Soroti Gaya Hidup Mewah Pejabat Kemenkeu, Feri Mukli ; Aparatur Negara Perlu Belajar dari Kesederhanaan Bung Hatta

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, PADANG – Pekan ini perhatian masyarakat Indonesia tertuju kepada kasus penganiayaan yang dilakukan oleh anak seorang pejabat Kementerian Keuangan.

Berbagai kalangan pun ikut menyoroti kasus tersebut, salah satunya tokoh muda Sumbar yang juga Ketua Bappilu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumatera Barat, Fery Mukli.

Fery mengatakan, dimana kasus tersebut mengungkap fakta lain tentang gaya hidup mewah yang menarik perhatian banyak orang bagaimana cara mereka mendapatkan harta kekayaan yang nilainya fantastis jika dihitung dari nilai pendapatan gajinya.

“Sudah menjadi rahasia umum saat ini banyak pejabat di lingkungan pemerintah pusat maupun daerah yang menunjukan gaya hidup mewah, pamer moge, mobil sport, dan sederetan rumah mewah dengan harga yang fantastis,” ujarnya dalam keterangannya kepada Media, Selasa (28/02/2023).

Hal tersebut, kata Fery, membuat rasa percaya publik terhadap pengelolaan keuangan negara jadi menurun yang berdampak kepada tingkat kepatuhan dalam membayar pajak.

“Pejabat negara sepertinya perlu diberikan pencerahan atau seminar kembali untuk mengenang sosok seorang bung hatta, wakil presiden pertama republik indonesia yang hidup di dalam kesederhanaan serta sangat takut menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi beliau, apalagi untuk memperkaya diri,” harapnya.

Bung Hatta, lanjut Feri, merupakan bapak Anti Korupsi Indonesia, Putra Minang kelahiran Kota Bukittinggi ini sangat terkenal dengan kesederhanaan dan kehati-hatiannya dalam menggunakan fasilitas negara.

Diceritakan Fery, dikutip dari buku “Mengenang Bung Hatta” terbitan Toko Gunung Agung pada 2002 itu, Iding Wangsa Widjaja (Sekretaris Pribadi Bung Hatta) menulis bahwa dirinya pernah kena teguran Hatta karena menggunakan tiga helai kertas dari kantor Sekretariat Wakil Presiden.

Kata Fery, Sekretaris Pribadi Bung Hatta tersebut dipersalahkan karena menggunakan aset negara untuk membalas surat yang bersifat pribadi. Hatta kemudian mengganti kertas tersebut dengan uang pribadinya.

Hal tersebutlah, lanjut Fery, PSI Sumbar mengajak kader untuk meneladani sosok Bung Hatta.

“Kami di PSI SUMBAR juga sangat menekan kepada para kader untuk meneladani sosok Bung Hatta yang jujur, sederhana, dan teguh pada pendirian jika suatu saat diberikan kepercayaan oleh masyarakat untuk duduk di legislatif maupun eksekutif,” katanya.

Terakhir, Fery mengatakan, beberapa waktu lalu PSI juga menunjukan keseriusan dengan mengadakan pelatihan Sekolah Kader Solidaritas Indonesia yang mana salah satu tujuannya untuk menanamkan semangat anti korupsi.

“Tujuan dari sekolah kader ini adalah untuk menanamkan semangat anti korupsi bagi seluruh kader PSI, serta menerapkan sistim tanpa mahar dalam penjaringan bacaleg-bacaleg yang akan maju dengan partai PSI,” tutupnya. (Rel)

- Advertisement -

Berita Terkini