Predator Sodomi Bikin Malu Keluarga, Begini Kondisinya!

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Indra

MUDANews.com, Tapanuli Selatan (Sumut) – Pasca terkuaknya aksi pelecehan seksual yang dilakukan SBH (35) kepada 17 anak laki-laki di Desa Janji Manaon, Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) saat memukul perasaan ibunda SBH, SH (57). Pasalnya, akibat peristiwa tersebut SH terpaksa tidak bekerja seperti biasanya lantaran malu. Sedangkan kedua adik perempuan SBH memutuskan tidak pergi bersekolah.

Saat ditemui di kediamannya yang berada di Desa Janji Manaon, Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapsel, Rabu (8/3) siang, SH menceritakan, sebelum aksi pencabulan yang dilakukan anaknya tersebut terkuak dirinya bekerja sebagai pedagang kue basah yang biasanya diantarkannya ke warung-warung yang ada di sekitar rumahnya. Namun, lantaran malu sama para tetangga atas perbuatan anaknya tersebut, SH pun memutuskan tidak menjajakan dagangannya.

“Malu kali saya. Sejak kejadian itu, saya tidak lagi menjual kue basah yang biasanya saya antar ke warung-warung,” lirihnya.

Kemudian, ibu 6 anak ini mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta 2 anak perempuannya yang tinggal bersamanya tersebut, dirinya menggunakan uang keuntungan hasil jualannya selama ini. Namun, lantaran uang tersebut kian menipis membuat dirinya pun menjadi pusing tujuh keliling.

“Ya, selama 7 hari ini kami memakai uang jualan saya yang lalu-lalu. Tapi sekarang uangnya sudah tinggal sedikit. Jadi pusing saya,” ungkap perempuan yang lahir tahun 1960 ini.

Dia berharap, kejadian ini cepat terselesaikan. Untuk itu, dia pun mengharapkan anaknya, SBH segera menyerahkan diri kepada pihak kepolisian.

“Pulanglah nak. Yang sudah terjadi sudahlah. Pertanggung jawabkan. Mamak sudah tak jualan lagi,” pintanya.

Bukan hanya dirinya saja yang menanggung malu atas perbuatan SBH, kedua adik SBH yakni SWH (17) dan HH (14) sangat terpukul atas kejadian tersebut. Akibatnya, kedua gadis belia ini pun jadi tidak mau pergi ke sekolahnya. Padahal, keduanya sudah duduk dibangku kelas 9 dan kelas 12.

“Kasihan lah sama adikmu, adikmu pun sudah seminggu tak sekolah, karena takut mereka itu,” ucap SH yang diamini SWH dan HH.

Lebih lanjut, SWH mengatakan, ketakutan tersebut lantaran dirinya merasa pihak keluarga korban akan menganiaya mereka atas perbuatan abangnya. “Takut kali kami bang. Makanya, kami gak sekolah. Nanti kami diapa-apain sama keluarga korban. Takut kali kami bang,” ungkap SWH.

- Advertisement -

Berita Terkini