Cuaca Buruk Hingga PSBB Ketat Picu Kenaikan Harga Pangan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Sudah sekitar 4 hari kebijakan PSBB ketat atau PPKM diberlakukan di wilayah Jawa dan Bali. Dan seperti dugaan sebelumnya. Ada potensi kenaikan harga bawang merah.

“Dari pantauan saya, harga bawang merah dari pulau Jawa mengalami kenaikan sekitar 3.000 rupiah per Kg. Dari sejumlah pedagang besar atau distributor yang saya amati. Terjadi kenaikan bawang merah dari rata-rata 18 hingga 19 ribu per Kg, menjadi 21 hingga 22 ribu per Kg,” imbuh Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Kamis (14/1/2021).

Ini bisa mendongkrak harga di tingkat pengecer yang sejauh ini masih di kisaran 28 atau 29 ribuan rupiah per Kg untuk bawang dari Jawa. Sementara harga bawang lokal dari wilayah Sumut, harganya masih lebih rendah sekitar 3.000 rupiah per Kg nya. Meskipun masih belum bisa disimpulkan apakah kenaikan ini dikarenakan oleh pemberlakuan PPKM atau karena gangguan cuaca.

“Akan tetapi dari hasil pengamatan saya dilapangan. Meskipun terjadi musim panen bawang di wilayah pegunungan di Sumut. Namun dari 4 kecamatan di kabupaten karo yang kita ambil sampelnya. Panen bawang tidak sesuai dengan harapan kita. Dimana produksinya turun 40% dari biasanya akibat gangguan cuaca,” ungkapnya.

Padahal, lanjut Benjamin, petani bawang banyak menanam bawang guna mengantisipasi cuaca yang buruk di wilayah jawa saat bulan januari. Akan tetapi tidak sesuai dengan target petani sebelumnya. Kenaikan harga bawang merah dari Jawa berpeluang mengerek harga bawang merah lokal Sumut.

“Butuh setidaknya 2 atau 3 hari kedepan paling lama hingga harga bawang merah di pedagang pengecer berada di titik keseimbangan baru. Akan tetapi, sudah sebaiknya ada langkah antisipasi guna menstabilkan harga bawang merah tersebut,” jelasnya.

Benjamin memaparkan, dari hasil pantauan kita belakangan ini, gangguan harga pada komoditas pangan lebih banyak dipengaruhi oleh cuaca, distribusi, hingga masalah Covid-19 yang membuat gangguan harga pada komoditas pangan impor maupun bahan pangan lokal. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini