Pembantaian Sadis di Mabar, Psikolog Bilang Pemberitaan Berlebih Soal Kinara Bisa Timbulkan Trauma

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Yogoy

MudaNews, Medan (Sumut) – Kinara (4) masih menjalani pemulihan pascakejadian tragis yang menimpa keluarganya. Secara psikis, Kinara masih sangat membutuhkan pemulihan agar dia perlahan bisa melupakan kejadian itu.

Akhir-akhir ini pemberitaan soal Kinara hangat jadi perbincangan. Psikolog Irna Minauli mengatakan, pemberitaan yang berlebihan soal Kinara bisa berdampak buruk bagi perkembangannya.

“Pemberitaan yang berlebihan tentang korban kekerasan sering kali memberi dampak buruk bagi perkembangan anak. Mereka akan dihadapkan pada pihak-pihak yang “kepo” sehingga ingin mengetahui secara detail peristiwa yang menakutkan tersebut,” kata Irna, Selasa (18/4).

Dia menjelaskan, secara psikologis pemberitaan yang berlebihan akan membuat anak mendapat traumatis berkepanjangan. Kemungkinan juga anak akan melakukan defense mechanism atau mekanisme pertahanan diri.

“Setiap kali orang bertanya tentang peristiwa tersebut maka anak akan diingatkan kembali dengan peristiwa tersebut,” katanya.

Tentang beredarnya foto Kinara di media sosial juga bisa berdampak buruk ke perkembangannya. Baru-baru ini bahkan ada istri pejabat publik yang menampilkan foto Kinara secara gamblang tanpa dikaburkan.

Menurut Irna penyebar foto kurang bijaksana dalam menggunakan media sosial. “Kurang bijaksana sebenarnya menyebarkan foto korban tanpa diburamkan,” katanya.

Kembali dijelaskannya, anak punya kemampuan bangkit dari trauma kejadian yang menimpanya. Namun terkadang lingkungan yang mengingatkan kembali peristiwa buruk itu.

“Peristiwa besar seperti yang dialami Kinara masuk dalam kategori high profile case yang mempunyai nilai jual yang sangat tinggi sehingga mungkin setiap orang ingin menjadi bagian dari peristiwa bersejarah tersebut,” katanya.

Pemulihan Kinara bisa didukung dengan kondisi lingkungan yang membuat Kinara bangkit lagi. Itu yang harusnya juga dipahami masyarakat. Bagi mereka yang menjadi saksi bagaimana kondisi korban mungkin akan menimbulkan simpati dan belas kasih terhadap korban. Hal ini tentunya suatu hal yang positif.

“Yang perlu dijaga adalah jangan sampai wajah korban kemudian dikenali banyak orang sehingga setiap orang yang berjumpa akan menanyakan kembali peristiwa traumatis tersebut,” imbuhnya.

“Ada baiknya juga untuk mengubah nama Kinara mengingat nama tersebut sudah begitu terkenal. Kekhawatiran saya adalah ketika kelak ia masuk sekolah dan guru-guru atau teman-teman mengenali maka ia akan terus dicecar dengan berbagai pertanyaan,” pungkasnya.

Untuk diketahui Kinara adalah satu-satunya korban selamat dari pembantaian sadis satu keluarga di Pasar I Gang Tengah/Jalan Mangaan Gang Benteng, Mabar, Medan, Minggu (09/04/2017). Korban pembunuhan yaitu pasangan suami istri Riyanto (40) dan Sri Ariyani (38) kedua anak mereka, Syifa Fadillah Hinaya atau Naya (14) dan Gilang Laksono (11) dan mertua Riyanto, Marni (60).

Saat ini teesangka Andi Lala Cs sudah mendekam di tahanan untuk menjalani proses hukum.[rd]

- Advertisement -

Berita Terkini