Bekraf Sosialisasikan Soal Foodstartup Indonesia di Medan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Yogoy

MudaNews, Medan (Sumut) – Foodstartup Indonesia 2017 kali ini diselenggarakan di Medan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Pada Foodstartup 2016 di Yogyakarta, diikuti oleh 600 orang pendaftar.

Foodstartup Indonesia adalah acara yang diselenggarakan untuk mendukung ekosistem subsektor kuliner Indonesia. Didalamnya berkecimpung pelaku usaha kuliner yang punya rekam jejak transaksi, inovasi produk, business modal, serta pemasaran.

Semuanya juga berpotensi dikembangkan dalam skala industri dengan permodalan pribadi ataupun kelompok yang belum mendapat skema permodalan.

“Harapan kami acara ini mampu mengembangkan kuliner Indonesia. Memaksimalkan potensi foodstartup, membentuk ekosistem foodstartup, membuka akses permodalan pemerintah dan swasta. Serta memasarkan produk ke pasar global,” kata Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo, di gelaran Food Startup, di Hotel Four Points, Medan, Selasa (11/4).

Roadshow sosialisasi Bekraf terkait kompetisi dan konferensi foodstartup akan terus berlanjut. Mulai dari Medan, Lombok, Makassar, Surabaya dan Jakarta.

Bekraf mengundang pelaku industri kuliner , komunitas kuliner, pengusaha, pendukung industri kuliner, komunitas kuliner, praktisi kuliner dan terkait foodstartup Indonesia yang disampaikan oleh Wahyu Jati Pramono dari Kedeputian Fasilitasi HKI dan Regulasi.

Bekraf telah berhasil membuka akses permodalan dan akses pasar terhadap 10 inovator bidang kuliner terbaik di Indonesia lewat Foodstartup Indonesia 2016 yang digelar di Yogyakarta, November 2016 lalu. 10 Inovator itu terjaring dari sekira 600 peserta yang mengikuti kompetisi tersebut.
Tahun ini, Bakeraf kembali melaksanakan Foodstartup Indonesia 2017. Dalam kompetisi itu, akan dilakukan kurasi dan pemilihan 100 startup untuk mengikuti demoday di Bali pada 22-24 Mei 2017 mendatang dan di Bandung 17-19 Juli 2017.

Sebanyak 50 startup yang melaksanakan demoday di Bali diumumkan pada 10 Mei 2017, sedangkan 50 startup yang melaksanakan demoday di Bandung diumumkan pada 7 Juli 2017 melalui portal www.foodstartupindonesia.com
Dalam demoday, para startup subsektor kuliner mengikuti mentorship dengan mentor dari Bekraf.

Setiap foodstartup diberikan waktu selama 15 menit untuk picthing yaitu memaparkan pitchdeck di hadapan mentor. 25 foodstartup akan dipilih dari 50 foodstartup untuk melaksanakan picthing di depan umum selama 5 menit.

Para juri yang terdiri dari para investor akan memilih 10 foodstartup terbaik untuk masuk Final Pitching Day yang memperebutkan dana senilari Rp.250 Juta untuk pengembangan usaha dari Bakeraf
.
Pitchdeck adalah materi presentasi yang berisi profil produk, latar belakang produk, target market produk, proses produksi, timeline progress produk, model bisnis, kompetitor, strategi pengembangan produk, investasi yang diperlukan, dan profil tim.

“30 foodstartup terbaik dari demoday Yogyakarta, Bali, dan Bandung akan tampil di Final Pitching Day di Jakarta. Semua finalis demoday ini berhak mendapat fasilitasi HKI dan inkubasi dari Bekraf,”ujar Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo, saat Roadshow sosialisasi Bekraf terkait kompetisi dan konferensi Foodstartup Indonesia dimulai di Medan hari ini, Selasa (11/4).

Fadjar menyebutkan, Roadshow sosialisasi Bekraf terkait kompetisi dan konferensi Foodstartup Indonesia ini juga akan dilakukan di Lombok pada 17 April 2017, Makassar pada 21 April 2017, Surabaya 26 April 2017 dan Jakarta pada 2 Mei 2017.

“Hari ini kita mengundang pelaku industri kuliner, pengusaha pendukung industri kuliner, komunitas kuliner, praktisi kuliner, media publikasi, sumber pembiayaan perbankan, dan non perbankan pada sosialisasi ini. Kita juga melakukan sosialisasi terkait perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan program kerja Deputi Fasilitai HKI dan Regulasi Bekraf dalam pengembangan subsektor kuliner dan terkait foodstartup Indonesia yang disampaikan oleh Wahyu Jati Pramanto dari Kedeputian Fasilitasi HKI dan Regulasi,”tukasnya.

Foodstartup Indonesia sendiri, jelas Fadjar, merupakan kegiatan mereka untuk mendukung ekosistem subsektor kuliner Indonesia. Foodstartup terdiri dari pelaku bisnis yang berkecimpung menyediakan jasa atau produk kuliner selama satu hingga lima tahun, mempunyai rekam jejak transaksi atau produksi, memiliki inovasi produk, business model, serta pemasaran, dan berpotensi dikembangkan dalam skala industri dengan permodalan pribadi ataupun kelompok yang belum mendapat skema permodalan.

“Harapan kami, acara ini mampu mengembangkan kuliner Indonesia, memaksimalkan potensi foodstartup, membentuk ekosistem foodstartup, membuka akses permodalan pemerintah serta swasta, dan memasarkan produk ke pasar global,”tandasnya.[rd]

- Advertisement -

Berita Terkini