Hore!.. Harga Kebutuhan Pokok Sudah Sampai Puncaknya, Inflasi Sumut Rendah dan Terkendali

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Harga sejumlah kebutuhan pokok di wilayah Sumatera Utara (Sumut) pada dasarnya banyak yang mengalami penurunan. Di kota Medan sebagai kota penyumbang inflasi terbesar, harga sejumlah kebutuhan pokok itu mengalami penurunan, namun sayang untuk cabai masih mengalami kenaikan. Katakanlah cabai merah rata-rata naik sebesar 10% dibandingkan dengan bulan Juni sebelumnya.

“Kalau di bulan Juni, harga cabai merah itu dikisaran 76 ribuan, di bulan ini rata rata harganya 84 ribuan. Dan hari ini harga cabai merah masih stabil di kisaran 80 ribuan per Kg. Untuk cabai rawit di bulan juli ini harganya rata rata naik 42%. Di bulan Juni harga cabai rawit berada di kisaran angka 52 ribuan per Kg, namun dibulan Juli dijual di kisaran 74 ribuan per Kg,” jelas Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benjamin di Medan, Selasa (26/7/2022).

Tetapi pada hari ini, kata Benjamin, harga cabai rawit dijual di kisaran 50 ribuan per Kg. Artinya cabai rawit ini tengah membentuk tren penurunan harga. Nah disamping sejumlah harga yang mengalami kenaikan tersebut, masih ada beberapa harga kebutuhan pokok yang mengalami penurunan. Yakni bawang merah yang rata rata turun 5% (saat ini di kisaran 40 ribuan per Kg), bawang putih anjlok sekitar 12% (saat ini dijual di kisaran 20 ribuan per Kg).

“Selanjutnya minyak goreng curah anjlok sekitar 20% (12 ribu per Kg saat ini), gula pasir turun sekitar 4.5% (saat ini di kisaran 13 ribuan per Kg) dan daging ayam anjlok sekitar 10% (sekitar 29 hingga 30 ribu per Kg saat ini). Pada dasarnya jika tidak ada gejolak harga lainnya selain harga bahan angan yangs aya sebutkan tadi. Maka Sumut pada dasarnya berpeluang mencetak deflasi atau hanya inflasi rendah di bulan ini,” imbuhnya.

Namun, sambungnya, ada kenaikan sjeumlah kebutuhan pokok yang dipicu oleh kenaikan bahan baku dari luar seperti gandum, ditambah dengan kenaikan tarif dasar listrik untuk golongan masyarakat tertentu. Secara keseluruhan saya memperkirakan inflasi di Sumut akan lebih rendah dari 0.26% di bulan juli ini. Artinya inflasi di Sumut rendah dan terkendali.

“Jika tidak ada variable yang diluar perkiraan yang mengganggu harga kebutuhan masyarakat Sumut. Maka besar kemungkinan Agustus nanti Sumut akan mencetak deflasi. Kita harapkan harga cabai dan bawang merah bisa turun lebih dalam lagi. Karena harganya saat ini kemahalan. Masa panen akan mulai terjadi di akhir agustus mendatang, dan ini tentunya akan mengurangi tekanan harga di masyarakat,” ujarnya.

Di sisi lain, ungkapnya, ada beberapa harga kebutuhan lain yang perlu kita cermati. Yakni harga yang terbentuk dari tekanan eksternal. Sejumlah harga komoditas seperti gandum, kedelai, daging dan sejumlah komoditas lainnya masih bertahan mahal sejauh ini. Kita masih harus mewaspadai kemungkinan produk turunan dari bahan baku tersebut akan mengakibatkan kenaikan sejumlah harga di tanah air.

“Seperti mie instan, tepung, roti, biskuit, gorengan, susu, tahu dan tempe serta sejumlah produk turunan lainnya. Jadi tugas pengendalian inflasi belum selesai. Masih ada sejumlah variable lain yang berpotensi memicu inflasi. Tetapi inflasi di bulan juli ini akan menjadi kabar baik bagi pengendalian inflasi di bulan selanjutnya. Saya menilai laju kenaikan harga kebutuhan pokok di Sumut sudah berada pada puncaknya dan berpeluang turun nantinya,” pungkasnya. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini