Kenaikan Harga Jelang Natal, Bukti Daya Beli Pulih?

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Tidak bisa dipungkiri memang, kenaikan sejumlah kebutuhan pokok saat ini bisa menjadi titik balik bagi kita untuk mengukur daya beli masyarakat. Natal dan Tahun Baru sangat identik dengan belanja masyarakat yang mengalami pemulihan.

“Sejak Maret tahun ini, kita memang tengah dihadapkan dengan masalah ekonomi yang rumit yang mengakibatkan daya beli anjlok karena pandemi Covid-19,” ujar Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Selasa (15/12/2020).

Nah kenaikan harga pangan ini bisa saja dikarenakan oleh antisipasi produsen yang terlambat merespon adanya pemulihan daya beli. Ini wajar terjadi karena banyak produsen yang terpukul bisnisnya karena pandemi selama ini.

“Kenaikan harga ini memang sudah sepatutnya disayangkan. Meskipun pada dasarnya ini bukanlah sebuah kesalahan serius. Dampak dari pandemi kemarin telah membuat banyak pelaku usaha pesimis. Dan cenderung bersikap wait and see,” jelasnya.

Nah Natal tahun ini beserta Tahun Baru akan jadi pembuktian ekonomi nasional. Jika memang terjadi lonjakan konsumsi yang tinggi, maka bisa disimpulkan memang daya beli tengah mengalami pemulihan.

“Tetapi, cara mengukurnya ini tidaklah mudah. Saya justru tetap yakin konsumsi masyarakat selama natal tahun ini tidak akan sebaik tahun 2019 silam,” ujarnya.

Jadi indikatornya masih akan menunjukan kalau ekonomi nasional tengah mengalami keterpurukan akibat pandemic Covid-19.

“Ditambah lagi pemerintah justru memangkas jumlah hari libur panjang akhir tahun. Ini juga mengakibatkan masyarakat akan kembali mengerem pengeluaran dari ekspektasi sebelumnya. Memang baik bagi pemulihan kesehatan, tetapi buruk bagi ekonomi,” ujarnya.

Disisi yang lain, meskipun ketakutan masyarakat akan Covid-19 mereda belakangan ini. Setelah ditemukannya vaksin. Akan tetapi sebagian masyarakat yang merayakan natal akan tetap membatasi ruang gerak mereka. Dan lagi-lagi ini akan memberikan pukulan bagi ekonomi nasional.

“Jadi kenaikan harga emang sudah memberikan sinyalemen pemulihan daya beli. Namun disisi lain, kebijakan pemangkasan hari libur jelas memperburuk proses pemulihan ekonomi tersebut. Sangat disayangkan, momen Natal dan Tahun Baru untuk memperbaiki daya beli masyarakat motornya berkurang dalam memutar rode perekonomian,” ujar Benjamin. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini