Sah Dilantik, FKI Tarbiyah IAIN Madura Launching Logo, Berikut Penjelasan Filosofinya

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Pamekasan – Sejumlah pengurus Forum Kajian Intelektual (FKI) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pamekasan Komisariat Tarbiyah IAIN Madura resmi dilantik.

Pelantikan tersebut bertempat di Wakil Bupati Pendopo Budaya Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Minggu (12/09/2021) .

Pelantikan sakral yang bertajuk tema, “Peran dan Fungsi FKI dengan Membangun Generasi Agamis Nasionalis” dengan menghadirkan pemateri Sulaisi Abdul Razak S. H. I. M. I. P yang juga merupakan Ketua DPA APSI Jawa Timur.

Dengan menggunakan Peci dan Gordon HMI pelantikan tersebut sambil berikrar dengan membaca Syahadat yang dipimpin langsung oleh Royhain Iqbal selaku Ketua Umum HMI Komisariat Tarbiyah IAIN Madura.

FKI Tarbiyah IAIN Madura Launching Logo
Prosesi pelantikan FKI Tarbiyah IAIN Madura Launching Logo

Selain dilantik, mereka juga me-launching hasil logo Forum Kajian Intelektual (FKI) sebagai lambang atau simbol FKI ke depan.

Najar Syarif selaku pengurus FKI Kadiv Keislaman sekaligus penggagas Logo FKI Periode 2021-2022 mengatakan filosofi awalnya Logo.

Dikatakan oleh Najar, bahwa alasan Logo itu terbentuk berawal dari selesainya LPJ FKI 2019.

“Jadi waktu itu ahen selalu mid formatur menyuruh teman teman untuk mendesain logo, akhirnya teman teman mendesain, baik punya ahen, nanang dan saya, hingga akhirnya desain saya terpilih,” kata Mahasiswa semester 3 Pendidikan Agama Islam itu, Senin (13/09/2021).

Menurutnya, filosofi logo yang didesain memiliki makna yang mendalam setelah disepakati bersama oleh pengurus FKI lainnya.

“Dimana logo itu menggambarkan makna tarbiyah yang disebutkan oleh Raqid al – Asfahani mengatakan bahwa makna tarbiyah adalah Insya usai halan fa halan ila hadid tamam, adalah sebuah pertumbuhan yang mana mana pertumbuhan itu dilakukan secara tahap demi tahap sampai batas kesempurnaan,” kata Dia.

Lanjutnya, kemudian makna segitiga itu adalah proses kita dari bawah sampai mencapai puncaknya seperti gimana prosesnya maupun actionnya selama di FKI.

“Kemudian di dalam segitiga ada logo HMI yang mana di setiap tahapan harus menjawai HMI. Kenapa harus HMI bukan Islam? karena memang HMI adalah basis/asasnya Islam,” tuturnya.

Kemudian ada lambang setengah lingkaran, lanjut Najar itu, saya maknai adalah batas kesempurnaan itu.

“Jadi setinggi apapun pasti ada batas kesempurnaan dari seseorang dalam prosesnya,” ujar Dia.

Najar pun berpesan apabila dikemudian hari untuk generasi estafet FKI apabila ada penambahan logo dan seterusnya tidak menjadi persoalan asal tidak mengubah filosofi dari logo itu.

“Asal jangan sampai merusak filosofi-nya, artinya boleh asal ada kesepakatan tapi tidak merubah filosofi nya misal ditambah dengan ini, dan semacamnya,” pungkasnya.

(Hanafi)

- Advertisement -

Berita Terkini