Dua Pekan Setelah BBM Naik, Fluktuasi Harga Pangan di Sumut Masih Condong ke Deflasi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Setelah dua minggu harga BBM dinaikkan, sejumlah harga kebutuhan pangan pokok di wilayah Sumatera Utara berfluktuasi, dengan kecenderungan membentuk tren deflasi (turun). Jika membandingkan harga kebutuhan pangan pokok sehari sebelum harga BBM dinaikkan, dengan harga pangan di akhir pekan ini (poin to poin), maka pada dasarnya semua berfluktuasi.

Hal itu dikatakan Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benjamin, Jumat (16/9/2022) di Medan.

“Mengacu kepada data PIHPS, harga beras di Sumut ada yang turun 0.4% dan ada yang naik hingga 3%. Dan untuk harga di kota Medan sebagai kota dengan kontribusi inflasi terbesar di Sumut, harga beras turun dalam rentang 0.4% hingga 0.9%, namun untuk harga beras kualitas bawah stabil. Untuk harga daging ayam di Sumut mengalami kenaikan 5.2%, sementara di Medan harganya naik 7.5%,” jelas Benjamin.

“Untuk bawang merah mengalami kenaikan 10% di wilayah Sumut, dan di kota Medan harga bawang merah mengalami kenaikan yang cukup tajam 20%. Dan terakhir yang mengalami kenaikan adalah cabai rawit hijau yang meroket 24% di Sumut dan sekitar 45% di kota Medan,” papar Benjamin.

Sementara, jelasnya, telur ayam rata-rata di sumatera utara naik sebesar 1.3%, di kota Medan harganya stabil. Untuk harga bawang putih di Sumut naik 1.9%, namun di Medan harganya mengalami penurunan 0.9%. Minyak goreng curah naik 1.8% dan kemasan mengalami penurunan dalam rentang 2% hingga 3%, sementara di kota Medan harga minyak goreng turun dalam rentang 0.3% hingga 2.3%,” jelas Benjamin.

“Untuk harga daging sapi di Sumut mengalami kenaikan dalam rentang 1.7% hingga 7%, di kota medan harganya turun dalam rentang 1.1% hingga 1.2%. Untuk gula pasri harga di SUMUT cenderung naik 1% sementara di kota medan naik sekitar 0.3%,” jelas Benjamin.

Selain itu, kata Benjamin, komoditas yang kerap jadi pemicu kenaikan inflasi yang cukup signifikan yakni cabai merah mengalami penurunan cukup tajam. Cabai merah di Sumut anjlok 36%, sementara di kota Medan harga cabai merahnya turun dalam sekitar 44%.

“Dari beberapa komoditas yang berfluktuasi tersebut, dengan merujuk 2 pekan sebelum tutup bulan September, sejumlah harga ada yang masih berpeluang turun, dan sebagian berfluktuasi dalam ruang yang terbatas,” kata Benjamin.

Lebih lanjut dikatakan Benjamin, harga cabai rawit, cabai merah dan minyak goreng masih berpeluang untuk mengalami penurunan. Cabai merah dan cabai rawit bahkan masih berpeluang turun dalam karena masih jauh dari harga keekonomiannya di kisaran 25 hingga 33 ribu per Kg. Sejauh ini harga cabai merah berada dikisaran 49 hingga 59 ribu per Kg dan cabai rawit di kisaran 51 hingga 57 ribu per Kg.

“Sementara itu, untuk harga bawang merah sejauh ini memang sedikit diatas harga idealnya. Bawang merah yang banyak dipasok dari luar wilayah Sumut memang berpeluang mendorong kenaikan biaya transportasi, yang memicu terjadinya kenaikan harga setelah harga BBM subsidi dinaikkan sebelumnya. Sejauh ini fluktuasi harga pangan di Sumut masih condong ke deflasi di wilayah ini,” kata Benjamin.(red)

- Advertisement -

Berita Terkini