Beras Langka dan Mahal, Cadangan Beras Pemerintah Kemana?

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

 

Penulis : Nurul Azizah

Saat ini harga beras di pasaran masih cukup tinggi. Rata-rata harga perkilogram untuk beras standar sedang Rp 16.000. Bagi yang punya uang sih tidak masalah. Lain halnya yang uangnya pas-pasan ya menjeritlah. Untuk itu rakyat Indonesia menitipkan suaranya agar pemerintah segera bertindak dengan mengeluarkan cadangan beras nasional yang selama ini keberadaan masih simpang siur. Ada yang bilang disimpan di gudang Bulog, ada yang bilang disimpan di tempat lain.

Seharusnya pemerintah tidak membiarkan kelangkaan beras terjadi berlarut-larut. Sangat ironis sekali, negeri yang masih tergolong agraris tapi rakyatnya kekurangan bahan pangan.

Pemerintah kok diem saja, apa karena ini urusan perut rakyat kecil, dibiarkan saja. Bisa jadi langkanya beras akan menambah warga miskin di Indonesia.

Apakah langkanya beras dan naiknya harga itu disengaja oleh pihak pemerintah dalam hal ini kementrian pertanian dan Bulog, karena penghitungan suara pilpres 2024 belum diumumkan secara resmi oleh KPU. Nunggu pengumuman dulu, baru mengambil sikap.

Apakah memang disengaja sampai nunggu paslon 02 dinyatakan menang baru beras cadangan pemerintah dikeluarkan.

Sebenarnya cadangan beras pemerintah itu ada, cuma dikeluarkan tidak seketika. Kadang masyarakat menjumpai di lokasi pasar murah harga per sak 5 kg Rp 54.500. Itu sama persis harga yang dijual di supermarket yang kerja sama dengan pihak Bulog.

Tentu beras murah ini menjadi rebutan ibu-ibu yang antriannya panjang sekali. Tidak sampai satu jam beras satu truk ludes terjual.

Apakah kelangkaan dan mahalnya harga beras ada hubungannya dengan politik. Tentu ada selain politik dagang juga politik perut. Perut yang lapar membuat masyarakat gaduh, kalau ini terjadi pasti masyarakat berupaya memenuhi kebutuhan pokoknya dan melupakan hasil perhitungan suara pilpres secara real count yang akan di umumkan paling lambat tanggal 20 Maret 2024.

Menurut penuturan dari pejabat Bulog sih tidak ada hubungan antara langka dan mahalnya harga beras dengan politik. Rakyat jangan mau dibodohi, bisa jadi Bulog sudah kongkalikong dengan pihak 02 yaitu pemerintah.

Alasan mengapa terjadi kelangkaan beras, jawaban versi Bulog adalah tahun 2023 terjadi El Nino yang ditandai dengan kemarau, iklim kering yang panjang, baru ada hujan antara bulan Oktober 2023 hingga Januari 2024. Alasan yang lain stok beras terbatas, pupuk mahal dan langka tidak seimbang dengan kebutuhan petani. Produktivitas cenderung stagnan dan turun.

Untuk itu Bulog mengatasi kelangkaan beras dengan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Kemudian jual beras dengan sistem SPHP dengan harga sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).

Bulog jual beras SPHP bersubsidi di warung, minimarket dan pasar tradisional dengan harga Rp 10.900/kg. Di samping itu Bulog memonitor perkembangan harga dan kondisi pasar antara di retail dan petani

Tapi yang menjadi pertanyaan penulis dan ibu-ibu lainnya, kemana beras Bulog selama ini? Kok belum dikeluarkan semua.

Ibu-ibu sampai berdesakan untuk mendapatkan beras subsidi dari pemerintah. Pasti ada permainan dari pihak tertentu yang tentunya berhubungan dengan pengumuman hasil pemilu yang tinggal menghitung hari.

Nurul Azizah penulis buku Muslimat NU Militan Untuk NKRI

- Advertisement -

Berita Terkini