran harga $1.860 per ons troy, lebih baik dibandingkan dengan kinerjanya di akhir tahun yang berada di kisaran $1.816 per ons troy nya. Jika dirupiahkan harga emas saat ini berada dikisaran 934 ribu per ons gram nya,” jelas Benjamin.

Lanjut Benjamin, fluktuasi pada pasar keuangan maupun harga emas menanti risalah yang akan disampaikan oleh Bank Sentral AS atau The FED menjelang akhir pekan. Sejauh ini pelaku pasar masih wait and see seraya menunggu arah kebijakan Bank Sentral AS di tahun 2023 ini.

“Meski demikian, saya berpendapat bahwa negara besar yang diproyeksikan akan masuk dalam jurang resesi masih tidak akan selamat dari kemungkinan tersebut,” ujar Benjamin.

Menurut Benjamin, gambaran perekonomian di 2023 dinilai tidak akan begitu menguntungkan bagi pasar saham, terkecuali untuk harga emas.

“Dan pelaku pasar sebaiknya berhati hati dengan segala kemungkinan dan cepat beradaptasi seiring dengan ketidakpastian ekonomi yang masih menghantui,” pungkas Benjamin. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini