Idul Adha Sudah Lewat, Bukan Jaminan Harga Pangan Bakal Turun

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Kita baru saja merayakan hari raya Idul Adha, dimana pada hari raya kali ini kita berhadapan dengan melambungnya sejumlah kebutuhan pangan masyarakat, ditambah dengan merebaknya penyakit hewan mulut dan kuku yang juga mewabah diantara hewan ternak kita.

“Nah umumnya nih masyarakat selalu beranggaan bahwa setelah perayaan hari besar keagamaan harga sejumlah kebutuhan pangan akan turun. Padahal kalau kita perhatikan lebih teliti lagi, perayaan keagamaan yang paling meriah itu ada di bulan Ramadhan dan Idul fitri kemarin. Faktanya selama Ramadhan dan Idul Fitri hingga hari ini tren harga kebutuhan masyarakat naik terus,” kata Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Ahad (10/7/2022).

Benjamin menambahkan, fenomena kenaikan harga sejumlah kebutuhan hidup belakangan ini lebih dikarenakan meningkatnya biaya input produksi harga pangan itu sendiri, ditambah dengan kenaikan harga enerji maupun pangan global. Masalah fundamentalnya ada disitu. Jadi ini bukan karena demand atau permintaan yang naik disaat kita tengah merayakan hari hari besar tertentu.

“Ini bukan faktor musiman, tren kenaikan harga sejumlah kebutuhan masyarakat saat ini justru terjadi peningkatan tekanan daya beli. Ekonomi kita tengah digiring pada laju inflasi tinggi namun pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami perlambatan bahkan kinerja yang menurun. Dalam istilah lain adalah stagflasi,” ungkapnya.

Sehingga, ujarnya, kenaikan harga sejumlah kebutuhan masyarakat ini bukan karena terjadinya pemulihan daya beli masyarakat yang mendorong peningkatan konsumsi, yang bermuara pada peningkatan harga kebutuhan masyarakat. Kondisi sekarang lebih buruk dari yang pernah kita lewati 2 tahun terakhir. Dimana kita masuk awal pandemi Covid-19, ekonomi kita masuk dalam jurang resesi.

Tetapi pada saat itu, ungkapnya, tidak terjadi kenaikan harga seperti sekarang. Jadi kondisi saat ini lebih buruk dari yang baru saja kita lalui. Dan belum akan berhenti sampai disini, pemerintah telah melakukan penyesuaian tarif listrik masyarakat kelas menengah ke atas. Dan Pemerintah sejauh ini juga masih diragukan kemampuannya dalam mengendalikan harga BBM. Mengingat harga minyak dunia masih mahal dan ketahanan APBN tengah mengalami ujian berat.

“Kalau sampai nanti BBM atau enerji dinaikkan, atau ada pengendalian konsumsi hingga penyesuaian harga di tahun 2022 ini. Jelas inflasi akan naik lagi, dan akan menjadi pemicu kenaikan harga kebutuhan pangan masyarakat,” tandas Benjamin. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini