Dibalik “Dukungan” Jokowi Kepada Prabowo, Pengamat: Ada Misi Lain

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, OPINI – Setidaknya ada beberapa perspektif yang bisa ditangkap dari ucapan “dukungan” Jokowi kepada Prabowo beberapa hari lalu. Demikian yang disampaikan Agung Wibawanto, pengamat politik dari Yogyakarta, Sabtu (12/11/2022). Seperti diketahui, usai kejadian tersebut, obrolan politik baik di publik maupun elite partai menjadi ramai.

Beberapa pengamat yang mungkin merangkap simpatisan salah satu capres mengkritik Jokowi sebagai tidak etis karena ikut dukung-mendukung pencapresan. Sementara Koalisi Perubahan merasa tidak gentar meski Prabowo didukung Jokowi. Tidak mau kalah, relawan Projo mengaku siap ikuti instruksi Jokowi untuk dukung Prabowo.

“Jujur saya curiga ini ada apa? Jelas ini politik, tidak ada sesuatunya yang terang benderang. Semua bahasa simbol, diplomatis dan ingat, politik itu soal persepsi,” ujar Agung. Dugaan Agung diperkuat dengan calon kuat lain yang tampak “anteng-anteng” saja. Calon yang dimaksud Agung adalah Ganjar Pranowo. Menurutnya, jika benar (Jokowi dukung Prabowo), pasti Ganjar bersama PDIP sudah merespon balik.

“Tapi ini kan biasa-biasa saja respon Ganjar, relawan maupun PDIP. Jadi, ini bukan sesuatu yang sebenarnya. Jika ada yang menduga beneran ya biarkan saja, mungkin begitu pikir Ganjar dan PDIP. Secara Jokowi kan kader PDIP, petugas partai, jadi mestinya dukungan Jokowi sebangun dengan partainya. Atau, setidaknya sudah dibicarakan. Ini logika saja, kan?” Tanya Agung lagi.

Bagi Agung, melihat Jokowi tidak bisa dilihat yang tersurat saja, tapi juga yang tersirat, “Saya melihat Jokowi tengah memainkan peran sebagai playmaker, kalau dalam sepakbola, pengatur permainan. Para calon dibuat bergantung kepada Jokowi, bahkan mungkin bisa tunduk dan mengikuti apa kehendak Jokowi,” jelas Agung.

“Lihat saja sekarang semua tokoh seperti menunggu ‘dukungan’ Jokowi. Dua koalisi yakni KIB dan Koalisi KIR sudah berhasil dikuasai Jokowi. Itu perspektif pertama. Kedua, Jokowi tengah melakukan serangan menggunakan tangan orang lain. Maksudnya apa? Jokowi tahu ada kekuatan yang dianggap sebagai lawan, yakni koalisi Perubahan,” ya Agung.

Menurut Agung, untuk ‘menyerang’ pencapresan Anies, Jokowi menggunakan ‘tangan’ atau kekuatan Prabowo. Terlebih publik mengetahui Anies pernah berjanji tidak akan nyapres jika Prabowo maju (2019). Maka dapat dibayangkan, bagaimana Anies yang sempat mendapat dukungan Gerindra di Pilgub DKI 2017, tapi kini berhadapan dengan Prabowo?

“Terbukti lagi kini mulai dihadap-hadapkan antara Prabowo dengan Anies, berikut dengan para relawan pendukungnya. Memang ini tujuannya penggembosan Koalisi Perubahan, tapi dalam politik sah-sah saja, Toh pertandingan resmi belum dimulai. Jokowi bisa menyerang Anies tanpa mengotori tangannya. Istilahnya begitu,” tutur Agung.

Perspektif ketiga, masih menurut Agung, adalah “Cek ombak”, “Bagaimana respon elite dan juga publik? Apakah mendukung, menolak atau ada calon alternatif, dan berapa persentasenya setelah melalui survey? Terakhir, Jokowi mendorong koalisi-koalisi itu untuk segera mengajukan calonnya, meski dengan pesan hati-hati,” terang Agung.

Agar apa? Bagi Agung, hal ini akan memudahkan kerja PDIP memetakan arah dukungan. “Sepertinya, tugas Prabowo sebagai stabilisator dari calon yang audah ada, dan Megawati melakukan konsolidasi di internal PDIP melakukan lobby-lobby kepada partai, terutama partai koalisi pemerintah yang sekarang, minus Nasdem,” tutup Agung melalui sambungan telp. (Red)

- Advertisement -

Berita Terkini