Sekjen MN KAHMI: Mengembangkan Kepemimpinan Otentik untuk Mewujudkan Program yang Berkualitas & Berkesinambungan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Bukit Tinggi – Sekretaris Jenderal Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Sekjen MN KAHMI) Manimbang Kahariady berharap para pengurus dan kader HMI terus mengembangkan kepemimpinan otentik agar program kerja yang berkualitas dan berkesinambungan dapat diwujudkan.

“Melalui kepemimpinan otentik, pemimpin tidak saja menunjukkan kemampuan intelektualitasnya, tetapi juga sikap sosial dan kemampuan menajerial sehingga program-program yang benar-benar berorientasi pada daftar kebutuhan anggota serta aplikasinya dapat diwujudkan kepada masyarakat secara berkualitas dan berkesinambungan,” kata Manimbang saat pembukaan acara Rapat Kerja Badko HMI Sumatera Barat (Sumbar) yang berlangsung di aula Rumah Dinas Wali Kota Bukit Tinggi, Sabtu (18/6/2022).

Sekjen MN KAHMI
Wali Kota Bukit Tinggi Erman Safar, Wakil Bupati Pasaman, Sabar AS yang juga sebagai Koordinator Presidium MW KAHMI Sumbar, Sekretaris Umum‎ Agustian Piliang dan para alumni HMI, Ketua Umum Badko Sumbar Rustam Budiman didampingi pengurus

Hadir pada kesempatan tersebut, Wali Kota Bukit Tinggi Erman Safar, Wakil Bupati Pasaman, Sabar AS yang juga sebagai Koordinator Presidium MW KAHMI Sumbar, Sekretaris Umum‎ Agustian Piliang dan para alumni HMI, Ketua Umum Badko Sumbar Rustam Budiman didampingi pengurus dan undangan lainnya.

Menurut Manimbang, tantangan di era globalisasi sampai kompetensi sangat tinggi, pimpinan dituntut untuk menampilkan kualitas kepemimpinan dalam mewujudkan program-program organisasi sehingga potensi yang dimiliki oleh organisasi dapat diarahkan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan bersama.

“Dimensi esensial dalam pengembangan kepemimpinan otentik adalah kesadaran diri yang tinggi, kemudian relasi tranparansi yakni semangat keterbukaan yang memungkinkan suasana dialog serta masukan yang konstruktif dapat diberikan dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan memiliki etika dan moralitas yang tinggi serta proses belance (seimbang-red) selalu menampilkan berbagai pemikiran yang konstruktif yang dapat menggerakkan segenap potensi organisasi untuk secara bebas dan merdeka memberikan solusi yang positif bagi pelaksanaan program organisasi,” kata Manimbang.

Karena itu, Manimbang berharap melalui rapat kerja organisasi, bisa dikembangkan suasana ideologi yang mencurahkan pendapat pemikiran serta merenspon situasi yang dihadapi dalam menuangkan program-program kerja organisasi, baik yang telah ditetapkan melalui Musyawarah Daerah Badko, maupun perkembangan situasi aktual sebagai pelaksanaan peran kontributif HMI dalam memajukan daerah.

“Kepemimpinan Otentik adalah gaya kepemimpinan yang berfokus pada penyelarasan karakter pemimpin dengan nilai-nilai yang dianut di dalam organisasi,” jelasnya.

Lebih lanjut ditegaskannya, nilai fundamental yang menjadi gaiden (cerita sampingan) sekaligus referensi utama dalam mengembangkan program kerja yang bekualitas adalah prinsip Insan Cita yang harus diaktualisasikan di dalam perumusan program kerja yaitu sesuai dengan tujuan HMI yakni “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertangung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT”, sehingga kemunculan kepemimpinan otentik dapat membawa kualitas kepemimpinan yang dapat mempelancar pelaksanaan atau implementasi dari 5 prinsip Insan Cita.

Pada akhir orasi yang disampaikan oleh Manimbang, berharap Kader HMI terus mengembangkan inovasi dan kreativitas, karena mengembangkan itu mengukir kualitas pengalaman kepemimpinan berpijak pada semangat atau dimensi yang sangat penting di dalam mengembangkan kualitas kepemimpinan otentik itu. Di sisi lain, integritas serta identitas sang pemimpin yang dapat menjadi pegangan utama dalam menghadapi segala bentuk persaingan atau kompetensi di masa yang akan datang.

“Proses pembahasan program kerja dalam Raker akan berjalan efektif dengan mengembangkan tiga dimensi pokok yakni menguatkan pemahaman akan hakekat Mission (misi) Organisasi. Selanjutnya strategi pelaksanaan program kerja dimaksud. Dimensi yang terpenting adalah mengoptimalkan segenap potensi dimiliki organisasi sehingga program kerja dapat diwujudkan dan diimplementasi dalam mencapai tujuan organisasi,” pungkas Manimbang. (Arda)

- Advertisement -

Berita Terkini