Rekfleksi : Setiap Tahun Sumpah Pemuda

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Tiap penggal epik perjuangan bangsa Indonesia terdapat satu fakta tak terelakkan. Napak tilas sejarahnya terpancang kokoh tonggak-tonggak peradaban yang telah ditancapkan oleh kelompok (pemuda), sebut saja Boedi Oetomo (1908) sebagai tanda Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda (1928) sebagai simbol Kelahiran Bangsa Indonesia, Proklamasi Kemerdekaan (1945) sebagai tonggak Negara Indonesia dan Gerakan Reformasi (1998) sebagai upaya mengembalikan kehormatan dari otoriterisme.

Semua itu terkait erat dengan perjuangan (pemuda), karena mereka adalah para penggerak yang selalu hadir membawa perubahan disetiap episode sejarah Indonesia. Berangkat dari rasa tertindas yang sama, berbagai suku bangsa yang terjajah di Nusantara sehingga memutuskan untuk berhimpun menjadi sebuah bangsa baru bernama bangsa Indonesia.

Tentu kemudian kita ketahui, cikal bakal lahirnya “Sumpah Pemuda” dimulai pada (Kongres Pemuda I) diadakan di Jakarta 30 April – 2 Mei 1926. Tujuannya adalah menanamkan semangat kerjasama perkumpulan di Indonesia untuk menjadi dasar bagi persatuan Indonesia. Kongres Pemuda I diketua oleh M. Tabrani, wakil ketua Sumarto, sekretaris Jamaludin, bendahara Suwarso serta anggota-anggota kongres pada saat itu salah satu diantaranya adalah “Sanusi Pane” yang kita ketahui merupakan saudara kandung dari Ayahanda “Prof. Lafran Pane” yang juga merupakan sosok pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada tahun 1947.

Kemudian diadakan kembali (Kongres Pemuda II) di Jakarta pada tanggal 27-28 Oktober 1928 sehingga menghasilkan yang sekarang kita kenal (Hari Sumpah Pemuda) yang menjadi momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia, serta selalu diperingati setiap tahun pada tanggal 28 Oktober 1928 sebagai Simbol Kelahiran Bangsa Indonesia.

Di tubuh organisasi kepemudaan khususnya pelajar dan mahasiswa seringkali muncul pertanyaan: ke arah mana organisasi digerakkan? Tentu sebagai organisasi yang berisikan kalangan intelektual, terpelajar dan terdidik salah satu dilemanya adalah terlibat dalam politik praktis atau bertahan sebagai gerakan berbasis kader atau massa, hal ini kemudian menuai konflik internal. Bahkan pembeda sebenarnya adalah bagaimana kita melihat politik itu diterapkan sesungguhnya, apakah “pro rakyat” atau “kontra rakyat” inilah yang harus dikawal oleh kita, yaitu dalam hal ini mengawal setiap kebijakan yang ada.

Beberapa peristiwa terjadi baru-baru ini adalah aksi represif oleh oknum polisi kepada demonstran yang menyuarakan hak-hak rakyat pada “Era Jokowi” periode kedua kepemimpinannya. Terjadi tindak kekerasan kepada Mahasiswa yang dibanting dan dipukuli, hal seperti ini seharusnya tidak harus terjadi di negeri ini. Kebebasan Berpendapat diperbolehkan sesuai UU No. 9 Tahun 1998. Pun, pemuda pernah bersumpah kepada Indonesia akan bersatu dalam tumpah darah bangsa dan bahasa.

Walaupun waktu terus bergulir dan zaman niscaya berganti, namun janji akan selalu menuntut bukti bahwa pemuda akan selalu menghaturkan bakti serta memastikan (Hari Sumpah Pemuda) tetap relevan hingga kini. Menyedihkan jika pemuda dimasa kini ikut mempertajam perpecahan serta aktif menyebarkan ujaran kebencian, gampang hanyut pada informasi sembarangan, larut dalam propaganda politik murahan.

Indonesia adalah keberagaman yang seharusnya saling menguatkan dengan merawat tali persaudaraan dengan kuat, serta kerahkan kemampuan (Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh) untuk bangsa Indonesia. Jangan mau sekedar jadi serdadu bagi generasi tua, sebab masa depan adalah milik kita para pemuda.

Mari buat barisan sendiri selagi bisa, jangan mudah terpedaya dengan janji para berhala yang saling berebut kuasa, jadilah penenang bagi rakyat yang gelisah, serta jadilah pemuda yang baik untuk kontribusi nyata Indonesia hingga kini. Jadikan perayaan peringatan (Hari Sumpah Pemuda) setiap tahun bahwa momentum bersejarah ini harus dikenang dan dijadikan sebagai pemersatu bangsa Indonesia.

Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri. (Bung Karno)

Oleh : Randi F
Kader HMI Cabang Sangatta

- Advertisement -

Berita Terkini