Perang Kian Meluas, Ekonomi Gonjang Ganjing, Lantas Kita Harus Berbuat Apa?

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Saat ini, Perang Rusia Ukraina justru kian meluas dengan ikutnya Belarusia masuk dalam barisan Rusia. Apa yang harusnya menjadi fokus keita kedepan menghadapi situasi yang serba tidak pasti tersebut? Kalau konteksnya adalah menjaga daya beli, khususnya bagi yang tidak mendapatkan bantalan sosial. Maka uang tunai akan sangat dibutuhkan di masa masa sulit.

Hal itu dikatakan Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Selasa (11/10/2022) di Medan.

“Jadi pastikan kita benar-benar memiliki tabungan yang disiapkan untuk menghadapi situasi ekonomi yang bisa saja memburuk nantinya. Selanjutnya jika kita ingin berinvestasi di pasar keuangan atau komoditas, maka saya hanya menyarankan sebaiknya investasi pada logam mulia atau emas. Karena saham maupun obligasi sendiri harganya sangat bergejolak seiring dengan perang yang kian berkecamuk, dan situasi ekonomi yang tidak menentu,” ujarnya

“Emas bisa dijadikan alternatif investasi karena disaat kondisi ekonomi global carut marut, emas berpeluang mengalami kenaikan harga. Sekalipun saat ini emas tertekan dengan rencana kenaikan suku bunga AS. Tetapi perang rusia dan Ukraina yang kembali berkecamuk akan menjadi motor penggerak harga emas itu sendiri,” tambahnya.

Intinya, kata Benjamin, kita membutuhkan asset lancar di tengah situasi ekonomi yang tidak pasti seperti sekarang ini. Dan asset lancar tersebut sebaiknya didominasi oleh aset yang memiliki kestabilan nilai dan akan lebih baik jika harganya justru naik.

“Pada dasarnya situasi sulit seperti sekarang ini nantinya akan menekan harga properti, tetapi saya tidak merekomendasikan untuk membeli properti dalam angka yang signifikan, karena kita belum tau kapan titik balik dari perang ini,” kata Benjamin.

Namun demikian, Investasi di properti memang bisa membuat kita menjadi kaya raya nantinya. Jadi kalaupun tetap bersikeras berinvestasi di properti sebaiknya dilakukan setelah kita benar benar menyisihkan dana siaga yang setidaknya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar selama 3 tahun kedepan.

“Jika mencari pendapatan tambahan akibat terkurasnya penhasilan seiring dengan laju kenaikan inflasi. Di tengah situasi seperti sekarang, membuka usaha baru juga memiliki peluang rugi yang sangat besar. Dari hasil observasi di lapangan, pelaku UMKM yang sudah menjalankan usaha di atas 5 tahun, mengklaim mengalami penurunan omset sekitar 50% belakangan ini,” kata Benjamin.

Jika ingin membuka usaha, sarannya, sebaiknya usaha lebih diarahkan ke sektor pertanian dengan berorientasi pada pengembangan tanaman bahan pangan pokok. Selanjutnya lakukan pengehematan pada pengeluaran yang tidak penting seperti rokok. Dan penghematan bisa diperluas untuk sejumlah keperluan lain seperti pulsa dan kosmetik.

“Selanjutnya pastikan kita tidak memiliki hutang baru. Terlebih jika hutang tersebut adalah hutang yang tidak produktif. Kita harus benar benar memahami bahwa badai ekonomi yang akan datang ini punya daya rusak yang signifikan, meskipun sifatnya masih sulit diprediksikan,” pungkas Benjamin. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini