Anak Kita Part 2 : Persoalan yang Mendasar

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, OPINI – Persoalan yang mendasar bagi anak sebenarnya adalah komunikasi dan kemauan “etik” para orang tua dalam menyahuti problema dan dilema anak zaman kini. Anak dapat diletakan sebagai subyek, tidak hanya sebagai obyek dalam dimensi sosial budaya dan religi. Apalagi dalam kepentingan politik, ekonomi dan ideologi macam apapun yang berkembang. Permasalahan yang dilematis yang dihadapi oleh kalangan dewasa tidak selamanya berparalel dengan persoalan-persoalan anak. Kontribusinya berbeda dan keluasan dampak masalah juga berlainan. Bahkan pemecahan masalahnya pun juga tidak dapat diseragamkan.

Ada beberapa penyebab yang melatarbelakangi mengapa anak kurang begitu meminati apa yang dianggapnya sebagai “norma-norma nilai” yang selalu didapatnya dari berbagai kontribusi pemikiran yang mapan di dalam masyarakatnya. Penyebab itu antara lain:
1). Alam berpikir dan pertimbangan yang belum terkondisi dalam menatap zaman yang berkembang. 2).Krisis contoh ketauladanan yang ditawarkan lebih berkembang dari pada sikap konkret dari komitmen moral para orang tua.
3). Informasi yang berkembang secara multidimensi lebih diarifi anak sebagai pilihan daripada suatu yang bersifat sepihak.
4). Bertahannya mitos tentang anak dalam masyarakat cenderung sebagai obyek.
5). “Ideologi” kekerasan lebih dibiarkan berkembang dari pada solusi yang memanusiakan orang lewat cara-cara yang damai dan sejahtra.
6). Ketegasan hukum dan keadilan yang mengayomi eksistensi anak belum memadai.
7). suasana dialogis dan kemampuan melihat perbedaan dari para orang tua yang masih minim sekali.

Pertanyaan yang mengusik adalah bahwa siapa yang sesungguhnya bertanggung jawab terhadap kesenjangan ini? Apa yang dilakukan untuk anak yang putus sekolah karena ketiadaan ekonomi, anak yang berpartisipasi tetapi kurang relevan dengan pasaran kerja, nasib buruh anak yang berkerja di sector informal seperti jermal, perkebunan dan industri yang dilakukan tidak manusiawi, serta nasib anak-anak jalanan, pengemis. Sebaliknya bagaimana pula dengan anak-anak yang difasilitasi oleh berbagai kemungkinan, tetapi lebih destruktif terhadap lingkungannya dalam pengertian yang luas. Problem psikologis yang dihadapi anak ternyata mempunyai ekses negatif secara sosiologis dan peadagogis.

Oleh : Zulkarnaen Siregar

- Advertisement -

Berita Terkini