Akidi Tio Sumbang Rp2 Triliun, Kadrun Malah Sumbang ke Teroris Syria

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Luar biasa. Trenyuh. Dua triliun: dua ribu miliar. Rp2.000.000.000.000. Seorang nasionalis Tionghoa, China menyumbang dana sebesar itu, agar bisa untuk memerangi Covid-19 di Sumatera Selatan. Suatu perbuatan mulia yang luar biasa. Dan yang menyumbang bukan kadal gurun yang berteriak-teriak ingin menjatuhkan Jokowi. Teduh.

Inilah karakter asli bangsa Indonesia yang membantu tanpa dibatasi sekat etnis, budaya, dan agama. Ingat pernah viral video tentang yang non-muslim tidak dilayani dalam suatu aksi vaksinasi di Jogjakarta. Perbuatan keluarga Akidi Tio adalah wujud asli karakter bangsa Indonesia yang suka gotong-royong.

Artinya di Indonesia masih banyak orang yang memiliki duit bejibun. Ada TW, ada LBP, ada pemilik Sinarmas, ada BCA, ada GG, ada Djarum, ada Prajogo P, ada Puan, ada Bobby, ada Herman H, ada Nazarudin, ada Bambang, ada Olly Dodo, ada Ciputra, ada Lipppo, ada Orang Tua, ada Konglomerat.

Di antara meraka ada orang melarat. Di sekeliling mereka ada orang biasa. Dan sekitar mereka ada orang bahagia. Di antara mereka ada orang biasa, pekerja, karyawan, buruh, dan pengusaha. Itu kehidupan. Dan di antara mereka banyak orang berhati mulia: almarhum Akidi Tio.

Perbuatan almarhum Akidi Tio dan keluarga besarnya sungguh mulia. Banyak orang super kaya (dan keluarga mereka) bernafsu ingin semakin kaya. Tak sedikit orang kaya ingin menumpuk kekayaan agar menjadi super kaya. Dan, ketika sudah superkaya – kebingungan menanti. Malah muncul pertanyaan: untuk apa uang dan kekayaan – jika tidak tahu jalan.

Di tengah pandemi almarhum Akidi Tio dan keluarga membuka mata. Tentang makna kehidupan dan kematian. Bahwa yang paling hakiki dalam kehidupan adalah ketika bisa berbagi, bisa berbuat baik untuk diri sendiri dan orang lain: orang di sekeliling kita.

Perbuatan baik keluarga Akidi Tio adalah tamparan terhadap tabiat buruk sebagian dari kita. Kita abai terhadap kenyataan kemiskinan di sekitar kita, kondisi bangsa yang tengah berduka. Sebagian kaum berbudaya kearaban justru mengeruk keuntungan. Para penipu berkedok Islam itu, seolah membela Islam, namun kenyataannya mereka tidak peduli pada kehidupan dan keislaman.

Contohnya HTI, teroris FPI, dan gerakan intoleran radikal 212 serta gerakan ACT yang mengumpulkan uang justru untuk gerakan di Timur Tengah. Terbukti ACT justru menyalurkan duit ke kota-kota kantong para teroris di Syria, di tengah keprihatinan di Indonesia. ACT mengirimkan bantuan ke kantong teroris di Aleppo yang melawan pemerintahan Assad pada 2016. Dan, narasi ACT jelas memusuhi Russia dan Assad.

Sumbangan keluarga Akidi Tio adalah wujud kepedulian dan pelajaran yang memberikan inspirasi agar seberapa BESAR dan seberapa KECIL bantuan, adalah wujud cinta kasih kepada sesama. Perbuatan yang luar biasa mencintai kemanusian. Terlepas dari sekat-sekat primordialisme, agama, suku, keyakinan, etnis, bahasa, yang senyatanya semuanya adalah warna Indonesia.

Penulis: Ninoy Karundeng

- Advertisement -

Berita Terkini