Jumlah Kunjungan Wisatawan Asing Turun, Berapa Keuntungan Balige Adakan F1H2O?

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan bahwa jumlah Wisatawan Manca Negara (wisman) yang berkunjung ke Sumatera Utara (Sumut) melalui 4 pintu masuk mengalami penurunan pada bulan Januari. Besaran angka penurunannya sendiri sebanyak 26.06% dibandingkan dengan bulan Desember. Sementara itu tingkat akupansi hotel rata-rata 42.59 persen.

Hal itu katakan Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin di Medan Sumatera Utara, Rabu (1/3/2023).

“Meskipun menurun, namun tingkat hunian hotel di kota Medan pada bulan Februari kembali mengalami peningkatan. Terjadi peningkatan tingkat akupansi di atas 53% dari beberapa hotel besar yang ada di kota Medan. Bahkan saya juga menemukan ada tingkat akupansi hotel yang mencapai 63% saat menjelang ajang F1H2O di kota Medan,” kata Benjamin.

Bahkan, sambungnya, di Balige dan Parapat itu ketersediaan kamar dan tempat penginapan ludes terjual. Jadi kita tunggu saja rilis data dari BPS untuk kinerja sektor pariwisata di Sumut di bulan Februari nanti. “Karena dari hitung hitungan saya, kunjungan wisatawan di Balige maupun Danau Toba dan sekitarnya termasuk dari Kota Medan itu meningkat tajam saat ajang F1 Powerboat,” jelas Benjamin.

Dampak ekonomi yang lebih luas dari perhelatan tersebut juga sangat dirasakan oleh Balige maupun sejumlah wilayah lainnya di sekitar Danau Toba. Jika melihat antusias masyarakat yang diperkirakan sekitar 25 ribu wisatawan yang hadir selama perayaan puncak.

“Dan ada sekitar 1000 pelaku UMKM yang terlibat didalamnya. Maka potensi uang beredar saat acara puncak berlangsung di sekitar Balige itu berkisar Rp. 3,7 Milyar Hingga 5 Milyar Rupiah. Belum termasuk harga tiket untuk menonton ajang F1H2O,” imbuhnya.

Jadi, Benjamin menghitungnya begini, masyarakat atau wisatawan nusantara itu pada umumnya mulai berkumpul jam 8 hingga jam 6 sore. Nah potensi uang yang dibelanjakan dan yang saya maksud ada di jam tersebut, dan belum menghitung belanja tiket nonton. Karena untuk membeli tiket ini bukan hanya disediakan oleh panitia saja, namun juga ada yang dijual masyarakat sekitar.

“Kalau dilihat dari sisi pengeluaran masyarakat, maka pertumbuhan ekonomi di kabupaten Toba Samosir itu bisa mencapai 7.3% di kuartal pertama tahun 2023. Dan jika menambahkan investasi untuk pengembangan kawasan wisata yang diperuntukan sebagai ajang perlombaan. Dimana dari estimasi saya nilainya bisa mencapai Rp. 40 Milyar. Maka pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Toba Samosir itu bisa mencapai 11 hingga 12.5% di kuartal pertama, dengan pendekatan harga berlaku,” jelas Benjamin.

Benjamin mengatakan sangat timpang jika membandingkan pertumbuhan ekonomi kabupaten Toba Samosir tahun 2021 yang di level 2.92% (pendekatan harga rill atau konstan). Dan hitungan itu masih di kabupaten Toba Samosir saja, belum menghitung dampak ekonomi ajang tersebut pada kota Parapat kabupaten Simalungun serta dampaknya di kota Medan. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini