[Kisah] Anggi, Bocah Malang Dengan Usus Terburai

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh: Yogoy

MUDANews.com, Deli Serdang (Sumut) – “Anggi Bisa Hidup kan Om, Anggi Bisa Sehat kan Om, Anggi Mau Sekolah Lagi om”. Itu lah kata-kata yang membuat saya terenyuh ketika saya dan beberapa rekan pewarta datang ke kediaman pasangan Adlin Nasution (35) dan Marina (32) beberapa waktu lalu. Di rumah semi permanen itu saya melihat seorang anak terbaring di atas sebuah kasur dan sarung sebagai selimutnya.

Dialah Anggirlan Nasution, bocah berumur 10 tahun yang bertahan hidup dengan posisi usus yang berada di luar perut. Diawal saya belum mengetahui sebab musabab mengapa kondisi Anggirlan bisa seperti itu. Meski harus menahan sakit, bocah yang akrab disapa Anggi ini masih bisa tersenyum kepada kami yang datang di rumahnya di di Dusun VI Pondok I, Desa Marindal II, Kecamatan Patumbak, Deli Serdang, Sumatera Utara. Ketika diajak ngobrol, Anggi dengan sangat ramah meladeni saya.

Selang beberapa saat kami sampai, Marina pun mulai mengisahkan kondisi yang dialami anak keduanya itu. Pada 2015, tepatnya di bulan April, Anggi  merasakan sakit perut usai berenang bersama keluarganya. orang tua Anggi mengira anaknya hanya masuk angin. Mereka kemudian membawa Anggi ke bidan untuk memeriksakan kondisi Anggi.

Namun beberapa hari kemudian sakit yang diderita Anggi tidak pulih. Malah Anggi merasakan sakit yang luar biasa. Sampai pada waktunya mereka membawa anggi berobat ke dokter.

“Dokter bilang ini sudah gawat penyakitnya. Karena Anggi sudah tidak buang air lagi. Sehingga harus diambil tindakan operasi,” kata Marina yang kini sedang hamil tua anak keempat.

Mengandalkan fasilitas Jamkesmas, keluarga kemudian membawa Anggi ke Rumah Sakit Pirngadi Medan. Adlin dan Marina berharap anaknya lekas sembuh  pascaoperasi. Namun sunggguh hal yang tak diduga, jahitan bekas operasi pertama malah terbuka. Anggi dioperasi untuk kedua kalinya.

Bukan kesembuhan yang didapat, malah usus Anggi berada diluar perut. Mulai dari sini, Adlin dan Marina mendapat kejanggalan.

“Dokter bilang hanya cara itu yang bisa menyelamatkan Anggi,” kata Adlin menirukan perkataan dokter.

Sayangnya si dokter tidak merinci kenapa harus mengambil tindakan medis yang menyisakan rasa sakit buat Anggi. Mereka hanya berjanji kondisi anaknya akan kembali normal.

Alih-alih makin membaik, sepengamatan Adlin kondisi anaknya makin memburuk. Anggi sempat rawat inap selama empat bulan di RS Pirngadi. Tapi tetap saja kondisi kesehatannya tak juga pulih. Berat badan Anggi juga menurun. Padahal sudah dipindahkan ke ruang rawat inap gizi. Tapi, yah, tetap saja tidak ada perubahan.

Empat bulan berada disana, keluarga membawa Anggi pulang. Meski dengan usus yag terburai. “Bagaimana lah mau naik berat badannya itu. Sedangkan kala anakku makan pasti keluar dari luka yang di usus itu,” kata Adlin.

Selama hampir dua tahun Adlin dan Marina hanya pasrah dan mengobati Anggi ala kadarnya. Dua minggu lalu, kabar ini menyeruak ketika perangkat Desa Marindal II mengetahui ada warganya yang keadannya parah.

Bergerak cepat, perangkat desa langsung membawa Anggi ke RSUD Lubuk Pakam. Namun setelah dirawat disana, Anggi juga tidak mendapat kepastian akan ditangani dan bisa sembuh. Keluarga membawa Anggi pulang ke rumah lagi.

Perangkat Desa juga komitmen membantu Anggi. Mereka sudah menyiapkan berbagai keperluan. Seperti BPJS dan ambulan siaga yang siap pakai kapanpun. Rencananya dalam waktu dekat Anggi akan dirujuk ke RSUP H Adam Malik.

“Minggu depan kami usahakan Anggi dirujuk ke Rumah Sakit Adam Malik dengan pembiayaan dari BPJS Kesehatan. Sedangkan keperluan biaya-biaya yang lain akan kami galang dari para warga karena keluarga ini ekonomi lemah,” tutur Kepala Desa Marindal II Jufri Antono.

Kembali ke Anggi yang masih terbaring, saya mencoba mengajak dia ngobrol. Saya tanyakan tentang cita-cita, ternyata dia punya cita-cita yang tinggi.

“Anggi mau jadi Astronot,” kata Anggi dengan senyum khasnya.

Anggi juga menyampaikan pesan kepada presiden Jokowi. Dia bilang, dia ingin sembuh dan meminta Jokowi melihatnya.

“Pak Jokowi, Anggi mau sembuh. Anggi mau sekolah lagi. Anggi mau main lagi,” kata Anggi.

Yang membuat saya dan beberapa rekan pewarta bertanya. Kenapa   Anggi yang menahan sakit yang dideritaya, masih bisa tersenyum dan beberapa kali bergurau dengan kami yang datang.

Diakhir pertemuan kami mencoba menyemangati Anggi. Bocah itu pun membalas dengan senyuman hangat. Sungguh malang nasib mu Anggi. Tapi tetap semangat. Kau calon pemimpin masa depan.

Tetap Semangat Anggi …….

#anggiharussembuh[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini