BULOG Gelontorkan Beras, Harga Beras Relatif Stabil, KPPU Harus Turun Tangan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Pantauan dari sejumlah pasar tradisional di kota Medan, harga beras sejauh ini masih stabil dalam rentang 9.750 hingga 13.200 per Kg nya (mulai harga beras murah hingga super). Belum ada perubahan atau mengalami penurunan. Padahal dari banyak kabar yang tersirat, BULOG telah menggelontorkan beras dengan harga yang jauh lebih miring dibandingkan dengan harga pasar saat ini.

“Dengan kualitas beras BULOG yang setara atau diatas medium. Maka harga beras BULOG yang dijual di kisaran harga 8.600 per Kg (harga tebus di BULOG), maka pedagang bisa menjual di kisaran 9 ribuan per Kg, atau setidaknya di bawah HET 9.950 per Kg nya. Jadi hitunganya saya, pada dasarnya beras BULOG ini bisa menekan harga mulai dari beras kualitas bawah hingga yang super,” jelas Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Rabu (25/1/2023).

Benjamin mengatakan masyarakat yang terbiasa mengkonsumsi beras medium dan super juga bisa membeli beras BULOG tersebut. Karena kualitasnya sama, dan tentunya bisa menikmati harga sesuai dengan HET. Nah kalau mengacu kepada harga beras kualitas bawah yang berada dalam rentang 9.750 hingga 10.100 (data pihps) di kota Medan.

“Maka masyarakat yang terbiasa mengkonsumsi beras murah bisa mendapatkan harga yang lebih miring namun dengan kualitas di atasnya. Dan pada dasarnya harga beras kualitas bawah juga bisa didorong untuk turun setidaknya dalam rentang 9.500 hingga 9.950 per Kg. Karena pedagang tetap bisa menjual beras BULOG tersebut dalam rentang angka yang sama,” imbuhnya.

Saat ini, kata Benjamin, harga beras relatif belum mengalami perubahan meskipun operasi pasar BULOG mulai dilakukan. Ada beberapa kemungkinan disitu. Pertama, masih ada stok beras pedagang yang lama dengan harga yang lebih mahal, sehingga beras BULOG belum saatnya digelontorkan di pasar. Kedua, intervensi harga yang dilakukan BULOG kurang banyak. Ketiga, ada permainan spekulan di dalamnya.

“Jadi yang perlu diwaspadai adalah oknum pedagang yang bisa saja bermanuver untuk mendapatkan keuntungan. Oknum tersebut bisa saja menumpuk barang, mengganti kemasannya, hingga melakukan pengoplosan beras. SATGAS pangan khususnya KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha-red) harus berada di pasar untuk mengawasi distribusi beras saat ini,” kata Benjamin.

Sejauh ini, kata Benjamin, ada kabar yang berhembus di pasar tradisional itu harga harga beras akan turun pada bulan maret mendatang. Kabar tersebut memang masuk akal, dikarenakan kita memasuki musim panen. Tetapi kabar tersebut justru kontradiktif dengan apa yang dilakukan BULOG saat ini. Jadi memang harus ada penelusuran mendalam agar fenomena harga beras ini terpecahkan. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini