Salah Pilih Pemimpin Masuk Neraka, Feri Mukli : Narasi Politik Murahan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, PADANG – Kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 semakin dekat yaitu 14 Februari 2024 atau tinggal 46 hari lagi. Dengan semakin dekatnya pemilu serentak tersebut, berbagai narasi-narasi politik pun berkembang di masyarakat.

Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Bappilu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumatera Barat, Feri Mukli yang mengungkapkan mendapatkan kabar ketika bertemu beberapa orang warga bahkan ada pemilih pemula juga yang mulai was-was dengan adanya narasi yang berkembang di masyarakat yaitu salah memilih pemimpin bisa masuk neraka

“Akibat narasi tersebut membuat mereka masyarakat berfikir jika memang begitu mereka mending golput saja biar tidak masuk neraka gara-gara memilih presiden,” ungkapnya pada Sabtu, 30 Desember 2023.

Narasi seperti, kata Feri, sangat berbahaya karena bisa menurunkan angka masyarakat menggunakan hak pilihnya pada pemilu 2024 mendatang.

“Menurut saya sangat berbahaya sekali narasi tersebut, kawan-kawan KPU sudah bersusah payah mengajak masyarakat untuk datang memilih ke TPS, sedangkan di satu sisi ada pihak-pihak dengan sengaja membangun narasi yang membuat masyarakat menjadi takut menentukan pilihan,” kata Feri yang juga Caleg DPRD Sumbar Dapil 1 atau Kota Padang tersebut.

Feri melanjutkan, dalam sistim demokrasi, masyarakat disodorkan dengan beberapa pilihan calon presiden, dan para calon ini tentu juga telah melalui beberapa tahapan dan seleksi kepartaian dan mempunyai dukungan masyarakat dan survey menjadi tolak ukurnya.

“Kita berharap masyarakat mengabaikan narasi tersebut, dengan tetap datang ke TPS memilih calon presiden yang menawarkan gagasan yang realistis,” ajaknya.

Terakhir, ia mengajak masyarakat terutama masyarakat Sumatera Barat untuk menggunakan hak pilihnya pada pemilu serentak 2024 mendatang.

“Mari kita gunakan hak pilih pada pemilu dan pilpres 2024 mendatang agar benar-benar lahir pemimpin yang diinginkan masyarakat banyak. Terkait pilihan itu hak pribadi, kita bisa bisa melihat dan memilih berdasarkan gagasan-gagasan yang ditawarkan si calon,” tutupnya.

- Advertisement -

Berita Terkini