Anies Bisa Kehabisan Bensin Sebelum Lomba Dimulai

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

by Agung Wibawanto

Ini hanya analisa dari obrolan angkringan, saat saya mampir ngopi. Seperti biasa suasana di sana ramai, terlebih di malam Minggu. Terlalu banyak isu dan gosip juga yang bisa diobrolkan bagi warga angkringan. Mulai dari manuver Anies yang ke sana sini, muktamar Muhammadiyah di solo, hingga KTT G20 dan gelaran Piala Dunia 2022 juga Leslar.

Dari berbagai isu yang muncul dalam obrolan, tetap isu politik nasional masih menjadi favorit pembahasan warga. Hampir semua yang hadir mengatakan Anies melakukan curi start kampanye, dan tentu saja menjadi tidak adil bagi Ganjar. Menurut mereka Ganjar sedang “dipingit” tidak boleh apa-apa. Itu perintah.

Suara mereka yang cenderung mengarah kepada Ganjar saya anggap lumrah karena memiliki kedekatan kultural, wilayah juga mungkin (bisa saja) ada yang simpatisan partai merah. Saya hanya mendengarkan dan kadang sedikit urun rembug. Saya tanya apakah warga paham yang dimaksud kampanye dalam peraturan hukumnya (UU Pemilu)? Awalnya mereka hening sejenak.

“Nggih anu to mas, memperkenalkan diri kepada rakyat sebagai calon pemilihnya nanti,” ujar seorang warga. Saya pun menambahkan, bahwa substansinya benar tapi kurang lengkap. Terlebih, ada pengertian kampanye yang diatur dalam UU yang lebih rigit. Memenuhi unsur kampanye itu jika memang sudah memasuki agenda kampanye yang diatur KPU.

Lalu, jika kandidat ataupun partai sudah secara resmi dinyatakan sebagai salah satu peserta pemilu (pileg maupun pilpres). Berikutnya, jika disampaikan program kerja berikut visi misinya. Selanjutnya, dilengkapi dengan atribut atau alat peraga kampanye, misal bendera partai, poster dll. Jadi, Anies belum berkampanye.

Namun, jika kampanye terselubung bisa saja ditujukan kepada apa yang dilakukan Anies. Artinya, kampanye sebatas memperkenalkan diri, tentu tujuannya biar terkenal. “Lha ngoten niku pripun mas, opo adil? Sementara Pak Ganjar dilarang bicara pilpres,” ujar salah seorang lagi. “Urip kuwi opo yo adil pak?” Tanya saya. “Ono pedagang sing modale gede, awake dewe dagang modale pas-pas an. Iki mung contoh,” terang saya.

“Ono meneh. Bayi crot lahir wis sugih bondo mergo wong tuwane yo sugih. Awake dewe nganti tuwo ngene durung tau sugih. Adil mboten? Ya kalau dilihat dan dirasa-rasa pasti gak adil, tapi itulah kehidupan,” tambah saya. Menjadi keuntungannya Anies dibanding Ganjar adalah, dia memiliki kebebasan, terlebih setelah usai menjabat Gubernur DKI. AHY juga melakukan safari politik.

Sementara seperti Prabowo dan Airlangga masih dibatasi dengan kerja di kabinet. Begitupun Ganjar masih menjabat Gubernur Jateng, juga sudah keputusan partainya bahwa terkait rekomendasi capres akan ditetapkan oleh Ketum Megawati. Mekanisme internalnya kan begitu ya Ganjar harus patuh. Saya pun menyampaikan apa yang pernah dikatakan Jokowi (2012).

“Yang masang baliho itu kan bagi orang yang merasa belum dikenal rakyat jadi perlu dikenal-kenalkan.” Artinya apa? Untuk menjadi populer itu tidak harus mengenal-ngenalkan diri, tapi juga bisa melalui kerja yang ditunjukkan kepada rakyat. Jika bekerja produktif dan hasilnya manfaat buat rakyat, maka otomatis rakyat mengenal. Terlebih, cara mengenal-ngenalkan itu biayanya mahal.

“Bener mas, sampai seberapa kuatnya dana ke daerah-daerah pak Anies itu, padahal kampanye sesungguhnya belum dimulai. Bisa saja saat perang malah kehabisan logistik,” komentar bakulnya. Saya tersenyum mengiyakan. Ibaratnya lari maraton. Meski curi start tapi lama-kelamaan akan lelah duluan hingga saatnya dilalui oleh peserta lain. “Kecuali pak Anies sugih banget gak kehabisan logistik,” timpal yang lain.

Banyak yang melebihi Anies dalam hal modal materi. Namun setiap mereka memiliki pertimbangan dan perhitungan ekonomi maupun politiknya. Begitupun Anies, terlebih dia bukan seorang konglomerat. Paling besar dana yang dimiliki bersumber dari bantuan atau sumbangan. Ya, khawatir saja Anies akan terengah-engah sendiri karena kehabisan dana dan tanpa back-up bandar besar.

Malam semakin larut, saya pamit mundur.

- Advertisement -

Berita Terkini