Badko HMI Jatim Gelar Aksi Demonstrasi Tolak Kenaikan BBM Besok, 3 Poin Penting Ini Tuntutan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Surabaya – Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jawa Timur (Jatim) akan menggelar aksi penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Aksi demonstrasi yang dikeluarkan oleh Badko Jatim melalui surat intruksi nomer 124/B/SEK/02/1444 perihal pemberitahuan aksi.

Aksi demonstrasi itu akan berlangsung pada jam 13.00 hingga selesai, senin 12 September 2022.

Di mana titik lokasi kumpul di Pintu Masuk Bandara Juanda menuju Kantor Kemenkeu Kanwil DJP Jawa Timur II.

Kabid Kemaritiman dan Agraria Badko Jatim, Basri sekaligus Korlap Aksi mengatakan estimasi massa aksi diperkirakan kurang lebih 500 massa.

“InsyaAllah 500,” singkat Basri aktivis Kondang di Pamekasan tersebut saat dihubungi oleh wartawan. Minggu, (11/09/2022).

Sementara Ketua Umum Badko HMI Jatim, Achmad Surya Kusuma mengatakan bahwa Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah hal yang sangat penting dalam menopang dan mendukung aktivitas kehidupan sehari-hari manusia, baik masyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan.

Menurut Surya yang akrab disapa, hampir semua sektor lini kehidupan ditopang oleh ketersediaan dari BBM, yakni industri, pertanian, perikanan, pertambangan, dan lainnya.

Oleh karenanya, lanjut Surya, pemerintah melalui Pertamina harus menjamin dan menyediakan BBM, sehingga masyarakat umum dapat
melaksanakan kehidupan sehari harinya.

“Saat ini Indonesia berhasil menduduki posisi ke 9 sebagai penghasil minyak terbesar dalam G20. Berdasarkan data Trading Economics, produksi minyak mentah di Indonesia telah masuk 10 besar di antara negara G20 lainnya. Indonesia menempati posisi ke-9 dalam daftar ini dengan produksi minyak mentah sebesar 644 ribu barrel per hari periode September 2021. Walaupun begitu Indonesia masih menjadi
pengimpor BBM,” jelas Surya lebih jauh.

Seperti yang diketahui, kata Surya, sebagai negara netimportir atau pengimpor minyak, di mana menurut data SKK Migas, Indonesia tercatat mengimpor minyak sebanyak 500 ribu barel.

“Pada waktu lalu Rusia dan Ukraina sedang berselisih hal ini tentu berdampak bagi Indonesia khususnya kepada impor minyak, meskipun Indonesia tidak langsung mengimpor minyak dari Rusia,” urainya.

“Akan tetapi sebagian besar migas Rusia di ekspor ke negara pengekspor migas RI. Sampai pada batas waktu tertentu sumber energi (cadangan) bahan bakar transportasi jenis minyak ini akan habis, sehingga perlu adanya beberapa program/langkah nyata yang harus diambil untuk penggunaan sumber energi minyak dimaksud,” lanjut Surya menambahkan.

Konsumsi energi di sektor transportasi sangat dipengaruhi oleh tingkat pergerakan dan aktivitas manusia dalam menunjang kegiatan ekonomi. Menurutnya, bentuk pergerakan tersebut pada akhirnya akan memberikan dampak terhadap jenis angkutan, konsumsi energi dan prasarana sistem transportasi. Pertumbuhan sektor transportasi diperkirakan masih cukup tinggi di masa yang akan datang yang berakibat pada tingginya laju pertumbuhan permintaan
akan BBM.

“Bahan bakar minyak dalam penentuan harganya terbagi menjadi dua, yakni subsidi dan non- subsidi. Jenis BBM yang disubsidi akan didistribusikan dengan harga yang sudah ditentukan oleh pemerintah, dengan ketentuan jenis BBM ini mengalami penurunan harga dengan menggunakan dana dari APBN, sedangkan harga jenis non- subsidi bebas ditentukan oleh penyedia BBM,” paparnya.

Pertamina sebagai BUMN yang diberi amanat dalamproduksi dan distribusi BBM di Indonesia memliki dua produk BBM subsidi yakni Pertalite dan Biosolar, dan lima produk non-subsidi yakni Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamax Racing, Pertamina Dex dan Dexlite.

“Dengan kondisi hari ini tidak sepatutnya pemerintah negara menaikan harga BBM,Karena efek yang ditimbulkan bagi masyarakat luas sangat besar. Akan lebih bijaksana pemerintah harus lebih fokus untuk menerapkan regulasi subsidi tepat sasaran secara tegas,” sebut Surya.

Kenaikan harga BBM tidak hanya akan berpengaruh pada daya beli masyarakat, namun ekonomi secara keseluruhan akan terkena dampak yang luar biasa dari terjadinya inflasi sampai kemiskinan yang meningkat.

Berangkat dari kondisi tersebut, Badko HMI Jawa Timur dengan segenap jiwa raga yang selalu berada dalam barisan perjuangan rakyat, memiliki tuntutan, di antara lain:

1. Mendesak pemerintah untuk mencabut keputusan terkait kenaikan harga BBM.

2. Mendesak pemerintah untuk menunda proyek strategis nasional yang
tidak berdampak langsung kepada masyarakat dan mengalihkan anggaran untuk digunakan pada subsidi BBM.

3. Mendesak pemerintah untuk menerapkan regulasi pemakaian BBM bersubsidi
secara tegas dan tepat sasaran.

“Demikian tuntutan kami selaku mahasiswa dan pemuda Indonesia yang terhimpun dalam
Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Jawa Timur, semoga apa yang kami
perjuangkan ini dinilai ibadah oleh Allah SWT,” tandas Surya. (HN)

- Advertisement -

Berita Terkini