JMM Sumut: Unjuk Rasa Bentuk Rasa Peduli Bukan Tudingan 

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Pada dasarnya Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara yang kaya raya akan keanekaragamannya. Mengapa tidak Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki suku adat yang beragam sehingga tertulis di Lambang Negara Indonesia, Garuda Pancasila yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”.

Perlu diketahui Negara Republik Indonesia adalah Bangsa yang Berdemokrasi. Dimana dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 28 tentang kemerdekaan berserikat berkumpul, mengeluarkan pendapat dengan lisan, tulisan dan pikiran.

Hal itu dijelaskan Ketua Jaringan Masyarakat Mandiri Sumatera Utara (JMM Sumut) Fahrul Harahap di Medan, Kamis (6/2/2020).

“Maka harus perlu diketahui bahwa mengkritisi atau berunjuk rasa itu bukanlah suatu bentuk tudingan ataupun kebencian namun sebaliknya itu adalah bentuk kepedulian,” jelas Fahrul.

Kata Fahrul, terlalu miris rasanya apabila ada tudingan dari salah satu ketua organisasi kemahasiswaan Islam di Sumatera Utara yang menyatakan bahwa unjuk rasa yang dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat yang mengarah mengkritisi Kapolda Sumatera Utara tidak berdasar.

Cukup disayangkan secara tidak langsung cara pandang oknum tersebut dapat dikatakan dangkal. “Kenapa tidak, Oknum tersebut menilai yang mengkritisi Kapolda Sumut itu adalah tidak berdasar,” jelas Fahrul dengan nada heran.

Fahrul Harahap mengatakan, aneh dan lucu rasanya mendengar redaksi salah satu ketua organisasi kemahasiswaan Islam Sumatera Utara tersebut, padahal sudah dijelaskan bahwa menyampaikan aspirasi itu telah dilindungi konstitusi, itu yang pertama.

Yang kedua, kata dia, merasa oknum tersebut tidak memahami apa yang disampaikan sekelompok masyarakat tersebut sehingga oknum tersebut hanya ASBUN “Asal Bunyi” dan yang terakhir diduga Oknum tersebut tidak paham akan arti sebuah ekspresi.

“Karena bentuk dukungan itu tergantung cara kita berekspresi dan bisa saja cara dukungan itu datang dari ekspresi turun kejalan dan ada juga yang hanya menyanjung,” tegas Fahrul Harahap.

“Kemudian harus kita garis bawahi bahwa unjuk rasa itu bukan suatu bentuk tudingan dan kebencian namun sebaliknya unjuk rasa itu adalah bagian bentuk kepedulian,” lanjutnya.

Ketum JMM Sumut Fahrul Harahap menyatakan unjuk rasa ke Mapolda Sumut adalah hal yang wajar, sebab itu adalah bentuk ekspresi mereka dalam mensupport Kapolda Sumut untuk lebih memberikan rasa aman dan nyaman dari kejahatan begal dan kriminal lainnya.

Tidak ada yang salah dalam unjuk rasa tersebut, malah itu adalah bentuk dukungan yang sesungguhnya kepada Kapolda Sumut, mungkin mereka hanya ingin mengadu secara langsung kepada bapak Kapolda Sumut yang mereka yakini dapat melindungi mereka masyarakat Sumut dari kejahatan kriminal atas izin Tuhan Yang Maha Kuasa.

“Namun mungkin mereka tidak tahu bagaimana caranya dapat berkeluh kesah langsung pada Kapolda sumut. Padahal sebenarnya diketahui bersama bapak Irjen Pol Drs Martuani Sormin Siregar MSi Kapolda Sumut adalah sosok yang Humanis,” jelas Fahrul Harahap.

Ketua JMM Sumut merasa sangat miris melihat redaksi salah satu ketua Organisasi Mahasiswa Islam tersebut pada Senin 3 Februari 2020. Harusnya ia juga mendukung, sebab diduga Mahasiswi yang dijambret akhir-akhir ini adalah juniornya di salah satu Universitas Islam di Sumatera Utara yang diduga menyebabkan orangtua mahasiswi tersebut meninggal dunia.

“Kalau tidak mampu berkontribusi dan mendukung dalam Kamtibmas di Sumatera utara paling tidak diam duduk rapi, tenang dan Jangan jadi manusia yang bicara tanpa ilmu asal bunyi,” tutup Fahrul Harahap. Berita Medan, red

- Advertisement -

Berita Terkini