Anggota BPIP, Apresiasi Dakwah Kerukunan Tuan Guru Batak

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Al-Faqir Tuan Guru Batak (TGB) Syekh Dr Ahmad Sabban elRahmaniy Rajagukguk MA silaturrahmi dan bincang-bincang tentang moderasi beragama dengan Romo Antonius Benny Susetyo, Selasa (19/11/2019).

Dalam bincang-bincang sembari ngopi santai di Hotel Borubudur Jakarta itu Romo Antonius Benny Susetyo yang merupakan anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan juga cendekiawan Nasional serta pemuka agama, mengapresiasi dakwah-dakwah kerukunan Tuan Guru Batak.

“Terimakasih atas kedatangan, Yang Mulia Tuan Guru Batak (TGB) bahwa moderasi beragama merupakan keharusan kita dalam masyarakat yang bhinneka tunggal ika, maka menjaga kemajemukan, keragaman dan serta bagaimana jihad kemanusiaan itu menjadi sangat penting,” ungkap Romo Benny sekaligus mengapresiasi atas dakwah Tuan Guru Batak dalam mengembangkan pesan-pesan agama yang mendamaikan dan membangun persaudaraan sejati serta kerukunan pada akar-akar rumput.

Atas sambutan dan apresiasi Romo Benny, Tuan Guru Batak mengucapkan terimakasih atas sambutan yang hangat dan bincang-bincang yang mengesankan dari Romo tentang moderasi beragama. “Saya, sangat berkesan atas keramahan dan kehanhatan Romo dalam menguatkan persaudaraan antar pemuka agama,” ungkap TGB.

Menurut TGB, bahwa para pemuka agama dan seluruh elemen bangsa harus tidak pernah lelah dan jenuh untuk selalu duduk bersama dalam memikirkan persaudaraan sejati anak bangsa. Mempertegas agama sebagai rahmat untuk semesta dengan memperkuat pesan-pesan kerukunan, kebangsaan dan ke-Indonesiaan.

Menurut TGB, dengan dakwah kerukunan serta kegiatan keagamaan yang postif di harapkan mampu meminimalisir paham-paham keagamaan yang bertentangan dengan Islam Ahlusunnah waljama’ah dan membahayakan eksistensi 4 pilar kebangsaan (Pancasila-Bhinneka Tunggal Ika-UUD 45-NKRI).

Mengacu pada dinamika sosial-politik keagamaan yang terjadi, memang di butuhkan dakwah kerukunan dan kebangsaan serta kegiatan-kegiatan seminar, diskusi dan juga forum-forum ilmiah dan keagamaan untuk menetralisir paham radikalisasi agama, khususnya di kampus-kampus yang potensial di masuki paham tersebut.

“Karena pemahaman agama yang radikal merupakan dasar dari tindakan terorisme yang bertentangan dengan ajaran Islam dan juga membahayakan keamanan nasional. Dan ini bukan hanya untuk umat Islam seluruh umat beragama harus berjihad membangun perdamaian dan kerukunan bangsa,” ungkap TGB yang juga dikenal sebagai tokoh kerukunan.

Tuan Guru Batak (TGB) merupakan tokoh spiritual dan penggiat sufi dari Sumatera Utara yang dikenal dengan keunikannya sebagai Mursyid Thoriqoh yang memiliki gagasan dakwan kerukunan dan kebangsaan. Banyak tokoh yang mengapresiasi dakwah kerukunan yang dikembangkannya. Antara lain juga disampaikan Ulama dari kalangan Aswaja yang juga Rektor UIN SU yakni TGS Prof Dr KH Saidurrahman MAg.

“Beliau ini Tuan Guru Batak (TGB) atau Mursyid yang kaya dengan gagasan dakwah kerukunan dan kebangsaan, serta mampu berinteraksi dan bekerjasama secara humanis dengan pemuka lintas agama untuk membangun bangsa yang berkeadaban,” ungkap TGS Prof Dr KH Saidurrahman MAg.

Bahkan bukan cuma materi dakwahnya bahkan rumah sufi pondok persulukannya pun di Simalungun berdampingan dekat dengan gereja kiri dan kanan tetapi suasana kemasyarakatannya sejuk, rukun dan damai,” lanjut TGS Prof Dr KH Saidurrahman MAg.

Sebagai wujud dari gerakan dakwah kerukunan dan kebangsaan ini. TGB Luncurkan Buku dan Lantik Gerakan Dai Kerukunan dan Kebangsaan baru-baru ini di Medan dengan mengusung isu soliditas keberagamaan dan kebangsaan. Acara tersebut dirangkai dengan Dialog Nasional Memperkokoh Ikatan Persaudaraan Kebangsaan yang dibuka langsung oleh Gubsu Edy Rahmayadi dihadiri ratusan tokoh dari lintas agama, para pejabat pemerintahan, TNI dan Polri, di Hotel JW Marriot Medan.

Gerakan Da’i Kerukunan dan Kebangsaan menempatkan beberepa prinsip yang harus dimiliki oleh setiap orang yang terjun sebagai Da’i Kerukunan dan Kebangsaan yakni: (1) Memahami agamanya secara baik dan paripurna; (2) Memahami Budaya dan Kearifan Lokal (Local Wisdom); (3) Memahami dan memiliki komitmen untuk membangun kerukunan; dan (4) Memiliki pemahaman dan wawasan kebangsaan. Berita Jakarta, red

- Advertisement -

Berita Terkini