Was-Was

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM

::: Ibnu Hajar Al Haitami

Was-was merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya yang akan menjadikan seseorang tidak khusyu’ dalam beribadah bahkan membuat malas melakukannya.

Orang yang terserang penyakit ini ibadahnya tidak akan optimal karena waktunya habis untuk mengulang-ulang ibadah yang tidak perlu diulang dan yang diragukan sendiri.

Penyakit was-was merupakan tentara setan yang harus segera ditumpas. Kalau tidak, penyakit ini akan semakin menancap dalam hati dan sulit hilang.

Pada akhirnya orang yang terserang penyakit was-was ini seperti orang yang tidak waras.
Separah itukah?

Orang was-was akan selalu dihantui kekhawatiran-kekhawatiran yang menyiksa batin. Dia akan selalu ragu demgan apa yang diperbuatnya sendiri.

Contoh kecil saja. Ketika dia berwudhu sampai berulang kali, padahal wudhunya sudah sah. Ketika shalatpun melakukan takbiratul ihram beberapa kali, padahal takbiratul ihramnya sudah benar.

Abu Hurairah r.a menuturkan bahwa Rasulullâh SAW bersabda:

يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ مَنْ خَلَقَ كَذَا مَنْ خَلَقَ كَذَا حَتَّى يَقُولَ مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ فَإِذَا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ وَلْيَنْتَهِ

“Setan mendatangi salah seorang dari kalian, lalu bertanya, ‘Siapakah yang menciptakan ini? Siapakah yang menciptakan itu?’ Hingga dia bertanya, ‘Siapakah yang menciptakan Rabb-mu?’ Oleh karena itu, jika telah sampai kepadanya hal tersebut, maka hendaklah dia berlindung kepada Allah dan hendaklah dia menghentikan (was-was tersebut)”. (Muttafaq ‘Alaih)

Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitabnya “Fatawa al-Kubra al-Fiqhiyah” menjelaskan tentang tips-tips menghilangkan penyakit waswas. Setidaknya, ada enam cara untuk menaklukkan penyakit ini.

? Pertama:
Tidak menghiraukan.

Obat terampuh untuk menumpas was-was adalah dengan tidak menghiraukan ketika keraguan datang.

Contoh, ketika melakukan Takbiratul Ihram, hatinya ragu sah atau tidak, maka keraguan itu tidak usah dihiraukan. Lanjutkan saja shalatnya. Yakinlah bahwa Takbiratul Ihram-nya sah. Jika hal itu dilakukan, sedikit demi sedikit akan hilang.

? Kedua:
Sadar bahwa was-was itu dari setan.

Sebagaimana merupakan musuh nyata bagi kita. Mereka akan berusaha keras untuk menjerumuskan kita ke jalan yang dimurkai Allah.

Oleh Karena itu, mereka akan selalu mengganggu kita saat kita beribadah dengan menyelipkan keraguan dalam hati kita; sah tidak niat, bacaan tahiyat dan semua yang berkaitan dengan ibadah kita.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memperingatkan hal itu dalam firman-Nya:

وَلاَ تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

“… dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya syithan itu musuh yang nyata bagimu.”
(QS. Al-Baqarah:168).

Maka, jika was-was datang…
Sadarlah bahwa setan sedang mengganggu kekhusyukan ibadah kita.

? Ketiga:
Tancapkan dalam hati bahwa agama Islam itu mudah.

Orang yang was-was biasanya menganggap ibadah yang telah dilakukan tidak sah sehingga dia mengulang-ulang apa yang telah dia lakukan. Hal itu hanya menyusahkan dirinya.

Islam itu mudah jadi jangan dipersulit. Rasulullah tidak pernah memberikan pemahaman yang sulit tentang agama Islam kepada umatnya.

? Keempat:
Belajar dengan tekun.

Kebanyakan orang yang memiliki penyakit was-was disebabkan belum mengerti betul tentang ibadah yang dia lakukan.

? Kelima:
Bacalah Lâ Ilâha Illa-llâh.

Orang yang terkena penyakit was-was disunahkan memperbanyak kalimat tauhid sebab ketika mendengar kalimat tauhid ini, setan akan lari.

? Keenam:
Membaca ta’awwudz.

Utsman bin abil Aash pernah bercerita kepada baginda Nabi SAW bahwa setan telah mengganggu shalatnya.

Kemudian Nabi SAW memerintahnya untuk membaca ta’awwudz dan meludah ke kiri tiga kali. Resep itu pun dilakukan. Seketika, penyakit was-was itupun hilang.
Allah SWT berfirman:

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚ

“Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah” (QS. Al A’raf:200)

Semoga kita terhindar dari penyakit was-was dan dapat mengamalkannya jika didalam hati ada keraguan tentang ibadah kita sehingga penyakit was-was hengkang dari hati kita.

Penulis: Hindun Shalihah

Artikulli paraprak
Artikulli tjetër
- Advertisement -

Berita Terkini