Di Sumut Harga Cabai Kembali Turun Dalam Sepekan, dan Masih Berpeluang Turun

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Dalam sepekan, harga sejumlah kebutuhan pokok di wilayah Sumut khususnya kota Medan mengalami penurunan serentak di beberapa jenis komoditas pangannya. Namun harga pangan di Sumut yang menggabungkan kota Medan, Sibolga, Pematang Siantar, Gunung Sitoli dan Padang Sidempuan berfluktuasi ringan.

Hal itu dikatakan Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Jumat (23/9/2022) di Medan.

“Harga cabai merah mengalami penurunan di kota Medan termasuk di semua wilayah Sumatera Utara. Cabai merah di Medan turun 8% di kisaran 45 ribu per Kg saat ini. Sementara untuk gabungan kota di Sumut harganya terpantau mengalami penurunan 1.5% di kisaran harga 57 ribuan per Kg saat ini. Demikian cabai rawit, di Medan anjlok 19%, di level 41 rbu per Kg. Sementara di wilayah Sumut anjlok 9% di level 51 ribu per Kg,” jelas Benjamin.

Lebih lanjut dijelaskan Benjamin, daging ayam di kota Medan turun 4% di level 31 ribu per Kg saat ini. Untuk wilayah Sumut mengalami kenaikan 4% di kisaran 34 ribuan per Kg. Selebihnya wilayah kota Medan untuk komoditas pangannya terpantau stabil dalam sepekan terakhir. Sementara itu beberapa komoditas lainnya di wilayah Sumut berfluktuasi.

“Dari 6 jenis beras yang kita pantau, ada 3 yang turun dan 3 jenis sisanya naik. Harga beras bergerak turun 150 hingga yang naik sebesar 200 per Kg nya atau dalam rentang -1.2% hingga 1.5%. Untuk harga daging sapi harganya naik 2%, bawang putih dan bawang merah naik 8%. Jadi masih dalam rentang fluktuasi yang terkendali,” jelasnya.

Sementara itu, ujarnya, penyangga inflasi terbesar Sumut ini didominasi kota Medan sekitar 80%. Artinya dengan fluktuasi harga sejumlah komoditas dalam sepekan terakhir, lagi lagi harga komoditas pangan di Sumut masih condong ke deflasi selama sepekan terakhir.

“Disparitas harga yang berbeda antara kota Medan dengan kota-kota lainnya di Sumut ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya sumber produksi bahan pangan itu lebih berdekatan dengan kota Medan dibandingkan dengan kota lainnya,” ujarnya.

Benjamin mengatakan, jika berkaca kepada kinerja harga komoditas pangan di akhir pekan ini. Maka potensi penurunan pada komoditas cabai dan minyak goreng masih berpeluang terjadi. Meskipun dalam ruang penurunan harga yang terbatas. Dan di bulan Oktober nantinya, kita baru akan mengevaluasi apakah ada dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi sebelumnya dengan harga cabai.

“Meskipun sudah bisa dipastikan biaya transportasi angkutan barang sudah mengalami kenaikan. Namun untuk komoditas cabai ini masih kita evaluasi, apakah akan bergerak dalam rentang harga yang bertahan mahal atau justru mampu berfluktuasi seperti harga pada saat sebelum terjadi kenaikan harga pupuk, pestisida dan harga BBM bersubsidi,” tandasnya. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini