Menghadapi MEA, Indonesia Perlu Kembangkan Technopreneur

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh: Lufriansyah, SE.,M.Ak

 

”Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (QS. Al-Ghasiyah: 17-20)” , sangat jelas sekali dalam ayat ini Allah ingin menyadarkan makhluknya untuk selalu menciptakan rasa keingintahuan yang luas akan apa yang telah terjadi dan akan terjadi di dunia ini, tentunya manusia sebagai makhluk yang mempunyai akal fikiranlah yang menjadi sasaran dalam ayat ini. Penelitian ilmiah merupakan salah satu upaya manusia dalam mempelajari kondisi, kedaan dan segala apa yang terjadi di dunia ini, dengan melakukan penelitian muncullah temuan-temuan baru yang selanjutnya akan menjadi dasar untuk penemuan selanjutnya, misalnya penemuan arus listrik , penemuan getaran suara, penemuan ilmu fisika dan sebagainya.

“Apa yang banyak terjadi hari ini adalah suatu hal yang difikir tidak mungkin terjadi di masa  dahulu”, pernyataan ini sebenarnya sangat tepat untuk kita jadikan motivasi dalam diri kita yang sering beranggapan “tidak mungkin” akan segala hal yang akan terjadi di dunia ini, seolah kata “tidak mungkin” menjadi jurang pesimisme yang membatasi pemikiran untuk menyelami lautan ilmu pengetahuan yang luas. Di masa dahulu sebahagian besar atau bahkan hampir semua orang tidak berfikir bahwa dengan alat Handphone mereka dapat berkomunikasi satu sama lain dengan jarak yang jauh, atau dengan Televisi segala informasi yang jauh dapat dinikmati,  ini adalah contoh hal yang tidak mungkin di masa dahulu yang akhirnya bisa terjadi saat ini.

Saat ini Amerika sebagai negara adikuasa , berkuasa terhadap politik dan ekonomi dunia, hampir seluruh produk yang dimiliki Amerika laris di pasar dunia mulai dari gadget sampai ke peralatan olah raga, dengan kelebihannya menciptakan kualitas yang terbaik. namun belakangan ini muncul pernyataan seorang pengamat valuta asing Nico Amer yang mengatakan bahwa hutang amerika dengan total keseluruhan mencapai USD100 trilyun dan amerika merupakan negara dengan hutang yang paling tinggi di dunia, Kondisi ini tentunya dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan akan menguntungkan Indonesia. Sebab, investor akan berbondong-bondong menanamkan modalnya ke Indonesia, dibanding ke negara maju seperti AS yang terlilit utang puluhan triliun.

Indonesia sebagai negara dengan sumber daya alam yang kaya raya, dan sumber daya manusia yang unggul tentunya bukan tidak mungkin untuk menguasai dunia ini, lalu apakah kita siap? Dengan gejolak politik yang masih saja terus menghantui, isu teror yang semakin menakutkan, program televisi yang melemahkan akal fikiran generasi penerus dan sebagainya. Apakah kita siap untuk menjadikan indonesia sebagai negara yang akan menggantikan amerika menjadi negara yang berkuasa. Kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan sumber daya alam yang baik, perbaikan infrastruktur, penataan kota yang baik, kebersihan, keamanan, perpolitikan dan tentunya perekonomian yang kuat. inilah akan menjadi modal utama indonesia untuk menyiapkan diri menjadi negara maju dan berkembang yang mungkin akan menjadi penguasa di dunia ini.

Sebagai salah satu test case, Masyarakat Ekonomi Asean mungkin salah satu tingkatan yang harus dilalui indonesia, apakah indonesia mampu memenangkan persaingan ditingkat ASEAN? bersambung…

Penulis aktif di Bidang Ekomomi Kewirausahaan ICMI Muda Sumut sekaligus Dosen di Fakultas Ekonomi UMSU

 

- Advertisement -

Berita Terkini