Buka Sosialisasi Bunda Asuh dan Keluarga Risiko Stunting, Syah Afandin: Kekurangan Gizi Ini Kenapa Bisa Terjadi 

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Langkat – Plt Bupati Langkat H Syah Afandin SH menghadiri serta membuka kegiatan acara Sosialisasi Program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting dan Keluarga Berisiko Stunting Tahun 2023 Kabupaten Langkat, bertempat di Ruang Pola Kantor Bupati, Senin (25/9/2023).

Plt Bupati Langkat H Syah Afandin menyampaikan untuk yang kesekian kalinya kita berkumpul dalam rangka penanggulangan stunting di Kabupaten Langkat. “Saya pikir 1 tahun terakhir dari hasil kerja keras kita ini sebenarnya sudah menunjukkan hasil yang lumayan, kalau kita katakan sudah memuaskan belum karena permasalahan stunting ini kan dinamis, setiap hari ada anak yang lahir di Kabupaten Langkat yang tentunya ini membutuhkan atensi kita semua,” ujarnya.

Perlunya untuk mempertahankan bukan dalam level angka prestasinya 18,6% saja, jadi kalau hari ini kita sudah lebih baik dari kemarin besok harus lebih baik dari hari ini, untuk pemahamannya ini menjadi hal yang sangat penting sehingga kita melibatkan semua stakeholder yang ada di Kabupaten Langkat, yang leding sektornya adalah Dinas PPPKB & PPA serta Dinas kesehatan sangat krusial.

“Menurut saya kita sedang berpikir formulasi-formulasi apa saja lagi yang harus kita buat untuk penanggulangan Stunting ini, karena bicara tentang generasi ke depan, sehingga perlu bermacam-macam strategi, yang hari ini saya lihat ada bahas Bapak/Bunda asuh anak stunting. Bicara masalah ini terus terang anak-anak yang stunting ini dari segi medis kita sepakat adalah anak-anak yang kekurangan gizi,” ujarnya.

“Kekurangan gizi ini kenapa bisa terjadi tidak bisa tidak adalah faktor ekonomi, keberadaan orang tua yang mohon maaf kurang mampu, yang jelas penghasilan ekonominya yang setiap bulan bisa untuk melakukan cek kehamilannya untuk melihat perkembangannya bayinya,” tambahnya.

Maka yang dibutuhkan di sini adalah kepedulian kita fokus hari ini untuk Bagaimana sedikit memberikan solusi terhadap anak-anak ini, saya tidak bicara data saya tadi ada mendengar Langkat itu masih ranking 24 dari 33 Kabupaten/Kota yang ada di Sumatera Utara, mungkin nanti perlu secara teknis untuk perbaikan itu bagi saya.

Buka Sosialisasi Bunda Asuh dan Keluarga Risiko Stunting
Foto dari kiri ke kanan: Kadis PPKB & PPA dr Sadikun Winato MM, Plt Bupati Langkat H Syah Afandin SH, Kepala BAPEDA Hj Rina Wahyuni Marpaung SSTP MAP dan Ketua Satgas manajemen program data penanganan stunting BKKBN Provinsi Sumatera Utara, Mai Debora Gultom SKM MEpid (Foto: Diskominfo Langkat)

Memang capaian kita sudah alhamdulillah bagus untuk kita Katakanlah, kita mengeluarkan dalam Islam disebut zakat dengan 100.000/orang, saya merujuk Ini contohnya di Tanjung Bali yang sudah diputuskan lewat SK surat keputusan dari mulai tingkat kepada kepala daerah, Sekda, Forkopimda sampai kepala UPTD lebih kurang ada 37 orang kalau ini saja pun kita kutip untuk tingkat kabupaten, tingkat kabupaten di kecamatan itu saya pikir satu ibadah kita memberikan gizi bagi anak-anak yang membutuhkan ditambah dengan program-program kita yang selama ini sudah kita jalankan,” jelasnya.

“Dari Dana Desa itu tolong nanti fokus untuk apa yang program yang di lakukan untuk mengatasi stunting,” tambahnya.

Kalau permasalahan ini tidak dianggap serius, saya bilang pemerintah pusat tidak akan mengeluarkan regulasi regulasi yang memang sudah pada tingkat mengkhawatirkan di kecamatan juga ketentuan-ketentuan atau poin-poin.

“Nanti tolong saya secara lebih teknis penyampaiannya untuk ke kawan-kawan ini supaya lebih paham tupoksinya terkait tentang penanggulangan stunting ini nanti perlu pejabat lebih rinci. Saya pikir lebih substantif supaya setelah pulang dari sini kita masing-masing ada yang real untuk bisa kita lakukan di dalam menangani masalah stunting ini, jangan lihat bahwa capaian kita sudah 18% sudah bagus,” pungkasnya.

Ketua Satgas manajemen program data penanganan stunting BKKBN Provinsi Sumatera Utara, Mai Debora Gultom SKM MEpid mengatakan Langkat di tahun 2022 memiliki target 27,65% tapi kita bisa mencapai 18,6% artinya 9% lebih rendah dari target.

“Ini PR yang besar untuk kabupaten Langkat supaya mempertahankan jangan sampai naik lagi, dengan capaian angka itu semua ini kita juga sudah banyak bekerja untuk penanganan stunting di kabupaten Langkat,” sebutnya.

“Ternyata di sini sudah maksimal dalam melakukan intervensi spesifik maupun spesifiknya begitu dan target SKI , target Sebenarnya dari pusat yang disampaikan untuk Langkat itu sebenarnya 23,25% tapi sungguh bahagianya ternyata Langkat itu di bawah dari target yang di beri dari pusat sendiri 18,6%. Dan berharap untuk tetap mempertahankan ataupun turun dan kalau bisa dibawa 14% seperti capaian yang diharapkan oleh Bapak Presiden Jokowi untuk tahun 2024,” ujarnya.

Turut hadir Kadis PPKB & PPA dr Sadikun Winato MM, Kepala BAPEDA Hj Rina Wahyuni Marpaung SSTP MAP, Kadis Kesehatan dr Juliana MM, mewakili Dandim 0203/LKT Kapten Inf Edi Susanto Danramil 07/STB, mewakili Kapolres Langkat Kabag Ops Polres Langkat AKP Sahrial Sirait SH MH, mewakili Kajari Langkat Ade Tagor Mauli SH, mewakili Ketua PN Stabat Leli Suhendri SH, Sekretaris PN Stabat Kasubsi Pra Penuntutan Tindak Pidana Umum, para Kepala Perangkat Daerah, para Camat se Kabupaten Langkat, pimpinan BUMN dan BUMD, para Ketua Organisasi. (Apri)

- Advertisement -

Berita Terkini