Lagi! Ekspektasi Kenaikan Bunga Acuan The FED Tekan Pasar Keuangan Hingga Harga Emas

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Di luar dugaan, inflasi AS yang sebelumnya diproyeksikan mengalami penurunan pada bulan agustus, justru merealisasikan kenaikan tipis.

“Realisasi inflasi AS pada bulan agustus secara YoY justru naik menjadi 8.3%, lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya yang sebesar 8.1%. Meskipun lebih rendah dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya di level 8.5%,” jelas Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Jumat (16/9/2022).

Ekspektasi melambatnya laju tekanan inflasi di AS sebelumnya, ditenggarai oleh penurunan harga enerji khususnya BBM, seiring dengan penurunan harga minyak mentah dunia.

“Namun harga pangan justru tetap mengalami kenaikan di AS. Dan kenaikan laju tekanan inflasi tersebut justru tidak membuat pasar saham di tanah air mengalami tekanan. IHSG malah sempat naik pada hari rabu dan kamis hingga menyentuh level tertinggi 7.369,03,” jelas Benjamin.

Nah akhir pekan ini, lanjut Benjamin, IHSG justru turun cukup dalam 1.87% di level 7.168,87. Lebih rendah dibandingkan dengan penutupan perdagangan akhir pekan sebelumnya di level 7.242.

“Pergerakan IHSG seakan menunjukan adanya respon yang lebih lambat dan seakan merespon positif data neraca perdagangan nasional yang membukukan surplus sebesar $ 5.7 milyar,” ujarnya.

Padahal, kata Benjamin, dengan inflasi yang masih tinggi di AS, pada dasarnya justru tetap akan memicu terjadinya kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS secara agresif.

“Di pekan depan The FED atau Bank Sentral AS diproyeksikan akan menaikkan besaran bunga acuan sebanyak 75 basis poin,” ujarnya.

Benjamin menambahkan, seiring dengan ekspektasi tersebut, nilai tukar rupiah pada kahir pekan ini mengalami pelemahan dibandingkan dengan kinerjanya di akhir pekan sebelumnya.

“Rupiah di akhir pekan ini ditransaksikan di level 14.972 per US Dolar, melemah dibandingkan dengan level jumat pekan lalu di kisaran 14.842 per US Dolar,” jelas Benjamin.

Sementara itu, lanjut Benjamin, harga emas dunia juga mengalami tekanan. Harga emas di akhir pekan ini anjlok di level $1.659 per ons troy.

“Di akhir pekan lalu harga emas sempat ditransaksikan dikisaran level $1.729 per ons troy. Minimnya sentiment pendorong kenaikan harga emas membuat emas tertekan oleh potensi kenaikan bunga acuan US Dolar. Saat ini harga keekonomian emas berada dikisaran 801 ribu per gramnya,” jelas Benjamin. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini