Pejuang Islam Nusantara Sumut, Sambangi Rumah Pasuntri yang Tinggal di Gubuk

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Di gubuk ini mereka bertahan hidup, terisolasi dari keramaian dipinggir sungai Sunggal Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang.

“Walau sudah 3 tahun tinggal di kota Medan pak Hamdan dan ibu Nuraini serta kedua anak lajangnya bertahan hidup dengan keadaan serba pas-pasan,” ungkap Ketua Pejuang Islam Nusantara Sumatera Utara (PIN Sumut) Ustaz H Agus Rizal SHI MPdI, Selasa (16/6/2020).

Betapa tidak, pak Hamdan pekerja serabutan, kadang ikut bangunan, bersih ladang dan dikebun orang di seputaran perumahan Tasbi. Sedangkan istrinya Inun bekerja sebagai binatu di perumahan yang sama. “Efek pandemi Covid-19 sudah tiga bulan mereka menganggur, makan dari hasil ladang tetangga, di tanah garapan perusahaan Raksasa di pinggiran sungai Sunggal tepatnya di belakang perum Siapa Dia,” sambungnya.

Diceritakan Agus, keluarga ini awalnya tidak mau tinggal dan terdampar di gubuk itu. Namun apa daya hendak pulang ke kampung di daerah Stabat Langkat malu karena tanah dan rumah telah terjual habis karena ingin mewujudkan mimpi berpenghasilan lebih menggarap tanah keluarga.

Pejuang Islam Nusantara Sumut, Sambangi Rumah Pasuntri yang Tinggal di Gubuk (2)
Rumah Gubuk Pak Hamdan

Apa boleh disangka janji tak sesuai dengan kenyataan. Tak sampai dua bulan mereka meninggalkan hutan perkebunan sawit di bilangan Labuhanbatu. Kalau tidak bantuan dari Pejuang Islam Nusantara Sumatera Utara (PIN Sumut) mereka tidak akan pernah tersentuh bantuan, karena tidak punya Kartu Keluarga (KK) dan KTP kota Medan.

“Jangankan kami, yang punya identitas kota Medan saja banyak yang belum dapat pak,” ungkap Inun.

“Alhamdulillah, di bulan Syawal ini kita menyempatkan waktu bersilaturahmi dikediaman pak Hamdan. Syukurlah pak Hamdan punya kepandaian ahli kusuk urat, sehingga dapat menutup kebutuhan dapur,” kata Inun.

“Tarif kusuk tak dibilang-bilang karena ini ilmu dari Allah SWT,” kata Hamdan.

Namun siapapun jelas merasakan dampak Covid-19, apalagi orang takut bersentuhan langsung. “Semoga kalau sekarang sudah normal ada yang kusuk dan Alhamdulillah terimakasih atas rezeki yang diberikan kepada kami,” ucapnya.

Terakhir, Ustaz Agus Rizal mengatakan, ini potret masyarakat marjinal yang tak mau ambil pusing tentang pemilu, rekomendasi atau hiruk pikuk politik lainnya. Bagi mereka bisa makan saja sudah cukup.

“Pelajaran hidup bagi yang berkelebihan, mari peduli kepada saudara kita, karena ada hak dhuafa, fakir dan miskin harta yang diberikan Allah SWT/Tuhan Yang Maha Esa,” tuturnya.

- Advertisement -

Berita Terkini