Rudi Hartono Bangun Sampaikan Aspirasi Petani Sawit kepada Mendag Zulkifli Hasan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI Rudi Hartono Bangun SE MAP, menyampaikan aspirasi para petani sawit langsung kepada Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dalam rapat kerja yang berlangsung di ruang rapat Komisi VI Gedung Nusantara 1 Jakarta, pada Rabu (24/8/2022).

Rudi secara tegas meminta Mendag Zulkifli Hasan untuk selalu serius dalam mengambil kebijakan terkait harga sawit dan ekspor CPO sebagaimana yang diharapkan para petani sawit yang menyampaikan keluhannya langsung kepada dirinya sebagai wakil rakyat.

Rudi Hartono Bangun pun berharap Medang Zulkifli Hasan tidak seperti Mendang yang digantikannya, dimana menurut politisi dari Fraksi Nasdem ini Mendag dan Dirjennya terdahulu, lain di depan rapat kerja dengan Komisi VI, lain dibelakang saat mengambil kebijakan eksport, sehingga drama gonjang ganjing eskpor sawit dan harga minyak goreng tidak menentu seperti yang terjadi kemarin.

”Mendag harus bisa mengerek, memaksimalkan dan manaikkan harga sawit tertinggi di kisaran 4-5 ribu per kilo,” kata Rudi Hartono Bangun dalam keterangan tertulisnya kepada mudanews.com, Senin (29/8/2022).

Menurut wakil rakyat dari daerah pemilihan Sumut III ini, jika Mendag serius dalam menerapkan kebijakan yang benar-benar dan menjaga konsisten menjaga kestabilan harga sawit maka petani sawit tidak lagi megalami kerugian disebabkan harga yang anjlok.

”Mendag harus serius dengar dan menindaklanjuti aspirasi petani sawit sehingga bisa dengan harga di kisaran 4-5 ribu per kilo,” lanjut Rudi Hartono Bangun yang selalu rutin mengunjungi Dapilnya dan bertemu langsung dengan konsituennya.

Rudi mengingatkan Mendang bahwa Indonesia merupakan negara dengan kebun sawit terluas.

“Ada 15 juta hektar kebun sawit di Indonesia sesuai data terakhir yang diterimanya. Artinya kita bisa mengatur pasokan dan jenis turunan sawit yang akan kita jual ke negara lain,” jelas Rudi.

”Jadi selama ini kita diatur oleh negara lain walaupun kita sebagai negara yang punya kebun sawit terluas di dunia. Hal ini tentu merupakan kesalahan khususnya dalam manajemen tata kelola sawit dan ekspor CPO,” tambahnya.

Sebagai pembanding, Rudi merujuk pada negara Malaysia yang mampu menjaga kestabilan harga sawit ditingkat petani dan stabil ditingkat eskpor.

“Jadi perlu keseriusan sebab kalau tidak maka akan masalah lagi dan tentu merugikan petani sawit lagi,” pungkas Rudi Hartono Bangun. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini