Teddy Alfonso Caleg DPR RI Dapil Sumbar 1 : Tantangan dan Permasalahan Dunia Kerja Indonesia

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, PADANG – Dunia kerja Indonesia secara umum, dan Sumatera Barat secara khususnya telah mengalami perkembangan yang signifikan selama beberapa dekade terakhir. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Sumbar yang juga Caleg DPR RI Dapil Sumbar 1 dari Golkar, Teddy Alfonso pada Selasa, 22 Januari 2024.

Sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Sumatera Barat, ia ingin menguraikan beberapa permasalahan krusial yang melanda dunia kerja di Sumatera Barat saat ini. Permasalahan tersebut memiliki dampak mendalam terhadap produktivitas, kesejahteraan pekerja, dan perkembangan ekonomi negara.

1. Ketidaksetaraan Gender.

Meskipun langkah-langkah menuju kesetaraan gender telah diambil, ketidaksetaraan masih menjadi permasalahan serius di dunia kerja Sumatera Barat. Wanita seringkali menghadapi diskriminasi dalam hal penggajian dan peluang karir.

“Inisiatif untuk mengatasi ketidaksetaraan gender perlu diperkuat melalui kebijakan yang mendukung partisipasi aktif wanita di semua sektor,” ucapnya.

2. Kesenjangan pendidikan dan keterampilan.

Kesenjangan dalam tingkat pendidikan dan keterampilan dikalangan pekerja masih menjadi hambatan. Sementara lulusan perguruan tinggi bersaing untuk pekerjaan yang semakin sedikit, sektor industri seringkali kesulitan menemukan tenaga kerja yang memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

“Pendidikan dan pelatihan vokasional yang relevan perlu ditingkatkan untuk mengurangi kesenjangan ini,” ucapnya.

3. Ketidakpastian Ekonomi dan Pekerjaan

Informal Pekerjaan informal masih mendominasi sebagian besar ekonomi Sumatera Barat, menyebabkan ketidakpastian ekonomi bagi pekerja. Pekerja informal seringkali tidak memiliki jaminan sosial dan hak-hak pekerja yang layak.

“Upaya perlu dilakukan untuk mengakomodasi dan melindungi pekerja informal sambil mendorong transformasi menuju ekonomi yang lebih terstruktur,” ucapnya.

4. Kondisi Buruh dan Hak-Hak Pekerja.

Meskipun terdapat peraturan perundang-undangan yang melindungi hak-hak pekerja, pelaksanaannya masih belum optimal. Beberapa pekerja menghadapi kondisi kerja yang tidak manusiawi, termasuk jam kerja yang berlebihan dan kurangnya hak untuk berserikat.

“Reformasi dan penegakan hukum yang lebih baik diperlukan untuk memastikan hak-hak pekerja dihormati dan dilindungi,” katanya.

5. Tantangan Teknologi dan Transformasi Digital.

Perkembangan teknologi dan transformasi digital membawa perubahan besar dalam dunia kerja. Meskipun memberikan peluang baru, ini juga menghadirkan ancaman terhadap pekerjaan tradisional.

“Penyelarasan antara perkembangan teknologi dan kesiapan pekerja dalam menghadapi perubahan ini menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan dan inklusivitas di pasar kerja,” sarannya.

“Sebagai pengamat yang telah melihat berbagai dinamika dalam dunia kerja Indonesia, saya menyadari bahwa mengatasi permasalahan ini memerlukan upaya bersama dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Tindakan konkret dalam meningkatkan pendidikan dan pelatihan, mengurangi ketidaksetaraan gender, memperkuat hak-hak pekerja, dan menyelaraskan perkembangan teknologi dengan kebutuhan pasar kerja adalah langkah-langkah krusial menuju sebuah dunia kerja yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan di Sumatera Barat,” tutupnya.

- Advertisement -

Berita Terkini