Limbah PT Nindya Karya Dipertanyakan, Warga Khawatir Parit Peninggalan Belanda Runtuh

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Sejumlah warga mempertanyakan kinerja pekerjaan proyek limbah yang dilaksanakan PT. Nindya Karya. Pasalnya, pembuangan lumpur dari proyek tadi mengenai rumah warga yang berada di sisi kanan Jalan Putri Hijau Medan simpang Jalan Yos Sudarso. Sebagaimana yang dikeluhkan Simanjuntak dkk, kepada wartawan, Rabu (1/4/2020).

Menurut Simanjuntak warga Linkungan 1 Lorong 1 Jalan Yos Sudarso tadi, setiap malamnya, para pekerja proyek menyedot aliran lumpur dari pemasangan riol yang ditanam dibawah pembatas jalan, dan lumpurnya menggenangi kiri kanan jalan hingga mengenangi rumah warga. Bahkan dibeberapa kawasan, aliran lumpur juga menyebabkan rusaknya aspal jalanan.

Bahkan lanjut Simanjuntak saat para pekerja ditanya, mereka mengatakan memang seperti itu pekerjaan yang diarahkan para pemimpin mereka.

“Kami hanya pekerja bang, dan begitu arahkan dari mandor dan pimpinan kami,” ujar Simanjuntak menirukan alasan para pekerja di lapangan.

Yang menjadi masalah sebut Simanjuntak, bahkan riol yang dibangun menghubungkan Jalan Putri Hijau dan Yos Sudarso tadi, melintasi persimpangan Jalan Adam Malik-Jalan Bambu.

Dan menurut para pekerja tadi berada dibawah saluran pembuangan parit peninggalan Belanda. Warga tambah Simanjuntak lagi, khawatir proyek limbah yang berada dibawah parit besar peninggalan Belanda yang jadi pembuangan menuju parit busuk, dikhawatirkan nantinya ambruk, akibat erosi dari pekerjaan proyek pembuangan limbah.

Simanjuntak juga memaparkan, dirinya juga heran mengapa pembuangan saluran dari arah Podomoro dibiarkan melintasi Jl Putri Hijau menyeberang ke Jalan Yos Sudarso-Adam Malik, dan bukannya dimasukkan kedalam parit besar peninggalan Belanda tadi agar dapat mengalir menuju parit busuk.

“Yang pastinya kami merasa resah adanya pembuangan lumpur ke sisi kanan dan kiri jalan Yos Sudarso Sp Adam Malik-Putri Hijau ini. Apalagi saluran limbah dibuat dibawah parit peninggalan Belanda, dan kami khawatir nantinya parit itu jebol dan ambrol,” ujar Simanjuntak lagi.

Wartawan yang coba menghubungi pihak PT. Nindya Karya tidak bisa mendapatkan konfirmasi terkait pekerjaan proyek limbah tersebut. Beberapa pekerja yang berada dilokasi mengatakan, pengawas ataupun mandor biasanya datang malam hari, saat pekerjaan penyemprotan dan pembuangan lumpur dari riol yang baru terpasang dilaksanakan.

“Coba nanti malam abang kembali mungkin ada mandor atau pengawas,” ujar salah satu pekerja lapangan yang enggan dimuat identitasnya. Berita Medan, red

- Advertisement -

Berita Terkini