Apakah Miskin itu karena Keturunan?

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Kadang saya mengeluh, kenapa tak bisa seberuntung mereka yang bisa sukses, bergelimang harta di usianya yang masih muda. Punya usaha dimana-mana, seperti tak pernah merasakan tidak punya uang sama sekali. Manjadi bos dengar gaya hidup yang glamor.

Namun ada orang yang menghabiskan waktunya untuk bekerja, berangkat pagi pulang malam, tapi hasil yang didapat masih jauh dari yang diharapkan. Padahal ada yang terkadang berkata: jika seorang jadi miskin itu karena malas, lalu apakah yang rajin bekerja akan bisa langsung kaya raya? Barangkali jawabannya tidak.

Miskin menurut pendapat saya, bisa jadi karena keturuan, dipengaruhi oleh lingkungan, pergaulan, pola pikir dari keluarga, dukungan moril dan materi dari orang tua atau keluarganya.

Saya tahu orang yang terkenal sukses dari merintis salah satunya ialah Bob Sadino, namun andai diketahui jika ia lahir dari keturunan yang bisa dibilang kaya raya. Ia memulai usaha dengan modal awal menjual mobil mercynya. Ada juga Chairul Tanjung, ia juga lulusan kedokteran dari UI. Meski dikatakan keluarganya menengah ke bawah, tapi karier pendidikan beliau bisa dibilang dari sekolah-sekolah terkenal dan mahal.

Miskin dan kaya dalam perspektif agama adalah garis takdir, saya bisa saja mengikuti jejak orang-orang yang berhasil sukses, tapi saya yakin hasilnya tidak akan bisa sama dengan mereka. Karena takdir juga saya yakin turut serta bekerja.

Apa bisa orang dari keturunan miskin jadi orang kaya raya? Bisa saja, kehidupan akan mengarahkan langkahnya untuk mencapai hasil terbaik asal punya kemauan dan percaya kekuatan doa. Tidak ada yang tidak mungkin selama masih berada di dunia.

Jadi, bagi yang sudah menjadi orang tua, berhentilah membanding-bandingkan anaknya dengan anak-anak yang lain. Kita memang sama lahir rahim seorang Ibu, tapi alur cerita kehidupan dan takdir manusia sudah ada yang menentukan. Dibanding-bandingkan itu saya rasakan sendiri pedih sekali. Meski mungkin niatnya baik untuk memotivasi.

Hanya sekadar pendapat. Jika ada yang tidak setuju silakan luruskan.

Penulis : Dede Humaedi

- Advertisement -

Berita Terkini