Mahasiswa Adukan Penerimaan Dosen Tetap BLU UIN-SU ke Istana Negara dan Kemenag

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Perwakilan Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Pemerhati Pendidikan Sumatera Utara (AMMP2SU) menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Kepresidenan dan Kantor Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), Senin (29/11/2021) siang.

Perwakilan AMMP2SU yang juga koordinator aksi, Irham Sadani Rambe bersama Irwandi Sembiring menyatakan, sejak kepemimpinan berinisial Prof SH sebagai oknum Rektor, UIN-SU terus menerus dilanda masalah yang membuat kampus UIN-SU jelek di masyarakat dan terus terdegradasi hingga ke titik terendah.

Berbagai kasus yang mendera seperti kasus dugaan plagiasi yang dilakukan oleh SH, kasus dugaan jual beli jabatan dan pengaturan proyek, dan yang terbaru adanya dugaan KKN dalam perekrutan Dosen Tetap BLU Non-ASN yang viral di masyarakat Sumatera Utara.

Irham menjelaskan, untuk kasus dugaan plagiasi yang menyeret nama oknum Prof SH, telah meresahkan civitas akademika di UIN-SU, namun hingga kini belum ada penyelesaian dan penjelasannnya.

Mahasiswa Adukan Penerimaan Dosen Tetap BLU UIN-SU ke Istana Negara dan Kemenag
Spanduk berisi tuntutan aksi massa terpampang di kantor Kemenag RI

Belum lagi kasus dugaan jual beli jabatan dan pengaturan proyek di UIN-SU,
kasusnya sudah ditangani Polda Sumut dan Kejaksaan Tinggi Sumut atas pengaduan masyarakat, mahasiswa dan alumni UIN-SU. Aksi-aksi demontrasi atas kasus ini untuk menuntut instansi berwenang segera menetapkan tersangka siapa yang bersalah dan bertanggung jawab atas kasus itu juga kerap terjadi, dan pihak Kejatisu menyatakan akan ada beberapa tersangka dalam kasus ini.

“Tak sampai disitu, kasus terbaru yang membuat UIN-SU semakin terdegradasi ketitik terendah adalah kasus perekrutan dosen tetap BLU yang diduga sarat dengan permainan dan aroma KKN,” jelas Irham.

Dugaan adanya permainan dan KKN itu terlihat dengan singkatnya waktu mulai dari pengumuman perekrutan hingga pengumuman akhir hasil seleksi sehingga diduga perekrutan dilakukan hanya formalitas saja sementara sudah ada orang-orang yang dipersiapkan untuk mengisi formasi yang disediakan.

Bukti adanya dugaan permainan dan KKN dalam penerimaan dosen tetap BLU itu, kata Irham diantaranya, masuknya nama anak WR 2 yang juga Ketua Pansel berinisial SK sebagai calon dosen tetap yang lulus seleksi akhir, padahal ia baru saja selesai sidang S2 nya mengalahkan puluhan senior-seniornya yang sudah memiliki pengalaman dalam mengajar.

“Kemudian ada nama FY yang merupakan tim sukses rektor, padahal diketahui ia masih menjabat sebagai komisaris di salah satu BUMN. Selain itu juga ada sejumlah nama lainnya sebagai peserta yang lulus dosen tetap BLU yang diduga adalah “titipan”.

Dugaan adanya permainan itu semakin kuat, lanjut Irham, karena dalam pengumuman seleksi akhir calon dosen tetap BLU itu, tidak ditandatangani oleh oknum Rektor SH seperti pengumuman-pengumuman tahapan seleksi lainnya. Dalam pengumuman hanya tertera Tim Pansel, tetapi juga tidak ditandatangani satupun anggota Pansel yang diketuai WR 2.

“Berbagai kasus yang terjadi itu, jelas sudah merusak nilai-nilai kejujuran dan hilangnya integritas keilmuan di UIN-SU sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi Islam. Citra UIN-SU menjadi jelek di masyarakat hingga banyak orang tua yang menjadi enggan mengkuliahkan anak-anaknya ke UIN-SU, dan itu terbukti dengan menurunnya jumlah pendaftar pada penerimaan mahasiswa pada Tahun Akademik 2021/2022 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,” kata Irham.

Agar UIN-SU tidak semakin terdegradasi, AMMP2SU meminta Kementerian Agama segera bertindak untuk menyelamatkan UINSU dari kehancuran. Karenanya mereka meminta dan mendesak Kementerian Agama untuk segera bertindak menyelesaikan kasus plagiasi, jual beli jabatan dan permaianan proyek serta dugaan kasus amoral di UIN-SU, serta memerintahkan pihak UINSU untuk melakukan perekrutan ulang calon dosen tetap BLU Non-ASN secara transparan dengan terlebih dahulu membatalkan hasil seleksi sebelumnya dan mengganti seluruh pansel.

Dan karena SH selama menjabat sebagai Rektor UINSU telah banyak menimbulkan citra buruk dan membuat UIN-SU terdegradasi dimata masyarakat, AMMP2SU mendesak Kementerian Agama RI untuk segera mengambil tindakan tegas dengan memecat SH sebagai Rektor UINSU dan menggantinya dengan pejabat yang lebih bersih dan bebas kepentingan.

Mahasiswa Adukan Penerimaan Dosen Tetap BLU UIN-SU ke Istana Negara dan Kemenag
Massa Aksi berdemonstrasi di depan Istana Negara RI

Sebelum menggelar aksi di Kementrian Agama RI, perwakilan AMMP2SU juga menggelar aksi di depan Istana Presiden untuk meminta Presiden Jokowi memerintahkan Menteri Agama segera memecat SH sebagai Rektor UIN-SU karena berbagai kasus yang terjadi di UIN-SU.

Mahasiswa Adukan Penerimaan Dosen Tetap BLU UIN-SU
Perwakilan AMMP2SU yang juga koordinator aksi, Irham Sadani Rambe memasukkan pengaduannya

Agar tuntutan mereka dapat ditanggapi oleh Presiden Jokowi, perwakilan AMMP2SU juga langsung memasukkan pengaduan mereka terkait berbagai persoalan yang terjadi di UIN-SU ke Kementerian Sekretariat Negara. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini