Deflasi Sumut Berlanjut Meskipun Harga Daging Ayam Naik, Gangguan Daya Beli Masih Menghantui

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin mengatakan harga daging ayam di sejumlah pasar di kota Medan pada perdagangan hari ini menyentuh 37 ribu per Kg nya mengacu Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS). Dengan posisi harga di level tersebut, maka pada dasarnya pedagang maupun produsen sudah bisa menikmati keuntungan.

“Meski demikian, sejumlah pedagang masih mengeluhkan penjualan daging ayam yang belum kembali dalam posisi normal penjualan harian, apalagi jika membandingkannya dengan penjualan di tahun lalu atau bahkan sebelum masa pandemi,” ujarnya di Medan, Sumatera Utara, Selasa (16/5/2023).

“Selain daging ayam, telur ayam juga mengalami kenaikan di bulan Mei ini, kenaikannya rata rata mencapai 1.000 per Kg. Dari posisi 26 ribuan per Kg menjadi 27 ribuan per Kg nya. Harga telur ayam mengalami kenaikan sejak pekan pertama bulan ini. Dua komoditas sumber protein ini, akan menyumbang inflasi pada bulan Mei,” jelas Benjamin.

Namun sayangnya, jelas Benjamin, deflasi yang terjadi selama 3 bulan berturut-turut (Februari-Maret-April) masih akan berpeluang berlanjut di bulan ini. Pemicunya adalah harga cabai merah dan cabai rawit serta minyak goreng yang di bulan ini masih lebih murah harganya. Harga cabai merah dan cabai rawit sejauh ini rata rata lebih rendah 30% lebih dibandingkan dengan bulan April. Harga minyak goreng curah juga mengalami penurunan rata rata 3.6%.

“Belum lagi sejumlah harga kebutuhan masyarakat lainnya seperti tiket pesawat. Yang turut diproyeksikan lebih rendah di bulan ini dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Demikian halnya harga sejumlah sayur sayuran yang juga lebih murah di bulan ini dibandingkan dengan april. Sejauh ini saya memperkirakan Sumut masih akan mencetak deflasi dalam rentang 0.01% hingga 0.12%,” kata Benjamin.

Namun demikian, sebut Benjamin, masih ada dua pekan menuju tutup bulan Mei 2023. Sehingga sejumlah harga kebutuhan masyarakat bisa saja mengalami perubahan nantinya. Saya menilai deflasi yang kalau terjadi lagi di bulan mei ini, kian mempertegas bahwa kondisi daya beli masyarakat kian memburuk. Bahkan kenaikan harga daging ayam dan telur ayam juga tidak bisa dijadikan acuan bahwa ada pemulihan daya beli karena harganya naik.

“Saya menghitung bahwa harga daging ayam dan telur ayam ini pasokannya tengah dikendalikan agar mencapai harga keekonomiannya. Dan dari hasil wawancara kesejumlah pedagang, pada dasarnya pembelian untuk dua komoditas tersebut tidak mengalami kenaikan, sekalipun harganya terpantau naik di bulan ini,” ujarnya.

Seyogyanya, lanjutnya, setelah ramadhan dan Idul Fitri selalu dibarengi dengan peningkatan konsumsi khususnya untuk acara adat atau hajatan tertentu. Fakta di lapangan memang sejumlah acara hajatan mengalami peningkatan.

“Tetapi sayangnya belum mampu memberikan perubahan besar pada konsumsi komoditas pangan seperti bumbu bumbuan. Dan bukan hajatan saja, kegiatan belajar mengajar yang sudah kembali aktif seharusnya juga mampu mendorong konsumsi masyarakat,” kata Benjamin. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini