Ikhlaskan Tidak Berhaji Tahun Ini, Untuk Kemaslahatan Dunia Bebas Covid-19

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Talbiyah Rasulullah SAW : Labbaik Allahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, innal hamda wanni’mata lawa wal mulk, laa syarika lak…
(Artinya : Aku penuhi panggilanMu ya Allah, aku penuhi panggilanMu. Sesungguhnya segala pujian, nikmat dan kekuasaan adalah milikMu dan tidak ada sekutu bagiMu).

Kelompok Terbang pertama Calon Jamaah Haji Indonesia Tahun 2020 akan diberangkatkan pada 25 Juni menuju Madinah Al Munawarrah. Banyak pertanyaan apakah 210.000 Calon jamaah haji bisa berangkat dan melaksanakan ibadah rukun islam ke-5 di tahun 2020 ini?

Kemungkinan Haji 2020

Ikhlaskan Tidak Berhaji Tahun Ini, Untuk Kemaslahatan Dunia Bebas Covid-19
Ilustrasi

Sejak Desember 2019 terjadi wabah virus Covid-19. Sang virus berpindah antar manusia dan menyebar keseluruh dunia sesuai dengan aktifitas manusia yang terbang lintas Negara lintas benua.

Pada 11 Maret 2020 Dirjen WHO menyatakan infeksi virus ini sebagai Pandemi, saat itu kasus mencapai 118,000 kasus, menjangkau lebih 114 Negara dan menimbulkan kematian lebih 4.000 orang.

Disebut Pandemi jika penyakit baru yang belum ditemukan obatnya/vaccine menyebar keberbagai wilayah dunia tanpa terduga. Dalam status Pandemi, setiap Negara didunia dan sistem pelayanan kesehatannya harus memastikan mereka siap menangani wabah yang meluas.

Saat ini paparan virus Covid-19 sudah menjangkau 210 Negara diseluruh dunia. Jumlah kasus berjumlah 1.632.577 orang, 1.160.000an dengan kondisi sangat menularkan, yang meninggal hampir 100.000 orang dan sembuh hampir 400.000 orang.

Indonesia yang awalnya hanya 2 orang positif virus Covid-19 ditanggal 2 Maret sesuai pengumuman bapak Presiden, kini dalam sebulan sudah mencapai lebih 3.512 orang dengan kematian 306 orang, sembuh 282 orang.

Cobaan Dalam Ibadah

Ikhlaskan Tidak Berhaji Tahun Ini, Untuk Kemaslahatan Dunia Bebas Covid-19
Ilustrasi

Banyaknya kasus terinfeksi virus dan kematian, terutama disumbangkan oleh acara sosial, termasuk pertemuan keagamaan.

Satu orang saja diantaranya (mungkin tidak merasa ada gangguan penyakit, hanya karena “ketempel” dari orang lain yang dia sentuh atau menyentuh bekas jejak orang terpapar), maka ia menjadi pembawa (carrier) kedalam kelompok kumpulannya.

Meledaknya kasus di Korea Selatan, berawal dari seorang jemaat yang demam melakukan pelayanan di Gereja Shincheonji di kota Daegu pada tanggal 7 dan 16 Februari 2020. Si Ibu yang dikhabarkan “rada keras kepala” baru 17 Februari datang ke RS Cheongdo. Yang terjadi kemudian lebih 7.000 jemaat gereja terpapar Covid-19 demikian juga ratusan orang di daerah RS Cheongdo. Dua kluster Daegu dan Cheongdo mencatat sekitar 80% dari semua kasus 10.000 orang dengan kematian 208 orang,

Iran, menurut DailyExpress 9 April mengalami masa paling sulit bahkan terancam bangkrut. Iran adalah negara urutan ke-5 kasus terbanyak didunia, dengan lebih 70.000 kasus dan kematian lebih 4.000 orang. Meledaknya kasus di Iran terutama setelah adanya kegiatan ibadah di kota Qom yang biasanya berkumpul lebih setengah juta orang. Sempat diberitakan menumpuknya jenazah karena terbatasnya kemampuan RS.

Lain halnya kasus di Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Jerman, Perancis, dikarenakan masyarakatnya anggap enteng, merasa sehat, fasilitas kesehatan baik, dan tidak mematuhi protokol WHO dalam cegah virus Covid-19, sehingga sangat banyak kasus dan puluhan ribu kematian.

Uniknya, ada puluhan negara muslim sekalipun kasusnya ribuan, namun jumlah kematian rendah seperti Pakistan 71 kematian dari 4.788 kasus, Malaysia 70 kematian dari 4.345 kasus, Saudi Arabia 47 kematian dari 3.651 kasus, Qatar 6 kematian dari 2.512 kasus, Irak 70 kematian dari 1.279 kasus, dan banyak lagi, dengan jumlah kesembuhan yang tinggi.

Kebijakan Arab Saudi

Ikhlaskan Tidak Berhaji Tahun Ini, Untuk Kemaslahatan Dunia Bebas Covid-19
Net/Ilustrasi

Sebagaimana kita maklumi, Makkah, Arafah dan Madinah berada di Arab Saudi ke kota mana setiap musim haji seluruh ummat Islam yang mampu (memenuhi istithoah ibudiyah dan istithoah kesehatannya) bisa melaksanakan rukun islam ke-5 yaitu berhaji.

Raja Arab Saudi selain berfungsi sebagai kepala kerajaan Arab Saudi juga diamanahkan sebagai Pemelihara Dua Kota Suci, Makkah dan Madinah. Sehingga untuk dua kota yang menjadi bahagian hak Ummat islam sedunia, Raja Arab Saudi mempunyai tanggungjawab yang amanah untuk menjaga kesucian, keamanan dan kenyamanan para tamu Allah untuk melaksanakan Haji ataupun Umroh.

Arab Saudi juga mengalami amuk virus Covid-19. Dari infografis WHO terkini diketahui kasus positif ada 3.651 orang (hari ini bertambah sangat banyak yakni 364 orang, ini menunjukkan paparan Covid-19 masih tinggi), kematian 47 orang, sembuh 685 orang.
Kerajaan Arab Saudi merespons WHO dan pada 16 Maret 2020 saat kasus masih 100an orang, membuat kebijakan antara lain (The Straittimes) :

1.Penangguhan Jamaah Umroh
2.Penutupan Masjidil Haram pada waktu tertentu
3.Menutup sementara lokasi Ka’bah, dengan dibuatkan pembatas
4.Hanya membuka Apotik dan Supermarket
5.Menangguhkan layanan pengiriman dan seluruh penerbangan Internasional.

Kondisi Calon Haji Kita

Ikhlaskan Tidak Berhaji Tahun Ini, Untuk Kemaslahatan Dunia Bebas Covid-19
Net/Ilustrasi

Sejak terbentuknya Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) sesuai Keputusan Presiden berdasar Undang-Undang No.13 Tahun 2008, mulai tahun 2013 menjalankan fungsi pengawasan publik. Selama 6 tahun bekerja hingga 2019 banyak capaian dan perubahan yang semakin baik dan meningkatkan kepuasan jamaah.

Namun para Komisioner yang dipimpin Ketuanya H. Slamet Effendi Yusuf (Alm) yang kemudian digantikan H. Samidin Nashir didampingi Wakil Ketua H.Imam Addaruqutni dan H.Agus Priyanto beserta para Anggota KPHI H.Samsul Maarif, H.Thoha, H.Ahmed, Hj.Lilien melihat belakangan persiapan kesehatan semakin menurun, sehingga terlihat nyata angka resiko tinggi meningkat terus dari awalnya ditahun 2013 dibawah 30%, kini mencapai hampir 70%.

Disebut resiko tinggi jika berusia diatas 60 tahun, atau karena penyakit kronis seperti penyakit Jantung, Penyakit Paru, Diabetes, Penyakit Ginjal dan Kanker. Artinya dari 210.000 calon jamaah, ada 70% atau sekitar 150.000 jamaah dalam status risiko tinggi.
KPHI sudah rekomendasi agar status kesehatan calon jamaah haji dinyatakan sebagai Istithoah (kemampuan kesehatan dan kemandirian secara fisik untuk mampu melakukan ibadah). Karena ibadah haji sifatnya beraktifitas yang butuh kondisi fisik yang prima dan butuh kemandirian karena umumnya jamaah melakukan ibadah bersifat personal.

Namun sangat disayangkan standar istithoah yang kemudian dituangkan kedalam Permenkes No.15 Tahun 2016 dan Permenkes No.62 Tahun 2016 belum dilaksanakan dengan seksama.

Nyaris semua jamaah yang diwawancarai KPHI hanya diperiksa kesehatannya 1-2 kali jelang keberangkatan.

Menteri Kesehatan ketika itu, Ibu Prof.Nila F.Moeloek berulang minta kepada jajarannya agar pemeriksaan kesehatan dilakukan 2-3 tahun sebelum keberangkatan haji secara komprehensif dan kontinu.

Tingginya jumlah Penyakit Jantung dan Paru sebagai penyebab kematian dapat diperburuk dengan adanya infeksi virus Covid-19 yang merusak jaringan paru.

Gambaran Calon Jamaah Tahun 2020

Ikhlaskan Tidak Berhaji Tahun Ini, Untuk Kemaslahatan Dunia Bebas Covid-19
Net/Ilustrasi

Dari situs informasi haji diketahui bahwa jamaah tahun ini berjumlah 210.000 sampai 221.000 jamaah. Menyediakan kuota bagi jamaah usia 65-95 tahun sebanyak 1% dari kuota nasional, yaitu 2.024 orang. Jumlah jamaah usia diatas 60 tahun sebanyak sekitar 53.000 orang dari 210.000 jamaah atau sekitar 25%. Didalamnya termasuk hampir 5.000 orang berusia diatas 75 tahun.

Ada kebijakan terbaru tidak merekomendasikan adanya pendamping keluarga, kecuali jika ada sisa kuota.

Pengalaman KPHI jamaah usia lanjut ini sering mengalami sesat pulang (tidak tahu jalan pulang, sehingga hilang beberapa hari sebelum ditemukan dalam keadaan menyedihkan, atau sebahagian lagi banyak masuk ruang isolasi karena mengalami lupa/demensia dan kadang jatuh ke gangguan jiwa.

Jika melihat daftar jamaah berdasarkan usia, tampak jumlah jamaah berusia diatas 40 tahun sekitar 180.000an atau 85,7 %, ini Risiko Tinggi virus Covid-19.

Angka ini perlu kita ketahui, karena kasus yang terpapar virus Covid-19 terbanyak adalah pada usia diatas 40 tahun dan juga kelompok usia kematian tertinggi.

Ikhlaskan Diri Tidak Berhaji Tahun Ini

Ikhlaskan Tidak Berhaji Tahun Ini, Untuk Kemaslahatan Dunia Bebas Covid-19
Net/Ilustrasi

Melihat perjalanan penyakit infeksi virus Covid-19 yang masih aktif dan grafik pesebaran dan kematiannya yang masih menjulang ke atas, para ahli memperkirakan setelah juni 2020 baru mulai memasuki fase grafik datar, dan juli mulai menurun. Indonesia bukan tidak mungkin sedikit lebih lambat.

Banyak Negara sudah bekerja cegah Covid-19 sejak Januari. Sedangkan kita baru mulai ambil langkah pada bulan Maret. Dan mulai menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada awal April 2020, itupun baru Kota Jakarta, padahal ada 5-7 wilayah/Provinsi lain yang potensial menjadi episentrum baru. Apalagi jika kebijakan mudik tidak tegas pelarangannya.

Sangat tidak memungkinkan bagi Arab Saudi dan WHO untuk memberi lampu hijau untuk melaksanakan Haji tahun ini.

Jikapun Arab Saudi membuka kesempatan Haji tahun ini, akan dibatasi bagi jamaah yang berasal dari Negara yang dinyatakan telah bebas Virus Covid-19.

Ada alasan rasional kita untuk ikhlas tidak berhaji tahun 2020.
Saat musim haji, Indonesia masih dalam masa inkubasi virus Covid-19, dengan demikian status kita para Jamaah disebut Orang Dalam Pemantauan (ODP) otomatis tidak boleh bepergian.

Pemerintah, dibawah kordinasi Menteri Agama memberikan keterangan yang menenangkan calon jamaah haji.  Memberikan kepastian masa depan keberangkatan Calon tahun 2020 untuk prioritas berangkat tahun haji 2021. Sekaligus menjelaskan kedudukan Biaya Pernyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) atau Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) yang sudah ditunaikan.

Jangan timbul kekhawatiran atas uang jamaah, karena itu akan menambah beban psikologis jamaah yang bisa merontokkan kualitas mental dan kesehatan, bahkan menghilangkan motivasinya. Ini sungguh tidak diinginkan.

Kementerian Kesehatan, agar mengagendakan pelayanan komprehensif, meliputi pelayanan kesehatan haji secara kontinu, bulanan, dengan target pengendalian faktor resiko sehingga mencapai angka terendah (dibawah 25 % setara jumlah jamaah usia diatas 60 tahun), mendorong kemandirian dan secara kejiwaan tetap ikhlas dan bahagia.

Calon Jamaah haji diharapkan terus meningkatkan pemahaman ibadah dan meningkatkan kesehatan untuk mencapai kemandirian. Manfaatkan fasilitas kesehatan terdekat dan minta nasihat Dokter.

Para calon jamaah haji Indonesia, mari Bersabar dan Berbaik Sangka..

Rasulullah Muhammad SAW, pada suatu peristiwa Wabah yang mematikan, bersabda:
“Maka, tidaklah seorang hamba yang dilanda wabah lalu ia menetap dikampungnya dengan penuh kesabaran dan mengetahui bahwa tidak akan menimpanya kecuali apa yang Allah SWT tetapkan, baginya pahala orang yang mati syahid”.
(HR. Bukhari dan Ahmad)

Sabda Rasulullah Muhammad SAW:
“Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu penyakit kecuali Dia juga yang menurunkan penawarnya”. (HR. Bukhari)

#Demi Waktu, sungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran. (QS.Al Ashr 1-3).

Penulis : Dr. Abidinsyah Siregar (Ahli Utama BKKBN dpk Kemenkes RI/ Mantan Deputi Bidang BKKBN/Mantan Komisioner Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) 2013-2019/ Ketua PP IPHI/ Waka TimNas Pencegahan Virus Covid-19 PP DMI/Ketua PP ICMI).

- Advertisement -

Berita Terkini