Rapat Dewan Gubernur BI Akan Jadi Fokus Pasar Selanjutnya, Rupiah Diproyeksikan Stabil

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Fokus pelaku pasar akan kembali tertuju pada rapat dewan Gubernur BI pada hari kamis mendatang. Dimana Bank Indonesia besar kemungkinan akan menaikkan besaran bunga acuan dalam rentang 0 hingga 0.25%, artinya masih ada kemungkinan BI tidak menaikkan besaran bunga acuan nantinya. Jika melihat pergerakan mata uang Rupiah yang mengalami pemulihan di akhir pekan sebelumnya, maka tanpa kenaikan bunga acuan Rupiah diperkirakan masih cukup stabil selama sepekan kedepan.

Hal itu dijelaskan Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Minggu (18/12/2022).

“Kinerja mata uang rupiah diproyeksikan akan tetap mampu bertahan di bawah 15.750 per US Dolar. Terlebih ika USD Indeks juga masih berada di bawah level 105. Namun untuk kinerja indeks bursa saham kondisinya akan berbeda. Akhir pekan kemarin bursa di AS mengalami tekanan seiring dengan kekuatiran resesi yang kian besar,” imbuhnya.

Benjamin menambahkan, sehingga potensi koreksi atau tekanan pada pasar saham masih berpeluang terjadi, dimana level psikologis 6.600 akan menjadi level resisten selanjutnya. Kinerja IHSG sendiri juga relatif tidak baik pada pekan sebelumnya, meskipun secara poin to poin menguat di akhir pekan, namun IHSG sendiri sempat berada di bawah level psikologi 6.700 sebelum akhirnya menguat.

“Faktor lain yang memungkinkan adanya potensi tekanan tersebut adalah musim libur panjang yang akan segera tiba hingga tahun baru 2023. Hal ini kerap membuat transaksi di pasar modal menjadi kurang bergairah, karena investor lebih banyak memilih liburan. Di sisi lain secara teknikal level IHSG di 6.835 juga akan menjadi level resisten yang membuat ruang penguatan IHSG sangat terbatas,” jelasnya.

Menurutnya, kalau dilihat dari sejumlah agenda ekonomi yang akan dirilis selama sepekan kedepan, selain kebijakan penetapan bunga acuan Bank Indonesia, rilis data pertumbuhan ekonomi AS di kuartal ketiga yang diproyeksikan akan membawa ekonomi AS keluar dari resesi, memang bisa menjadi angin segar bagi perdagangan bursa saham.

“Namun pelaku pasar masih terpaku dengan pernyataan Gubernur Bank Sentral AS yang menyatakan bahwa suku bunga acuan akan dinaikkan hingga kemungkinan di level 5.1% tahun depan, dan akan bertahan untuk jangka waktu yang lama. Pernyataan tersebut sejauh ini lebih menggambarkan kondisi perekonomian AS kedepan yang masih akan masuk dalam jurang resesi nantinya,” ujarnya.

Sementara itu, lanjutnya, harga emas dunia masih kesulitan untuk menembus level psikologis $1.800 per ons troy nya. Harga emas berpeluang untuk naik dalam rentang $1.750 hingga $1.835 per ons troy. Emas masih menarik dan tetap dijadikan sebagai inesturmeen investasi save haven seiring dengan ancaman ekonomi atau inflasi yang tinggi di tahun depan. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini