Ketua DPR RI, Siapakah Gerangan Puan Maharani

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Meskipun hanya kain terusan bagian bawah yang bercorak batik warna merah menyala dari setelan kebaya yang dikenakan Ibu Puan Maharani saat dilantik menjadi Ketua DPR RI satu hari jelang peringatan Hari Batik Nasional, tetapi tak menghilangkan rasa simpatik dan decak kagum serta kebahagiaan para politisi PDI Perjuangan (baca: mesti ditulis PDI Perjuangan bukan PDIP untuk yang mengerti tentang ideologi, semangat dan perjuangan dari Partai yang didirikan oleh putri Bung Karno ini).

Kebahagiaan lain juga terpancar dari partai-partai pemenang Pemilihan Umum Legislatif lainnya seperti Partai Golongan Karya (Partai Golkar), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindra) dan Partai Nasional Demokrat (Partai Nasdem) yang berhasil menempatkan figur dan tokoh partainya menempati posisi Wakil Ketua DPR.

Dilantiknya Puan Maharani menjadi Ketua DPR RI, politisi yang dalam karier politiknya dikader oleh ayahnya Almarhum M Taufiq Kiemas, politisi kawakan dan Ibunya Megawati Soekarnoputri pendiri Partai Politik yang dari awal membangun ideologi marhaenisme yang makin menukik dengan perjuangan pada kawula alit (wong cilik), bukan kawula elite (wong agung) menjadi menarik untuk dianalisis berdasarkan multi perspektif dan menjawab siapakah gerangan Puan?

Politik Strukturalis

Dalam tinjauan aliran politik strukturalis penempatan figur dan tokoh politik pada jabatan-jabatan publik yang strategis adalah bentuk dari keberhasilan partai politik melakukan konsolidasi demokrasi dan rekruitmen figur dan tokoh politik.

Dalam konteks itu, ucapan selamat perlu untuk diucapkan kepada partai-partai pemenang pemilu legislatif yang masuk pada lima besar. Begitu juga pada figur dan tokoh yang dilantik ucapan selamat bekerja untuk memfasilitasi dan memimpin para wakil rakyat yang bertugas dan berfungsi sebagai pembuat undang-undang atau legislacy function, menyusun dan menetapkan anggaran (budgeting function) dan fungsi pengawasan (controlling function).

Ucapan selamat yang teristimewa tentu saja dialamatkan pada Ibu Megawati Soekarno Putri yang melalui partai besutannya telah menghantarkan tokoh dan figur partainya yang sekaligus putrinya menempati posisi sebagai Ketua DPR perempuan pertama dalam sejarah Indonesia melengkapi suksesnya menghantarkan Pak Jokowi menjadi presiden pada periode kedua.

Secara konstitusional penempatan tokoh dan figur politik berdasarkan ketentuan itu telah menempatkan sistem pembagian kekuasaan dan pemerintahan presidensial yang tepat karena komposisi yang beroposisi dan berposisi pada pemerintah telah menyatu secara bersama menjalankan fungsi di legislatif sebagai check and balance, artinya bukan hanya beroposisi yang hanya mengoreksi pemerintahan tetapi juga sebagai supporting pemerintah bila memang kebijakan dan program pemerintah layak dan pantas untuk disupport.

Warna baru komposisi pimpinan DPR seperti sekarang ini tentu banyak mendapat penilaian bahwa proses check and balace atau oposisi seperti yang berlangsung pada periode pemerintahan pak Jokowi pada periode pertama.

Siapa gerangan Puan sepertinya segera menimbulkan pertanyaannya kemudian adalah bagaimana kepentingan rakyat dapat terwakili?

Membatik Simpatik

Dengan berpikiran positif, tepatnya sebuah harapan baru setidaknya memunculkan optimisme bahwa hadirnya figur atau tokoh Puan Maharani sebagai Ketua DPR akan membawa wajah DPR yang lebih feminim, bagaikan ibu-ibu pembatik yang cekatan dan kreatif maka Puan Maharani tentu akan membatik di kebaya merahnya dengan tampilan yang menarik dan menimbulkan simpatik.

Penilaian semacam ini tentulah tidak berlebihan lantaran: Pertama, proses Puan Maharani memimpin DPR di dampingi Wakil Ketua yang bukan kaleng-kaleng sebut saja misalnya A Muhaimin Iskandar yang bukan politisi karbitan, kenyang pengalaman sebagai politisi sejati, Aziz Syamsuddin Sufmi Dasco Ahmad yang doktor ahli hukum dan politisi senayan yang bukan lahir kemaren sore dan Rachmat Gobel berlatar belakang pengusaha dan profesional memberi peluang Puan Maharani untuk memimpin sekaligus belajar dan mengasah kepemimpinannya.

Kedua, cucu Bung Karno yang menjadi Ketua DPR perempuan pertama ini setidaknya sedang dikader dan dilatih oleh Ibunya bila memungkiankan akan menjadi benar-benar sebagai Puan Maharani atau Ratu di negeri ini atau menjadi Presiden RI pada 2024.

Dengan target semacam itu, setidaknya kita pantas akan berharap dan berdoa tulus agar wajah DPR dibawah Puan Maharani menyelesaikan berbagai ukiran batik yang belum terselesaikan dengan ukiran yang indah atau berbagai program legislasi nasional yang pro rakyat serta berbagai prestasi baru DPR yang bagaikan prestasi yang indah bak ukiran batik yang simpatik sampai kelak nantinya jelang 2024.

Penutup

Siapa gerangan Puan, setidaknya bagaikan uraian saya yang ringan ini tentang harapan dan sekalian doa agar wajah DPR dibawah pimpinan Puan Maharani lebih terlihat indah dan mempesona.

Siapakah gerangan Puan, adalah cucu Bung Karno yang memakai kebaya dan kain batik merah yang simpatik saat pelantikan dengan penuh tulus dan no reserve, bagai istilah Bung Karno, agar kiranya cucunya mengukir prestasi demi prestasi. Selamat berjuang Puan dan Tuan Pimpinan Dewan! (3/10/2019).

Oleh: Wahyu Triono K.S
Dosen FISIP Universitas Nasional, Founder SSDI dan LEADER Indonesia

- Advertisement -

Berita Terkini