Hamas Vs Israel, Ismail Haniyeh dan Netanyahu Menang Banyak

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, OPINI – Tiap kali korban jatuh. Korban manusia makin bertambah. Palestina membunuh satu orang Israel. Israel akan membunuh lebih banyak warga Palestina. Dua bangsa yang dipenuhi rasa dendam.

Perang Hamas lawan Israel yang untung banyak Bos Hamas Ismail Haniyeh dan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu. Serta industri mesin perang dan Perusahaan minyak raksasa dunia, yang sekongkol dengan politikus.

Demi tanah dan geo-ekonomi. Pemainnya? USA dan kaki tangan Palestina dan Arab sendiri. Ngeri.

Di balik itu adalah konglomerasi energi dunia. Semua akar perang adalah memainkan dan dimainkan oleh lima perusahaan minyak Barat. Chevron. Shell. Total. BP. Exxon.

Tiap 4 tahun harus ada perang agar industri persenjataan dan industri minyak bergerak. Kejahatan yang tak dipahami publik. Karena ditutup rapat oleh media Barat dan para penjahat yang berkedok sebagai kepala negara. Kaki tangan para cukong kelas dunia.

Caranya dengan membuat narasi yang tak tertandingi. Propaganda kebohongan. Hoaks. Amerika adalah negara yang dibangun berdasarkan hoaks dan propaganda kejahatan. Kuncinya: Media.

Serangan Hamas di Israel pun oleh Joe Biden dan Barat diputar sebagai serangan bela diri. Padahal akar masalah adalah: manusia yang dikurung, diblokade dalam penjara besar bernama jalur Gaza.

Tangis Gaza adalah tangis para pengungsi Palestina. Orang tak paham politik. Ratusan ribu lagi ada di Lebanon. Mereka orang yang terbuang dari tanah mereka.

Yang di peta pun telah hilang. Tak ada lagi nama Palestina dalam peta Bumi. Yang ada adalah Israel. Israel secara de facto menguasai Gaza. Semua peri kehidupan dipasok dan dijatah oleh Israel.

Lalu para pemimpin Arab di mana? Di pihak Israel. Mesir. Sejak 1979 telah tahu tak akan menang lawan Israel. Damai.

Beberapa negara Arab telah berdamai dengan Israel. Gong-nya adalah Arab Saudi yang akan damai dengan Israel. Hamas tak mau itu terjadi. Israel diserang! Padahal prasyarat damai Israel-Saudi adalah: berdirinya Negara Palestina. Two state solution.

Kenapa Hamas begitu? Karena Hamas adalah bagian dari ISIS. Hamas adalah Ikhwanul Muslimin. PKS kalau di Indonesia. AKP kalau di Turki. Para pemimpin mereka adalah kaum munafik yang hidup dalam gelimang harta.

Ismael Haniyeh tidak ada di Gaza. Dia di Doha, Qatar, hidup mewah. Jet pribadi sumbangan proxy Amerika. Termasuk sumbangan dari kaum bebal kadrun Indonesia.

Padahal, sekarang hampir seribu orang Gaza dibantai Israel, dan 1,500 teroris Hamas dibantai di Israel. Hampir 1,000 orang Israel tewas. Rumah sakit dibombardir. Lebih 300,000 orang kebingunan mencari tempat berteduh. Kamp pengungsi Shati di Gaza dihancurkan; 200 orang tewas. Israel memblokade total Gaza. Tidak ada pasokan listrik, air, gas, dan makanan. Tragedi kemanusiaan.

Ismail Haniyeh sedang menikmati kemenangan mampu melumpuhkan Iron Dome Israel, melakukan serangan terbesar sejak serangan Yom Kippur oleh Syria dan Mesir. Yom Kippur menewaskan 2,800 orang Israel dan menghancurkan 400 tank Israel.

Kini, Hamas memorakporandakan pertahanan Israel dan melumpuhkan Mossad. Padahal tiga hari sebelum serangan intelijen Mesir telah memperingatkan Israel bahkan akan ada serangan Hamas. Artinya, serangan Hamas diinginkan oleh Israel dan Barat.

Bagi Netanyahu, warga Israel hanyalah deret angka. Tewas? Seperti tentara remaja 19 tahun Ravit Hana Assayag yang ditembak di mulutnya oleh Hamas. Disematkan gelar pahlawan bagi bangsa Israel. Kebesaran bangsa Israel.

Sama dengan Netanyahu. Bagi Haniyeh, kematian warga adalah deret ukur. Digambarkan sebagai Syahid. Syahid? Tidak. Sangit ya. Karena perang lawan Israel soal perebutan tanah. Bukan soal Islam lawan Yahudi.

Sejatinya, kematian sebuah jiwa, entah warga Israel maupun Gaza, adalah tragedi kemanusiaan yang luar biasa berat. Hilang dari muka Bumi.

Ngeri. Kisah tentara Perempuan Ravit Hana Assayag yang 72 jam sebelumnya pulang dari liburan di New York, posting dirinya di Times Square. Tewas ditembak Hamas dalam pertempuran.

Lebih ngeri lagi korban 250 penikmat musik yang dibantai Hamas. Tak kalah mengerikan Israel melemparkan bom dan menewaskan 900 orang di Gaza dengan serangan udara.

Akibat perang ini. Israel akan menduduki seluruh Gaza, mengambil alih Gaza dan solusi dua negara Palestina dan Israel semakin kabur. Wilayah Palestina makin sempit. Hanya Tepi Barat.

Apa peran the big Five Perusahaan minyak? Konflik perang akan menghabiskan minyak. Karena mesin perang tidak menggunakan mobil listrik. Industri minyak dan senjata untung besar dengan adanya perang di Ukraina dan Timur Tengah.

Sementara di Indonesia, kadrun mengumpulkan sumbangan untuk teroris Hamas. Netanyahu membodohi warga Israel untuk kekuasaan langgeng; dengan membentuk Pemerintahan Persatuan memasukkan Benny Gantz.

Kematian jiwa tak berdosa akibat ketamakkan Ismael Haniyeh dan Benjamin Netanyahu; yang dibelakangnya soal keserakahan industri minyak dunia the Big Five. Yang tak segan mengorbankan jiwa siapa pun. Dengan kaki tangan politikus seperti Haniyeh dan Netanyahu.

Penulis: Ninoy Karundeng.

- Advertisement -

Berita Terkini