Lapar dan Takut

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM

Allah berfirman;

فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ
الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ

“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Al Quraisy:3-4)

Rasa takut merupakan salah satu bentuk ujian. Takut gempa, kelaparan, kehausan, musuh yang terlihat dan yang tidak terlihat.

Ujian yang kedua yakni rasa lapar. Rasa lapar atau kekurangan dalam hal harta bisa jadi merupakan akibat bencana alam atau hilangnya keberkahan.

Allah menguji kita dengan kekurangan bisa jadi karena dosa dan kesalahan yang kita perbuat sehingga ia merupakan peringatan dan teguran untuk kita, atau bisa jadi ujian itu untuk menaikkan derajat dan kedudukan kita di sisi Allah.

Sabar dan kejujuran merupakan hasil dari ujian. Kita harus tetap berada di pintu Allah betapapun beratnya penderitaan yang kita hadapi.

Ketika Rasulullah SAW menghadapi cobaan atau musibah, beliau segera berwudu dan shalat.
Sebagaimana firman Allah;

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,” (QS. Al Baqarah:45)

Jika cobaan mengelilingi dan menjadikan kita resah, bersabar dan shalatlah. Keduanya merupakan jalan keluar. Sembari bersabar, tetaplah beribadah dan menghadap kepada Allah.

Bisa jadi dengan ujian itu Allah hendak memperlihatkan ke permukaan seberapa tinggi kesetiaan, ketahanan, kejujuran, dan kesabaran kita untuk memberitahu nilai kita yang sesungguhnya di samping karunia-Nya kepada kita.

Dengan kata lain, Dia akan mengukur tingkat kesabaran dan kejujuran kita dengan reaksi dan sikap kita saat menghadapi ujian.

Lapar dan takut merupakan bawaan yang menjadi kekhasan makhluk hidup. Untuk menghindari rasa lapar tentu saja kita harus berusaha untuk mendapatkan makanan.

Usaha untuk mendapat makanan dapat dilakukan dengan bekerja produktif. Apapun bentuk pekerjaannya, jika pekerjaan itu menghasilkan maka kita akan membelanjakan hasil kerja tersebut untuk mendapatkan makanan.

Lalu, bagaimana jika kita takut? Takut merupakan pekerjaan hati. Dia tidak terlihat secara kasat mata tetapi bisa dirasakan ketika datang menghampiri kita. Entah ketakutan tersebut ditujukan kepada apa atau siapa, yang pasti ketakutan itu benar-benar membuat kita tidak nyaman.

Oleh karena itu hendaknya kita mengelola takut tersebut hanya ditujukan kepada Allah. Takut kepada Allah juga harus dibumbui dengan cinta kepada-Nya.

Allah SWT memberikan kita tuntunan untuk menghilangkan lapar dan mengamankan kita dari ketakutan. Tuntunan tersebut termaktub dalam Al Qur’an Surah Al Quraisy ayat 1-4.

Dalam Surah Quraisy tersebut Allah mengisahkan kebiasaan orang-orang Quraisy yang senantiasa bepergian di musim dingin dan panas. Mereka bepergian bukan tanpa maksud, melainkan karena berniaga. Dari hasil perniagaan tersebut, mereka memperoleh rezeki. Mereka berniaga ke Syam pada musim panas dan ke Yaman pada musim dingin.

Dari hal ini, kita bisa merenungkan bahwa mereka bekerja (berniaga atau bernisnis) dengan gigih meskipun musim senantiasa berganti. Mereka justru membaca alam (musim) untuk kelancaran perniagaan yang mereka lakukan.

Walhasil, mereka mendapatkan banyak rezeki dari perniagan tersebut. Rezeki itu menghilangkan mereka dari rasa lapar.

Dalam bepergian untuk berniaga, mereka mendapatkan jaminan rasa aman dari penguasa Syam dan Yaman. Mereka mendapatkan kenikmatan berupa rasa aman.

Dalam arti lain, mereka tidak usah takut akan keselamatan mereka di perjalanan ketika berniaga. Karena rasa aman tersebut, Allah pun menganjurkan kepada mereka agar senantiasa menyembah-Nya.

Menyembah Allah SWT merupakan bentuk dari rasa syukur atas nikmat yang mereka peroleh. Dari Surah Quraisy tersebut, kita bisa mengambil pelajaran bahwa kita bisa meniru orang-orang Quraisy. Mereka senantiasa giat dalam bekerja meskipun musim terus berganti.

Hendaknya kita juga giat bekerja untuk mencari rezeki sehingga kita tidak kelaparan. Meskipun demikian, kita juga tidak boleh melalaikan Allah SWT, Dzat yang telah memberikan berbagai kenikmatan. Itulah yang bisa membuat kita merasa aman ketika kita takut.

Mengingat Allah SWT dengan bertauhid merupakan sumber dari keberanian dan penghilang rasa takut akan kehidupan dunia ini.
Surah Quraisy telah memberikan pelajaran untuk menghindari lapar dan mengamankan diri dari ketakutan.

Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat.

Penulis: Hindun Shalihah

- Advertisement -

Berita Terkini